RAMADHAN: BULAN AL-QUR'AN DAN URGENSI KEMBALI KEPADA PETUNJUK-NYA


Oleh: Arslan
Penulis Lepas

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh kemuliaan. Salah satu keistimewaan utamanya adalah bahwa di bulan inilah Al-Qur'an diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia. Allah ﷻ berfirman:

شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ
"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil)..." (QS. Al-Baqarah: 185)

Al-Qur'an bukan sekadar bacaan yang indah, tetapi juga cahaya kehidupan yang membimbing manusia ke jalan yang lurus. Sayangnya, di zaman ini, banyak umat Islam yang hanya menjadikannya sebagai simbol keagamaan tanpa menerapkannya dalam kehidupan nyata. Padahal, ketika Al-Qur'an benar-benar dijadikan pedoman, keberkahan dan keadilan akan terwujud dalam setiap aspek kehidupan.


Cahaya dan Petunjuk Hidup

Allah ﷻ telah menjadikan Al-Qur'an sebagai sumber petunjuk bagi manusia agar tidak tersesat dalam menjalani kehidupan. Al-Qur'an menjelaskan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang halal dan mana yang haram, serta bagaimana seharusnya manusia hidup sesuai dengan aturan Allah. Allah berfirman:

إِنَّ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَهۡدِي لِلَّتِي هِيَ أَقۡوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ أَجۡرًا كَبِيرًا
"Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar." (QS. Al-Isra': 9)

Namun, ketika manusia berpaling dari petunjuk Al-Qur'an, maka kehidupannya akan menjadi sempit dan penuh dengan kesulitan. Ini telah terbukti dalam berbagai aspek kehidupan saat ini, di mana aturan yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an justru membawa ketidakadilan dan penderitaan bagi banyak orang.


Krisis Pengelolaan Sumber Daya Alam

Salah satu bukti nyata bahwa umat telah berpaling dari Al-Qur'an adalah dalam pengelolaan sumber daya alam. Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam, tetapi kesejahteraan tidak dirasakan oleh seluruh rakyat. Sebaliknya, hanya segelintir elit dan oligarki yang menikmati kekayaan tersebut, sementara rakyat kecil justru menderita akibat eksploitasi yang tidak adil.

Seharusnya, kekayaan alam ini dikelola sesuai dengan hukum Islam, di mana sumber daya alam yang melimpah merupakan milik umum dan harus digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Ketika pengelolaannya tidak berpijak pada Al-Qur'an, maka yang terjadi adalah ketimpangan, kemiskinan, dan ketidakadilan.


Mengapa Al-Qur'an Harus Dijadikan Sumber Keberkahan?

Allah ﷻ telah menegaskan bahwa mengikuti hawa nafsu dan hukum buatan manusia akan membawa kehancuran, sementara mengikuti Al-Qur'an akan membawa keberkahan. Allah berfirman:

وَلَوْ اَنَّهُمْ اَقَامُوا التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِمْ مِّنْ رَّبِّهِمْ لَاَكَلُوْا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ اَرْجُلِهِمْۗ مِنْهُمْ اُمَّةٌ مُّقْتَصِدَةٌ
"Dan sekiranya mereka benar-benar menjalankan (hukum) Taurat, Injil, dan (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhan mereka, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka..." (QS. Al-Ma'idah: 66)

Artinya, jika umat Islam benar-benar kembali kepada hukum Allah, keberkahan akan melimpah dari segala arah. Namun, kenyataannya, hukum-hukum Islam telah ditinggalkan, dan digantikan dengan sistem buatan manusia yang penuh dengan kepentingan segelintir orang.


Kewajiban Menerapkan Al-Qur'an

Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah dalam ibadah ritual, tetapi juga dalam tata kelola kehidupan berbangsa dan bernegara. Al-Qur'an bukan hanya untuk dibaca dan dihafal, tetapi juga harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Dalam Al-Qur'an, Allah memberikan peringatan kepada manusia agar tunduk kepada hukum-Nya. Jika gunung saja bisa hancur karena takut kepada Allah, maka seharusnya manusia lebih tunduk dan patuh kepada Al-Qur'an:

لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ
"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah..." (QS. Al-Hasyr: 21)

Maka, menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk tidak hanya membaca dan menghafal Al-Qur'an, tetapi juga memperjuangkan agar aturan-aturannya diterapkan dalam kehidupan nyata. Tanpa penerapan Islam secara kaffah (menyeluruh), umat Islam akan terus mengalami keterpurukan.


Kembali Pada Al-Qur'an Agar Hidup Mulia

Bulan Ramadhan adalah momentum terbaik untuk kembali kepada Al-Qur'an, bukan hanya dalam bacaan, tetapi juga dalam pengamalan. Umat Islam harus menyadari bahwa solusi dari berbagai krisis yang terjadi saat ini terletak pada penerapan hukum Allah. Ketika Al-Qur'an dijadikan pedoman dalam setiap aspek kehidupan, maka keberkahan dan keadilan akan terwujud.

Sudah saatnya kita berhenti hanya menjadikan Al-Qur'an sebagai pajangan di rumah atau bacaan di bulan Ramadhan saja. Al-Qur'an harus kembali menjadi pedoman utama dalam kehidupan pribadi, masyarakat, dan negara. Hanya dengan cara inilah umat Islam akan kembali berjaya dan meraih keberkahan dari Allah ﷻ.

اَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُوْنَۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ
Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)? (QS. Al-Ma'idah: 50)

Wallahu a'lam bishawab.

Posting Komentar

0 Komentar