KEADILAN DALAM ISLAM DAN PENTINGNYA PERSATUAN UMAT


Oleh: Abu Ghazi
Aktivis Dakwah

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita dihadapkan pada situasi di mana perasaan dan emosi pribadi dapat mempengaruhi keputusan kita, termasuk dalam menilai orang lain. Islam mengajarkan bahwa keadilan adalah prinsip utama yang harus dijunjung tinggi dalam segala aspek kehidupan, bahkan terhadap orang yang kita benci. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur'an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Ma'idah: 8)

Ayat ini menegaskan bahwa kebencian terhadap suatu kelompok atau individu tidak boleh menjadi alasan untuk berlaku zalim. Adil berarti memberikan hak kepada setiap orang sesuai dengan porsinya tanpa dipengaruhi oleh emosi negatif. Sikap ini lebih dekat kepada ketakwaan dan mencerminkan akhlak seorang Muslim yang sejati.


Persatuan Umat Islam dan Bahaya Ashobiyah

Selain menegakkan keadilan, Islam juga menekankan pentingnya persatuan di antara kaum Muslimin. Umat Islam adalah satu kesatuan yang kuat jika bersatu, tetapi akan menjadi lemah jika terpecah belah oleh fanatisme golongan atau ashobiyah (kesukuan yang berlebihan). Rasulullah ﷺ bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَىٰ عَصَبِيَّةٍ، وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَىٰ عَصَبِيَّةٍ، وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَىٰ عَصَبِيَّةٍ
"Bukan dari golongan kami orang yang menyeru kepada fanatisme golongan (Ashobiyah), bukan dari golongan kami orang yang berperang karena fanatisme golongan, dan bukan dari golongan kami orang yang mati dalam keadaan membawa fanatisme golongan." (HR. Abu Dawud No. 5121, dinilai hasan oleh Al-Albani)

Ashobiyah adalah pandangan jahiliyah yang menimbulkan perpecahan di antara umat Islam. Islam mengajarkan bahwa persaudaraan dalam iman jauh lebih utama daripada sekadar ikatan berdasarkan suku, ras, atau bangsa. Allah berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat: 10)


Menjadi Muslim yang Adil dan Menjaga Persatuan

Ashobiyah adalah penyakit masyarakat jahiliyah sebelum Islam datang. Mereka saling memusuhi hanya karena perbedaan suku, bangsa, atau kelompok. Islam menghapus tradisi ini dan menggantinya dengan persaudaraan sejati berdasarkan iman dan ketakwaan, oleh karena itu sebagai umat Islam, kita harus berusaha untuk:
  • Berlaku adil dalam segala situasi, baik terhadap kawan maupun lawan.
  • Menghindari fanatisme golongan (ashobiyah) yang bisa memecah belah persatuan Islam.
  • Menjadikan Islam sebagai identitas utama, bukan sekadar kesukuan atau kebangsaan.
  • Menjalin ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) yang kuat dengan sesama Muslim.

Dengan mengamalkan nilai-nilai ini, umat Islam akan menjadi lebih kuat dan tidak mudah dipecah belah oleh kepentingan duniawi dan hawa nafsu semata. Semoga kita semua selalu diberikan petunjuk oleh Allah untuk menjadi hamba-Nya yang adil dan senantiasa menjaga persatuan, karena Islam sejatinya menumbuhkan persatuan antar umatnya sebagaimana Suku Aus dan Khazraj yang selalu berperang dapat bersatu dengan hadirnya Islam. Allah ﷻ berfirman:

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali 'Imran: 103)

Wallahu a'lam bishawab.

Posting Komentar

0 Komentar