
Oleh: Zia Al-Fatih
Pemerhati Sejarah dan Politik
Islam adalah risalah yang mencakup aqidah yang harus diyakini dan syariah yang harus diterapkan. Ketika syariah Islam diterapkan secara menyeluruh, Allah ﷻ menjanjikan kehidupan yang penuh berkah bagi seluruh manusia, baik Muslim maupun non-Muslim. Sebagaimana firman-Nya:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A'raf: 96)
Peradaban Islam pernah mencapai puncaknya dan disebut sebagai "The Golden Age," di mana dunia Islam mengalami kemajuan pesat dalam berbagai bidang selama lebih dari tujuh abad dengan menerapkan syariat Allah secara total.
Namun, kejayaan itu kini hanya tinggal jejak sejarah. Kemegahan yang dahulu membangun dunia kini hanya tersisa dalam buku-buku sejarah dan bangunan monumental seperti yang terdapat di Istanbul, Turki.
Sebab-Sebab Runtuhnya Khilafah
Peradaban Islam yang agung tidak runtuh begitu saja. Ada dua faktor utama yang menyebabkan kehancurannya:
- Faktor Eksternal: Musuh-musuh Islam sejak awal tidak pernah ridha terhadap risalah Islam. Mereka selalu berupaya agar umat Islam meninggalkan aqidah dan ajarannya. Berbagai propaganda negatif terhadap Islam dilakukan untuk menanamkan keraguan di hati umat, termasuk menyebarkan fitnah terhadap Al-Qur'an dan syariah Islam. Selain itu, institusi politik Islam yang menjadi pelindung umat, yakni Khilafah, menjadi target utama serangan mereka.
- Faktor Internal: Kelemahan internal umat Islam turut mempercepat keruntuhan Khilafah. Ketika umat mulai lemah dalam keimanan dan kesadaran politik, berbagai upaya musuh Islam menjadi lebih mudah dilakukan. Ibarat tubuh yang lemah, penyakit pun mudah menyerang.
Akhirnya, pada bulan Rajab 1342 H, lebih dari satu abad yang lalu, Khilafah Utsmaniyah yang telah menaungi dunia Islam selama lebih dari 450 tahun berhasil diruntuhkan oleh konspirasi global yang melibatkan kekuatan asing dan pengkhianatan dari dalam tubuh umat sendiri.
Pembelajaran dari Sejarah
Sejarah keruntuhan Khilafah memberikan pelajaran penting bahwa umat Islam tidak boleh lengah dalam menjaga agama dan sistem politik Islam. Musuh-musuh Islam akan terus berupaya melemahkan dan menjauhkan umat dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Untuk membangun kembali peradaban Islam yang agung, umat harus mengambil langkah-langkah strategis:
- Membangun Kesadaran Sejarah Islam (al-wa’yu at-taariikhi al-islami) Umat Islam harus memahami sejarah dari sudut pandang Islam dan menyadari bahwa hilangnya Khilafah adalah salah satu peristiwa paling tragis dalam sejarah Islam. Kesadaran ini penting agar umat memahami bahwa kehilangan institusi politik Islam adalah penyebab utama dari berbagai bencana yang menimpa dunia Islam saat ini.
- Membangun Kesadaran Politik Islam (al-wa’yu as-siyaasi al-islami) Kesadaran politik harus bertumpu pada aqidah Islam yang kokoh. Umat harus menyadari pentingnya tegaknya kembali Khilafah sebagai institusi yang memungkinkan penerapan Islam secara kaffah, menjaga ukhuwah Islamiyah, serta mengembalikan kejayaan Islam.
- Menumbuhkan Kesadaran Partisipasi (al-wa’yu al-‘amali) Kesadaran sejarah dan politik harus diwujudkan dalam aksi nyata. Setiap Muslim memiliki kewajiban untuk berkontribusi dalam perjuangan menegakkan kembali Khilafah. Ini adalah fardhu kifayah yang saat ini telah menjadi fardhu ‘ain hingga Khilafah benar-benar tegak kembali.
Mewujudkan Kembali Kejayaan Islam
Untuk membangkitkan kembali peradaban Islam, umat harus terus melakukan pembinaan dan kaderisasi. Kegiatan seperti penerbitan buku, seminar, konferensi, dan kajian tentang Khilafah sangat penting untuk meningkatkan kesadaran umat. Sejarah mencatat bahwa Kongres Islam di Garut pada tahun 1924 menunjukkan bahwa para ulama dan pemimpin Islam di Indonesia pada masa itu sangat menyadari pentingnya Khilafah.
Menghalangi tegaknya Khilafah berarti mengingkari salah satu kewajiban agama yang sangat penting. Oleh karena itu, setiap Muslim harus berjuang untuk mengembalikan institusi ini agar Islam dapat kembali memimpin dunia dan membawa rahmat bagi seluruh alam.
Akhirnya, kita berharap bahwa ikhtiar ini akan mengantarkan kita pada kejayaan yang diharapkan dan menjadi amal saleh di sisi Allah SWT. Tidak ada bekal terbaik bagi kehidupan akhirat selain ketaatan kepada Allah dan perjuangan di jalan-Nya. Dengan kesadaran, persatuan, dan perjuangan umat, Insya Allah, Khilafah akan tegak kembali dan membawa kejayaan bagi Islam dan kaum Muslimin di seluruh dunia.
0 Komentar