PEMBEBASAN PALESTINA BUTUH JIHAD NYATA DENGAN TEGAKKAN KHILAFAH


Oleh: Putri N. Ali
Penulis Lepas

Situasi di Palestina terkhusus di Gaza sudah sangat menghawatirkan, meskipun beberapa kali upaya diplomasi antara pejuang dan musuh berhasil menghasilkan genjatan senjata dan pertukaran tawanan tetapi tetap saja serangan tak kunjung berhenti, pihak musuh Zionis Israel masih saja beberapa kali melanggar perjanjian dan menyerang lebih brutal. Penderitaan setiap hari dirasakan oleh kaum muslim di Palestina tanpa tahu kapan musuh akan berhenti menyerang dan menarik pasukanya.

Kota Gaza kini sudah rata dengan tanah tidak ada lagi bangunan layak huni yang berdiri sebagai tempat berlindung. Korban di pihak warga sipil Palestina terus bertambah, didominasi oleh anak-anak dan perempuan. Juga fasilitas kesehatan yang semakin memburuk, akibat beberapa kali musuh terus membombardir rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang minim tersedia.

Segala upaya telah dilakukan oleh kaum muslim maupun warga dunia terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina tersebut. Berbagai aksi kemanusiaan baik dari penggalangan donasi, aksi turun ke jalan yang digelar dari berbagai kota besar di berbagai negara, seruan melalui sosial media, serta segala macam diplomasi dan pengadilan skala global digelar untuk menuntut dan menghentikan agresi militer oleh Zionis Israel terhadap rakyat sipil Palestina. Namun bebalnya Zionis Israel tidak kunjung menghentikan serangan terhadap warga sipil Palestina sampai sekarang.


Tak Cukup Dengan Fatwa, Palestina Butuh Aksi Nyata

Setelah 17 bulan Zionis Israel menggempur wilayah Palestina baik di Gaza maupun di Tepi Barat. Ulama Internasional akhirnya mengeluarkan fatwa yang menyerukan jihad melawan Israel. Dikeluarkan oleh International Union of Muslim Scholars (IUMS), fatwa ini didukung oleh lebih dari selusin ulama yang memiliki reputasi tinggi di kalangan umat Islam. Fatwa ini menyerukan kepada semua negara muslim untuk melakukan intervensi militer, ekonomi, dan politik guna menghentikan apa yang mereka sebut sebagai genosida dan penghancuran total di Gaza. IUMS menekankan bahwa tindakan Israel kepada warga Palestina telah melanggar hak asasi manusia dan prinsip-prinsip kemanusiaan. (Merdeka.com 5/04/2025)

Dikutip dari SINDOnews.com (05/04), Ali al-Qaradaghi, sekretaris jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS), organisasi yang sebelumnya dipimpin Yusuf al-Qaradawi, menyerukan semua negara Muslim pada hari Jumat (4/4/2025), "Untuk segera campur tangan secara militer, ekonomi dan politik untuk menghentikan genosida dan penghancuran menyeluruh ini, sesuai dengan mandat mereka."

"Kegagalan pemerintah Arab dan Islam untuk mendukung Gaza saat sedang dihancurkan dianggap hukum Islam sebagai kejahatan besar terhadap saudara-saudara kita yang tertindas di Gaza," tegas dia dalam dekrit yang terdiri dari sekitar 15 poin. Berikut 15 fatwa ulama internasional :
  • Serukan jihad melawan Israel
  • Larangan Mendukung Musuh
  • Larangan Pasokan Sumber Daya
  • Seruan untuk Aliansi Militer Bersatu
  • Meninjau Kembali Perjanjian dengan Zionis
  • Jihad Finansial adalah Kewajiban
  • Ulama Harus Berbicara
  • Boikot Entitas Pendudukan dan Sekutunya artikel
  • Seruan kepada Pemerintah As
  • Boikot Berkelanjutan terhadap Perusahaan Pendukung
  • Mendukung Gaza dengan Bantuan Penting
  • Persatuan umat
  • Doa untuk Gaza
  • Ucapan Terima Kasih dan Penghargaan kepada semua pihak mendukung Gaza.
(Viva.co.id 08/04/2025)

Menanggapi seruan jihad dari fatwa Ulama International ada berbagai macam respons. Ada yang dengan semangat mendukung lantang dan ada yang masih hati-hati, dengan berbagai macam pertimbangan melihat situasi dan persoalan dalam negeri masing-masing. Sebab tentu saja Zionis Israel masih dan akan terus didukung oleh antek-anteknya yang masih punya kepentingan dengan beberapa negeri muslim.

Meskipun ulama Internasional sudah mengeluarkan fatwa jihad tersebut, apakah bisa terealisasi dan membebaskan negeri Palestina segera?


Jihad Dan Khilafah, Solusi Hakiki Pembebasan Palestina

Sayangnya dengan sistem Kapitalisme yang diadopsi oleh negeri-negeri Muslim, upaya untuk membebaskan penjajahan secara total masih sangat sulit dilakukan. Karna umat Muslim masih terikat dengan warna bendera yang berbeda-beda, tidak dalam satu naungan komando yang sama. Apalagi jika "hanya" berupa fatwa, tentu tidaklah efektif, apalagi fatwa tidak memiliki kekuatan mengikat. Padahal kekuatan militer yang memerlukan pasukan dan senjatanya ada di tangan para penguasa yang selama ini hanya menyeru namun tidak mengirimkan pasukan. Terlebih jihad defensif selama ini sudah dilakukan oleh kaum muslimin di Palestina di bawah komando sebuah kelompok bersenjata.

Upaya membebaskan Palestina dengan jihad seperti seruan dari fatwa Ulama Internasional, sejatinya butuh komando seorang pemimpin untuk memimpin umat Muslim di seluruh dunia. Sehingga umat Muslim akan mempunyai kekuatan yang sepadan dengan musuh saat ini. Dengan demikian menghadirkan kepemimpinan seperti ini seharusnya menjadi agenda utama umat Islam di seluruh dunia, khususnya gerakan-gerakan dakwah jika memiliki tujuan ingin menolong muslim Gaza-Palestina.

Yakni yang dimaksud adalah kepemimpinan negara yang berdasarkan syariat Islam secara menyeluruh yang disebut khilafah. Ini hanya bisa tegak atas dukungan mayoritas umat sebagai buah dari proses penyadaran ideologis yang dilakukan oleh gerakan Islam yang tulus dan lurus berjuang semata demi tegaknya kembali sistem Islam. Jika umat sudah tersadarkan dengan pemikiran islam maka kekuasaan yang dzolim saat ini akan bisa segera tergantikan dengan kekuasaan berdasarkan syariat Islam. Karena umat adalah pemilik hakiki kekuasaan. Umatlah yang akan mampu memaksa penguasa yang ada untuk melakukan apa yang mereka inginkan atau menyerahkan kepada yang lain jika penguasa tersebut melakukan apa yang berbeda daripada yang umat inginkan.

Maka urusan penegakkan khilafah sejatinya menyangkut hidup matinya umat, tidak hanya untuk problem pembebasan Palestina. Maka menjadi kewajiban setiap umat muslim untuk terlibat dalam memperjuangkannya. Seruan jihad kepada tentara muslim terus dikumandangkan seiring juga seruan untuk menegakkan Khilafah. Jika kepemimpinan Islam terwujud membebaskan negeri muslim yang masih terjajah seperti Negeri Palestina akan otomatis menjadi prioritas pertama kaum muslim.

Dan untuk mewujudkan sistem kepemimpinan Islam sebagai bagian dari kewajiban umat muslim, langkah awal adalah perlu adanya pembebasan pemikiran dari penjajahan sistem kapitalisme yang sudah mengakar saat ini, digantikan dengan pemikiran Islam secara kaffah. Jika setiap muslim pemikirannya sudah lurus dan berakidah secara benar, mampu dan mau menerapkan syariah Islam secara kaffah, sudah tidak lagi disibukan oleh urusan dunia, maka kepimimpinan Islam atau khilafah mudah diwujudkan.

Sayangnya menjadi PR kita bersama meluruskan kembali pemahaman umat di era gempuran ide kapitalisme dari berbagai sisi, menyebabkan umat terus disibukan oleh urusan dunia, sehingga membuat umat jauh dari pemahaman Islam yang utuh dan tercerai berai. Seperti yang pernah disabdakan oleh Rosulullah SAW dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud no. hadits 4297 dan Ahmad 5: 278, ditashih oleh Syaikh Al Albani.

Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana orang lapar menghadapi meja penuh hidangan”.

Kemudian seseorang bertanya,“Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?

Rasulullah berkata, “Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian seperti buih di lautan.

Allah akan cabut rasa takut dari dada musuh kalian dan Allah akan mencampakkan penyakit wahn dalam hati kalian. Kemudian seseorang bertanya,” Apa itu wahn’?”

Rasulullah berkata, “Cinta dunia dan takut mati.

Wallahu a'lam bishawab.

Posting Komentar

0 Komentar