IDUL FITRI BERDARAH DI GAZA: PULUHAN WARGA TEWAS DALAM SERANGAN ISRAEL


Oleh: Alex Syahrudin
Jurnalis Lepas

Perayaan Idul Fitri di Gaza yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan justru diwarnai oleh duka mendalam. Serangan udara Israel yang terus berlangsung menyebabkan puluhan warga Palestina tewas dan banyak lainnya terluka. Hingga kini, belum ada tanda-tanda berakhirnya agresi di wilayah tersebut.

Dilansir dari Al Jazeera, pada Minggu, 30 Maret 2025, serangan udara Israel menghantam tenda-tenda pengungsi dan rumah-rumah warga di Gaza saat umat Muslim tengah merayakan Idul Fitri. Setidaknya 35 orang tewas di Rafah dan Khan Younis akibat bombardir yang terjadi sejak dini hari.

Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan bahwa 15 jenazah pekerja medis ditemukan di Rafah, setelah menjadi sasaran tembakan Israel. Citra satelit eksklusif yang diperoleh kantor pemeriksa fakta Al Jazeera menunjukkan sedikitnya lima kendaraan penyelamat dihancurkan oleh militer Israel dalam serangan tersebut.

Situasi di Jalur Gaza semakin memburuk dengan berhentinya pengiriman bantuan sejak awal Maret 2025. Banyak warga Palestina yang terpaksa melaksanakan salat Idul Fitri di atas reruntuhan masjid dan di tempat penampungan darurat. Tradisi perayaan yang biasanya dilakukan, seperti berbagi makanan dan hadiah, tidak dapat dinikmati oleh anak-anak dan keluarga yang kehilangan tempat tinggal mereka.

Salah satu anak pengungsi di Gaza, Wissam Nassar, mengatakan bahwa taman hiburan yang dulu mereka kunjungi kini telah rata dengan tanah. "Kami tidak bisa menemukan satu pun wahana untuk bermain. Kami menghabiskan Idul Fitri dengan mencari air atau mengumpulkan kayu untuk api," ujarnya.

Sejak dimulainya serangan Israel pada 7 Oktober 2023, lebih dari 50.200 warga Palestina telah terbunuh, mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Ratusan ribu orang terluka, sementara jutaan lainnya terpaksa mengungsi. Pengadilan Kriminal Internasional bahkan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang.

Gencatan senjata sempat berlangsung sejak Januari 2025, namun kembali dilanggar oleh Israel pada 18 Maret, yang menyebabkan 900 orang tewas dalam waktu singkat. Hamas disebut telah menerima proposal gencatan senjata yang diajukan oleh mediator, namun Israel justru mengajukan syarat baru yang memperumit perundingan.

Hingga kini, serangan masih terus berlangsung di Gaza. Warga Palestina yang seharusnya merayakan Idul Fitri dengan damai, justru harus menghadapi ketakutan dan kesulitan hidup akibat perang yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Posting Komentar

0 Komentar