
Oleh: Arslan
Penulis Lepas
Kedatangan bulan suci Ramadhan memang masih sekitar sepekan lagi. Namun, suasana tarhîb (penyambutan) Ramadhan sudah mulai terasa di tengah kaum Muslimin. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan selalu dinantikan dengan penuh sukacita, layaknya 'tamu agung' yang hanya datang sekali dalam setahun. Antusiasme ini wajar, mengingat banyaknya keutamaan yang terkandung dalam bulan penuh berkah ini.
Namun, sebelum Ramadhan tiba, ada satu bulan yang sering kali luput dari perhatian, yaitu bulan Sya’ban. Padahal, Sya’ban memiliki keistimewaan tersendiri dan menjadi momen penting untuk mempersiapkan diri menyambut Ramadhan. Rasulullah ﷺ bersabda:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Bulan Sya’ban bulan antara Rajab dan Ramadhan adalah bulan saat manusia lalai. Sya’ban adalah bulan yang di dalamnya dinaikkan berbagai amal manusia kepada Tuhan alam semesta. Oleh karena itu, aku amat suka, ketika amalku dinaikkan (kepada Allah), aku dalam keadaan berpuasa.” (HR an-Nasa’i)
Hadis ini menunjukkan bahwa Sya’ban adalah bulan istimewa, di mana amal manusia diangkat kepada Allah ﷻ. Oleh karena itu, hendaknya kita memperbanyak ibadah dan amal shalih seperti shalat sunnah, shaum sunnah, sedekah, zikir, membaca Al-Qur'an, serta dakwah dan amar makruf nahi mungkar. Dengan demikian, ketika amal kita diangkat kepada Allah, kita berada dalam keadaan terbaik.
Teladan Rasulullah ﷺ dalam Bulan Sya’ban
Rasulullah ﷺ memberikan contoh nyata dalam memanfaatkan bulan Sya’ban dengan memperbanyak shaum sunnah. Aisyah ra. berkata:
وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dalam satu bulan dibandingkan dengan pada bulan Sya’ban.” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Selain memperbanyak shaum sunnah, generasi salafush-shâlih juga mengisi bulan Sya’ban dengan memperbanyak tilawah Al-Qur’an. Imam al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Imân menyebutkan bahwa ketika Sya’ban tiba, para Sahabat dan Tabi’in semakin fokus dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Bahkan Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menyebut Sya’ban sebagai Bulan Al-Qur’an, karena pada bulan inilah kaum Muslim mulai meningkatkan intensitas tilawah dan tadabbur Al-Qur’an sebelum memasuki Ramadhan.
Selain itu, mereka juga memperbanyak sedekah. Tujuannya adalah agar orang-orang fakir dan miskin memiliki cukup bekal untuk menjalankan ibadah puasa dengan tenang. Dengan begitu, mereka tidak perlu bersusah payah mencari makanan untuk sahur dan berbuka.
Mensucikan Jiwa Sebelum Ramadhan
Bulan Sya’ban adalah waktu yang tepat untuk melatih diri dalam berbagai ketaatan sebelum memasuki Ramadhan. Ini juga menjadi kesempatan untuk bertobat dan menyucikan jiwa agar dapat memasuki Ramadhan dalam keadaan bersih dari dosa. Rasulullah ﷺ bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللهِ، فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah dan mohonlah ampunan-Nya. Sungguh aku pun biasa bertobat kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.” (HR Muslim)
Tobat yang benar (tawbat'an nashûhâ) menuntut pelakunya untuk meninggalkan segala bentuk dosa dan maksiat. Hal ini mencakup dosa kepada Allah maupun dosa terhadap sesama manusia. Rasulullah ﷺ mengingatkan:
مَنْ ظَلَمَ قِيدَ شِبْرٍ مِنَ الأَرْضِ طُوِّقَهُ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ
“Siapa saja yang berbuat zalim meski hanya menyerobot sejengkal tanah (milik orang lain), niscaya akan ditimpakan kepada dirinya tujuh lapis bumi (pada Hari Kiamat).” (HR al-Bukhari)
Pesan bagi Para Pemimpin
Persiapan menyambut Ramadhan bukan hanya untuk individu, tetapi juga bagi para pemimpin. Mereka memiliki amanah besar dalam menjalankan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ وَهُوَ غَاشٌ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
“Tidaklah seorang hamba (pemimpin) yang telah Allah amanahi untuk mengurusi urusan rakyatnya, lalu dia mati dalam keadaan menzalimi rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan surga bagi dirinya.” (HR Ibnu Hibban)
Karena itu, bulan Sya’ban adalah momen yang tepat bagi para pemimpin untuk segera menghentikan segala bentuk kezaliman, menegakkan keadilan, dan menjalankan amanah dengan benar.
Latihan Menuju Derajat Takwa
Sebagaimana diketahui, tujuan utama dari ibadah puasa Ramadhan adalah membentuk pribadi yang bertakwa. Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Telah diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu pernah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” (TQS al-Baqarah [2]: 183)
Namun, ketakwaan tidak bisa diraih secara instan. Dibutuhkan latihan dan pembiasaan. Salah satunya dengan mulai memperbanyak amal shalih sejak bulan Sya’ban. Dengan begitu, saat Ramadhan tiba, ibadah bisa dijalankan dengan maksimal dan mencapai tujuan utama yaitu ketakwaan kepada Allah.
Kesimpulan
Bulan Sya’ban adalah waktu yang tepat untuk mempersiapkan diri sebelum memasuki Ramadhan. Latihan ini bisa dimulai dengan memperbanyak shaum sunnah, shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, bersedekah, memperbaiki akhlak, serta meningkatkan aktivitas dakwah dan amar makruf nahi mungkar. Dengan demikian, saat Ramadhan tiba, kita sudah terbiasa dalam ketaatan dan dapat menjalankan ibadah dengan lebih baik.
Ramadhan adalah bulan penuh ampunan dan keberkahan. Namun, bagaimana mungkin seseorang berharap mendapat ampunan jika belum bersungguh-sungguh bertobat sebelumnya? Karena itu, manfaatkanlah bulan Sya’ban sebaik-baiknya sebagai ajang penyucian diri dan persiapan menuju Ramadhan yang penuh berkah.
0 Komentar