
Oleh: Alex Syahrudin
Pemerhati Politik dan Perubahan
Ferry Irwandi, seorang mantan PNS yang kini aktif sebagai konten kreator dan pengamat sosial, kembali menjadi sorotan setelah pernyataannya yang keras menentang RUU TNI. Dalam video terbarunya, ia menegaskan bahwa dirinya baik-baik saja meskipun menghadapi berbagai tekanan dan perubahan dalam hidupnya. Namun, apakah benar ia dalam kondisi aman, atau justru ini adalah bagian dari strategi bertahan dalam tekanan?
Narasi Perlawanan terhadap RUU TNI
Ferry secara gamblang mengkritik isi RUU TNI yang dinilai dapat mengancam supremasi sipil. Ia menegaskan bahwa militer seharusnya tetap berada dalam ranah pertahanan negara, bukan masuk ke dalam urusan sipil. Kritiknya terhadap revisi undang-undang ini bukan sekadar opini biasa, melainkan telah menjadi isu yang menyita perhatian publik dan bahkan mengantarkannya pada titik di mana kehidupannya "berubah."
Pernyataannya bahwa "kehidupan gua berubah" setelah mengkritik RUU ini memberi indikasi bahwa ada dampak besar yang ia alami, baik dari segi sosial maupun tekanan dari pihak tertentu. Seperti yang diungkap dalam analisis akun facebook Nezzsalem AshShiira, ini bisa menjadi tanda bahwa Ferry tengah berada dalam ancaman atau pengawasan.
Tanda-Tanda Tekanan dan Pembingkaian Narasi
Salah satu indikasi bahwa Ferry mengalami tekanan adalah upaya pembunuhan karakter yang ia hadapi. Di media sosial, berbagai akun mulai membangun narasi negatif terhadap dirinya, mulai dari membenturkan dengan pihak tertentu hingga mengaitkan dirinya dengan aktor politik lain. Bahkan, ada upaya menciptakan perpecahan di antara kelompok aktivis dengan menyusupkan narasi dari dalam.
Tidak hanya itu, simbolisme dalam video Ferry juga mencerminkan adanya pesan tersembunyi. Salah satu yang menarik adalah penyebutan karakteristik dari permainan Dota 2, di mana ia menggunakan analogi skill "Sunstrike" dari karakter Invoker. Sunstrike adalah serangan jarak jauh yang dapat menghantam target tanpa diketahui. Bisa jadi ini adalah refleksi dari situasi Ferry sendiri, yang merasa serangan terhadap dirinya datang dari pihak yang tidak terlihat.
Selain itu, ia juga menyebut band Vicky Prasetyo yang bernama "KUDETA," yang dalam konteks ini bisa saja merupakan kode atas situasi politik yang lebih besar. Apakah Ferry ingin menyampaikan bahwa ada kekuatan tersembunyi yang sedang bermain di balik RUU TNI ini? Atau apakah ia ingin mengingatkan publik bahwa ada pihak yang sedang merancang perubahan besar melalui cara-cara yang tidak kasat mata?
Pergeseran Fokus: Strategi Bertahan?
Salah satu perubahan besar dalam hidup Ferry adalah keputusannya untuk meninggalkan Twitter dan memilih fokus pada pendidikan. Ia mengumumkan bahwa dalam lima tahun ke depan, prioritas utamanya adalah mendirikan kampus serta menyelesaikan pendidikan hingga jenjang doktoral.
Bagi sebagian orang, ini bisa diartikan sebagai langkah strategis untuk menghindari konflik langsung dan membangun pengaruh jangka panjang melalui jalur pendidikan. Namun, bagi yang lebih skeptis, ini juga bisa berarti bahwa Ferry sudah tidak bisa lagi berbicara dengan kebebasan yang sama seperti sebelumnya.
Dalam video tersebut, ada indikasi bahwa ia ingin menyampaikan sesuatu yang lebih dalam, namun harus berhati-hati dalam menyampaikannya. Keputusannya untuk "mencari ruang aktualisasi lain" bisa saja merupakan bentuk kompromi terhadap tekanan yang ia hadapi.
Kesimpulan: Sebuah Alarm bagi Demokrasi?
Kasus Ferry Irwandi mencerminkan betapa sulitnya bagi seorang individu untuk menyuarakan kritik terhadap kekuasaan tanpa menghadapi konsekuensi yang serius. Jika benar bahwa ia mengalami tekanan atau pembungkaman, maka ini bukan hanya ancaman bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi kebebasan berbicara dan demokrasi di Indonesia.
Dalam situasi seperti ini, publik harus lebih waspada dan kritis terhadap segala bentuk manipulasi informasi serta upaya sistematis untuk membungkam suara-suara yang berseberangan dengan kekuasaan. Seperti yang dikatakan Ferry, "satu dibungkam, satu lagi akan melawan." Artinya, selama masih ada kesadaran dan perlawanan dari masyarakat, tekanan semacam ini tidak akan mampu membungkam kebenaran sepenuhnya.
Pertanyaannya sekarang, apakah Ferry benar-benar baik-baik saja? Atau ini hanyalah permulaan dari sesuatu yang lebih besar?
0 Komentar