
Oleh: Ummu Atika
Penulis Lepas
Pernyataan Gegabah Trump, dilansir dari BBC news Indonesia (6-2-2025), Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menyatakan bahwa Amerika Serikat akan mengambil alih dan memiliki Gaza. Penduduk Gaza akan direlokasi (dipindahkan) ke negara tetangga seperti Mesir dan Yordania. Bahkan sekitar 2 juta warga Gaza diusulkan untuk direlokasi ke Indonesia.
Donald Trump beralasan bahwa Gaza tidak aman untuk dihuni karena masih terjadi peperangan dan seluruh infrastruktur di sana sudah hancur. Warga Gaza perlu direlokasi secara permanen agar mereka tenang dan bahagia. Selanjutnya Gaza akan diambil alih dan dibangun kembali menjadi hunian serta wisata Riviera Timur Tengah milik Amerika. Inilah rupanya tujuan Amerika sebenarnya. Dia ingin Gaza jadi miliknya.
Rencana Donald Trump langsung menuai kecaman dari berbagai pihak seperti negara-negara timur tengah dan dunia internasional. Bahkan di London Inggris, negara sekutu Amerika, sekitar 150 ribu orang turun ke jalan. Mereka serentak berdemonstrasi menolak pencaplokan Gaza dan pembersihan etnis Palestina dari tanah airnya oleh Amerika (Sindonews.com, 16-2-2025).
Relokasi Bukan Solusi
Negara-negara internasional berpendapat bahwa solusi untuk masalah Palestina dan Israel adalah Solusi Dua Negara. Relokasi warga Palestina bukan solusi yang diharapkan karena pengusiran paksa warga tergolong pelanggaran berat terhadap hukum internasional.
Ucapan Trump bahwa relokasi bertujuan agar warga Gaza tenang dan bahagia hanya tipuan belaka dan suatu kebohongan besar, karena tujuan sebenarnya adalah Trump ingin mencaplok wilayah Gaza. Dukungan Amerika pada Zionis Israel sengaja untuk menghancurkannya agar jadi alasan relokasi warganya.
Amerika benar-benar penjahat licik yang sombong dan sekarang berlagak sebagai polisi dunia seenaknya hendak mengambil alih dan mengelola Gaza secara permanen. Trump mengatur warga Gaza harus pindah ke mana dan harus diterima oleh siapa. Kalau benar-benar mau menolong, harusnya warga Gaza direlokasi ke wilayah Amerika sendiri.
Selain itu, relokasi besar-besaran warga Gaza ke negara tetangga, ditolak oleh negara tujuan seperti Mesir dan Yordania. Karena mengurus pengungsi sekitar 1.8 juta jiwa membutuhkan sarana dan prasarana yang tidak sedikit serta akan mengganggu stabilitas negeri.
Faris Amer, aktivis Forum Palestina di Inggris menyatakan, Tolak campur tangan Amerika Serikat di Gaza. Gaza bukan milik Trump. Gaza juga bukan milik Netanyahu. Fakta, setiap inci tanah Palestina adalah milik Rakyat Palestina.
Tanah Palestina adalah tanah air kaum muslim, tanah yang diberkati Allah ﷻ. Haram membiarkan tanah ini dikuasai penjajah Zionis Israel dan Amerika. Relokasi warga ke negara lain sama saja dengan menyerahkannya secara cuma-cuma kepada penjajah.
Solusi Islam untuk Palestina
Solusi Islam dinyatakan oleh Allah ﷻ dalam QS Al Hajj: 39 yang artinya "Telah diijinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya...". Bahkan dalam QS Al Baqarah: 191, Allah berfirman "Perangilah mereka di mana saja kalian jumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian."
Allah ﷻ memerintahkan kaum muslim untuk berperang (jihad) melawan musuh yang menyerang dan merampas tanah airnya. Penjajah harus diusir. Jika penduduknya tidak mampu, maka wajib bagi penduduk sekitarnya untuk membantu karena sesama muslim adalah saudara, ibarat satu tubuh. Anggota badan yang satu sakit, maka anggota badan yang lain ikut merasakan demam dan mencari solusinya.
Kaum muslim di seluruh dunia seharusnya mendukung warga Gaza yang saat ini masih dijajah Israel dan para sekutunya. Bentuk dukungannya bukan dengan solusi dua negara apalagi relokasi warga Palestina karena keduanya malah memberi ijin penjajah untuk menetap di negeri Palestina yang diberkahi. Perang Palestina bukan masalah kemanusiaan tetapi perang agama antara Islam dan selainnya.
Dukungan yang bisa diberikan oleh kaum muslim untuk warga Gaza antara lain dengan membuka perbatasan negeri untuk menyalurkan bantuan bagi warga Gaza; menyediakan penampungan sementara bagi para wanita, lansia dan anak-anak; dan mengirimkan pasukan militer untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel.
Kaum muslim juga harus menjaga Palestina agar tidak dijadikan wilayah di bawah kendali asing, termasuk PBB. Keputusan PBB yang menjadikan Yerusalem (Palestina) sebagai wilayah di bawah kewenangan internasional merupakan makar dari negara-negara Barat yang ingin merebut Yerusalem dari tangan kaum muslim.
Maka sangat diperlukan persatuan umat Islam untuk saling menjaga satu sama lain. Andaikan Khilafah masih tegak, tidak akan ada negari muslim yang dijajah orang kafir. Karena ada Khalifah, junnah (pelindung) umat Islam.
Wallahu a'lam bisshawab.
0 Komentar