MEMBONGKAR MITOS SEKULARISME DI NEGERI-NEGERI MUSLIM


Oleh: Darul Iaz
Penulis Lepas

Salah satu kebohongan besar yang terus direproduksi dalam wacana politik dan media arus utama hari ini adalah tuduhan bahwa Islam khususnya kelompok-kelompok Islam dan tokoh-tokoh agama bertanggung jawab atas kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan yang terjadi di negeri-negeri kaum Muslim. Narasi menyesatkan ini digulirkan oleh banyak intelektual sekuler dan elit media dengan tujuan mendistorsi citra Islam serta membenarkan realitas gelap yang kini dijalani oleh umat Islam.

Dengan lantang mereka menyerukan bahwa satu-satunya solusi adalah sekularisme sistem yang memisahkan agama dari negara sambil mengandalkan retorika yang dikemas canggih namun sarat kepentingan. Mereka adalah para penjaga status quo, yang tidak ingin melihat umat bangkit dengan Islam sebagai kekuatan politik dan peradaban.


Fakta Sejarah yang Disembunyikan

Ironisnya, mereka yang mengaku rasional dan berpihak pada fakta justru menutup mata terhadap realitas sejarah yang sangat jelas: negeri-negeri Muslim telah diperintah oleh rezim-rezim sekuler selama lebih dari satu abad. Sejak runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, satu per satu negara Muslim dari Turki, Mesir, Suriah, Lebanon, Tunisia, Maroko, hingga Yaman dan negara-negara Teluk telah mengadopsi sistem sekuler Barat sebagai dasar konstitusi mereka.

Meski beberapa di antaranya masih mengibarkan simbol-simbol Islam untuk membodohi rakyat, pada hakikatnya sistem pemerintahan mereka tidak berlandaskan syariat Islam. Mereka hanya menggunakan nama Islam sebagai legitimasi semu, sementara kebijakan dan arah negara sepenuhnya dikendalikan oleh prinsip-prinsip sekularisme dan kapitalisme.


Islam Tidak Pernah Diterapkan Secara Menyeluruh

Yang menyedihkan, tidak satu pun negara di dunia Muslim saat ini yang benar-benar menerapkan syariat Islam secara menyeluruh dalam sistem pemerintahan, hukum, ekonomi, dan sosial. Sekalipun ada slogan “Islam adalah solusinya”, yang diterapkan adalah sistem warisan kolonial yang telah diganti wajahnya.

Akibatnya, umat Islam terus dililit oleh berbagai persoalan struktural kemiskinan, ketimpangan sosial, korupsi, konflik, dan kebodohan sementara penguasanya menguras kekayaan negeri demi kepentingan pribadi dan para patron mereka di Barat.


Islam adalah Solusi, Bukan Masalah

Klaim bahwa Islam telah gagal dalam mengelola pemerintahan adalah kebohongan besar yang tak berdasar. Sebaliknya, yang gagal adalah para penguasa boneka yang tunduk pada sistem sekuler yang menindas rakyat dan merusak sumber daya umat.

Islam adalah agama yang sempurna, mencakup seluruh aspek kehidupan: dari ibadah, moralitas, hingga sistem pemerintahan, ekonomi, dan sosial. Islam datang membawa keadilan, menjamin hak asasi manusia, dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, tanpa memandang ras atau agama.

Jika Islam diterapkan secara kaffah (menyeluruh), niscaya akan lahir negara yang adil, sejahtera, dan bermartabat. Sejarah telah membuktikan hal ini. Di masa Khilafah, umat Islam pernah memimpin dunia dalam berbagai bidang: sains, ekonomi, peradaban, hingga toleransi antarumat beragama.


Tuduhan yang Tidak Mendasar

Bagi mereka yang masih menuding Islam sebagai penyebab kegagalan, kami ajukan satu pertanyaan sederhana: Tunjukkan kepada kami satu saja negara yang benar-benar menerapkan syariah Islam secara menyeluruh, namun gagal memberikan keadilan dan kesejahteraan!

Jawabannya tak akan pernah ditemukan. Sebab faktanya, tidak ada negara seperti itu hari ini. Yang ada hanyalah negara-negara Muslim yang tunduk pada sekularisme, menjauhkan syariah dari kehidupan, dan meniru sistem kolonial yang telah terbukti gagal mengangkat martabat umat.


Islam Akan Kembali Memimpin Dunia

Sudah saatnya umat Islam bangkit dari kebohongan ini. Islam tidak bersalah atas kehancuran yang terjadi saat ini. Yang bersalah adalah mereka yang menolak Islam sebagai solusi, dan justru memaksakan sekularisme yang bertentangan dengan fitrah manusia.

Kita tidak butuh sekularisme. Kita tidak butuh kapitalisme. Umat hanya butuh kembali kepada Islam, diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan melalui institusi negara yang sah: Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, sebagaimana telah dijanjikan oleh Rasulullah ﷺ.

Khilafah bukan utopia. Ia adalah realitas sejarah yang pernah berdiri selama lebih dari 13 abad, memimpin umat dengan keadilan, kemakmuran, dan cahaya petunjuk. Dan dengan izin Allah, Khilafah itu akan kembali, mengakhiri zaman tirani dan membuka jalan bagi dunia yang lebih adil dan beradab.


Khatimah

Kepada para pengusung sekularisme dan penyebar kebohongan: cukuplah kalian membohongi umat. Kalian tidak akan bisa membungkam kebenaran bahwa Islam adalah satu-satunya jalan keluar dari krisis multidimensi yang menimpa umat hari ini.

Kepada seluruh umat Islam: saatnya kembali pada Islam secara total, memperjuangkan tegaknya syariat Islam dalam naungan Khilafah, dan mengembalikan kejayaan yang pernah kita miliki. Kita memohon kepada Allah ﷻ agar Dia meneguhkan langkah kita dan mempercepat datangnya kemenangan yang dijanjikan.

Allāhumma āmīn.

Posting Komentar

0 Komentar