REFLEKSI KONDISI NEGERI DAN UPAYA MENUJU PERUBAHAN


Oleh: Dzaki Fadil
Penulis Lepas

Dalam beberapa pekan terakhir, tagar #IndonesiaGelap menjadi trending di media sosial seperti X, Facebook, dan platform lainnya. Tagar ini muncul sebagai respons terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, mulai dari ketidakadilan hukum, kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada rakyat, hingga masalah korupsi yang masih merajalela. Namun, mengapa isu ini tidak banyak diangkat oleh media mainstream? Apa yang sebenarnya terjadi di negeri ini, dan bagaimana solusi yang bisa ditawarkan untuk mengatasi kegelapan yang dirasakan oleh rakyat?


Akar Masalah

Diskusi yang digelar dalam program Fokus UI Official Channel mengupas tuntas berbagai persoalan yang melatarbelakangi munculnya tagar #IndonesiaGelap. Salah satu narasumber, Siddiq Rabbani, Ketua Gerakan Mahasiswa Pembebasan (GEMA Pembebasan), menjelaskan bahwa aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat ini muncul secara organik dari keresahan rakyat. Demonstrasi yang terjadi di 26 kota dan kabupaten ini menuntut perubahan dalam berbagai aspek, mulai dari kebijakan ekonomi, pendidikan, hingga penegakan hukum.

Siddiq menegaskan bahwa masalah yang dihadapi Indonesia saat ini bukanlah hal baru. Korupsi, nepotisme, dan kebijakan yang tidak pro-rakyat telah menjadi masalah kronis yang terus berulang. Dia juga menyoroti bahwa media mainstream cenderung tidak memberitakan aksi-aksi ini secara luas, sementara media asing justru memberikan perhatian besar. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah ada tekanan dari pemerintah terhadap media untuk tidak memberitakan aksi-aksi protes ini?


Ekonomi Terpuruk

Dari sudut pandang ekonomi, Rizal Taufikrahman, seorang pakar ekonomi, menjelaskan bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah justru memperburuk situasi. Efisiensi ini dianggap tidak tepat sasaran karena justru mengurangi alokasi anggaran untuk sektor-sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Padahal, sektor-sektor ini seharusnya menjadi prioritas untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Rizal juga menyoroti bahwa kebijakan efisiensi ini berpotensi menurunkan produktivitas ekonomi. Misalnya, pengurangan anggaran untuk infrastruktur akan menghambat pembangunan yang seharusnya menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Selain itu, kebijakan ini juga berdampak pada daya beli masyarakat, yang semakin tertekan akibat inflasi dan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok.


Kritik terhadap Pemerintah

Ustaz Ismail Yusanto, seorang tokoh agama, memberikan perspektif yang lebih mendalam tentang akar masalah yang dihadapi Indonesia. Menurutnya, masalah yang terjadi saat ini adalah akumulasi dari ketidakadilan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Hukum yang tidak adil, nepotisme, dan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat telah membuat masyarakat semakin frustasi.

Ustaz Ismail juga mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap tidak memiliki prioritas yang jelas. Misalnya, pembangunan proyek-proyek besar seperti kereta cepat dan pemindahan ibu kota dianggap tidak sejalan dengan kebutuhan mendesak rakyat, seperti lapangan kerja dan akses pendidikan yang terjangkau. Dia menegaskan bahwa pemerintah seharusnya lebih peka terhadap aspirasi rakyat dan memberikan solusi yang konkret, bukan sekadar janji-janji kosong.


Peran Generasi Muda

Dalam diskusi ini, peran generasi muda, khususnya mahasiswa, menjadi sorotan utama. Siddiq menegaskan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam mengkritisi kebijakan pemerintah dan memperjuangkan perubahan. Meskipun ada sebagian pemuda yang memilih untuk mencari peluang di luar negeri, Siddiq mengajak generasi muda untuk tetap berjuang di dalam negeri dan menjadi agen perubahan.

Ustaz Ismail juga menekankan pentingnya generasi muda untuk tidak hanya fokus pada masalah-masalah cabang, tetapi juga melihat akar masalah yang lebih besar, yaitu sistem yang tidak adil. Dia menyarankan agar mahasiswa tidak hanya berhenti pada tuntutan-tuntutan praktis, tetapi juga menggugat sistem yang ada, termasuk sistem demokrasi yang dianggap tidak lagi berpihak pada rakyat.


Solusi

Diskusi ini menegaskan bahwa masalah yang dihadapi Indonesia saat ini membutuhkan solusi yang fundamental. Rizal menyarankan agar pemerintah lebih fokus pada kebijakan yang pro-rakyat, seperti meningkatkan lapangan kerja dan memperbaiki daya beli masyarakat. Sementara itu, Ustaz Ismail menekankan pentingnya perubahan sistemik, termasuk menggugat sistem demokrasi yang dianggap tidak adil.

Siddiq menambahkan bahwa solusi terbaik untuk mengatasi kegelapan yang melanda Indonesia adalah dengan kembali kepada nilai-nilai Islam. Menurutnya, hanya dengan menerapkan sistem yang berdasarkan pada nilai-nilai keadilan dan kesejahteraan yang diajarkan oleh Islam, Indonesia bisa benar-benar terlepas dari kegelapan.


Kesimpulan

Tagar #IndonesiaGelap adalah cerminan dari kekecewaan rakyat terhadap kondisi negeri yang semakin tidak berpihak pada mereka. Namun, di balik kegelapan itu, masih ada harapan untuk perubahan. Generasi muda, khususnya mahasiswa, memiliki peran penting dalam memperjuangkan perubahan tersebut. Dengan semangat perjuangan dan komitmen untuk memperbaiki negeri, Indonesia bisa kembali menjadi negara yang diridhai oleh Allah ﷻ.

"Habislah gelap, terbitlah terang!"

Posting Komentar

0 Komentar