
Oleh: Hamzah Al-Fatih
Aktivis Dakwah
Tiada ungkapan yang lebih pantas diucapkan bagi seorang Muslim yang dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan selain kalimat syukur, Alhamdulillah. Betapa tidak, Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, bulan yang Allah pilih sebagai momentum bagi umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan melalui ibadah puasa.
Allah ﷻ berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa." (TQS al-Baqarah [2]: 183)
Ketakwaan adalah derajat yang istimewa bagi seorang Muslim. Ia merupakan sebaik-baik bekal kehidupan di dunia dan kunci keselamatan di akhirat. Sebagaimana firman Allah ﷻ:
وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ
"Berbekallah kalian. Sungguh sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kalian kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal." (TQS al-Baqarah [2]: 197)
Buah Ketakwaan dari Ibadah Puasa
Imam Ibnu al-‘Arabi dalam Ahkâm al-Qur’ân menjelaskan makna la’allakum tattaqûn (agar kalian bertakwa) dalam tiga aspek utama:
- Meninggalkan Larangan Allah
Seorang Mukmin yang bertakwa akan menjauhi perbuatan dan perkataan yang Allah haramkan, baik selama bulan Ramadhan maupun setelahnya. Kesadaran ini akan menjadikan puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari dosa dan maksiat.
- Mengendalikan Syahwat dan Meningkatkan Kecenderungan Ihsan
Puasa bukan untuk melemahkan fisik, tetapi melemahkan syahwat yang mengajak pada perkara maksiat. Dengan demikian, kecenderungan takwa semakin kuat, menjadikan seorang Muslim lebih ikhlas dalam ibadah, mencintai hukum-hukum Allah, dan bersemangat menjalankan perintah-Nya.
- Menjaga Loyalitas kepada Allah dan Menjauhi Pengaruh Kaum Kafir
Puasa membentuk loyalitas sejati kepada Allah, Rasul-Nya, dan kaum Mukmin. Dengan ketakwaan, seorang Muslim akan terhindar dari meniru pemikiran, adat-istiadat, dan peradaban kaum kafir yang bertentangan dengan Islam.
Keistimewaan Ramadhan yang Penuh Berkah
Allah telah menjadikan Ramadhan sebagai bulan yang dipenuhi dengan berbagai keutamaan, di antaranya: Pintu Surga Dibuka, Pintu Neraka Ditutup, dan Setan Dibelenggu, Rasulullah ﷺ bersabda:
قَدْ جَاءَكمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وَتُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ
"Sungguh telah datang bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah telah mewajibkan atas kalian puasa di dalamnya. Pada bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." (HR Ahmad)
Al-Qur’an Diturunkan di Bulan Ramadhan
Al-Qur’an adalah petunjuk bagi manusia agar berjalan di atas jalan kebenaran. Sebagaimana firman Allah:
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ
"Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang haq dan yang batil)." (TQS al-Baqarah [2]: 185)
Pelipatgandaan Pahala
Setiap amalan kebaikan di bulan Ramadhan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Oleh karena itu, seorang Muslim seharusnya memanfaatkan bulan ini untuk meningkatkan kualitas ibadah, membaca dan memahami Al-Qur’an, berdzikir, serta memperbanyak amal shalih seperti sedekah, memberi makan orang berpuasa, dan menjalin ukhuwah Islamiyah.
Lailatul Qadar, Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan
Lailatul Qadar adalah malam penuh kemuliaan yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Allah ﷻ berfirman:
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ . وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ . لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٌ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٍ
"Sungguh Kami telah menurunkan al-Qur’an pada saat Lailatul Qadar. Tahukah engkau, apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan." (TQS al-Qadar [97]: 1-3)
Penghapusan Dosa dan Perisai dari Neraka
Ramadhan adalah kesempatan emas bagi setiap Muslim untuk menghapus dosa-dosanya dengan berpuasa secara ikhlas dan menjalankan ibadah sesuai tuntunan syariat. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Siapa saja yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan hanya mengharap ridha Allah, dosa-dosanya yang telah lalu pasti diampuni." (HR al-Bukhari)
Menjadikan Ramadhan sebagai Momentum Perubahan
Ramadhan bukan sekadar bulan untuk meningkatkan ibadah individu, tetapi juga momentum untuk melakukan perubahan yang lebih besar. Islam tidak hanya mengajarkan ibadah ritual, tetapi juga mengajarkan amar makruf nahi mungkar, yakni berjuang melawan segala bentuk kezaliman, termasuk kezaliman penguasa yang menindas umat.
Seorang Muslim yang bertakwa tidak hanya menjadikan Ramadhan sebagai bulan peningkatan ibadah pribadi, tetapi juga sebagai ajang perjuangan untuk menegakkan keadilan dan menghapus segala bentuk kezaliman. Dengan demikian, Ramadhan bukan hanya mendidik individu yang saleh secara pribadi, tetapi juga membentuk umat yang kuat dan berkomitmen pada penerapan Islam secara kâffah di seluruh aspek kehidupan.
Sebagaimana firman Allah:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan takwa yang sebenar-benarnya, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (TQS Ali Imran [3]: 102)
Penutup
Marilah kita menyambut Ramadhan dengan penuh rasa syukur, menjadikannya sebagai momentum untuk meningkatkan ketakwaan, memperbanyak amal shalih, serta berkontribusi dalam perjuangan menegakkan Islam. Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mampu meraih keberkahan Ramadhan dan istiqamah dalam ketakwaan hingga akhir hayat. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
0 Komentar