
Oleh: Alex Syahrudin
Penulis Lepas
Ustaz Felix, dalam sebuah diskusi, menjelaskan bahwa poligami dalam Islam bukanlah kewajiban atau sunah, melainkan mubah (boleh dilakukan, tapi tidak ada pahala atau dosa jika tidak dilakukan). "Poligami itu seperti baju. Boleh pakai warna pink, tapi bukan berarti semua harus pakai warna pink," ujarnya. Artinya, poligami adalah pilihan, bukan keharusan.
Namun, banyak pria yang menggunakan dalil agama untuk membenarkan keinginan mereka berpoligami, padahal mereka belum memenuhi banyak sunah-sunah lain yang lebih mudah, seperti menyantuni anak yatim, menghormati orang tua, atau pergi umrah. "Aku malas banget dengan laki-laki yang ngomong poligami itu sunah, padahal dia belum melakukan banyak sunah lain yang lebih mudah," kata Ustaz Felix.
Keadilan dalam Poligami
Salah satu syarat utama poligami dalam Islam adalah keadilan. Allah berfirman dalam Al-Qur'an: "Jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka nikahilah seorang saja." (QS. An-Nisa: 3). Keadilan di sini mencakup nafkah, perhatian, dan perlakuan yang setara terhadap semua istri.
Namun, Ustaz Felix mengakui bahwa keadilan absolut hampir mustahil dicapai. "Adil bukan berarti membagi rata 50-50. Tapi adil dalam konteks memenuhi hak-hak dasar istri, seperti nafkah, perlindungan, dan pendidikan anak," jelasnya. Ia mencontohkan, jika seorang suami tidak bisa memenuhi hak istri pertama, bagaimana mungkin ia bisa memenuhi hak istri kedua?
Ketika Istri Menolak Poligami
Bagaimana jika istri menolak suaminya berpoligami? Ustaz Felix menjelaskan bahwa istri memiliki hak untuk menolak poligami. "Istri boleh bilang, 'Aku tidak mau dipoligami.' Itu haknya. Yang tidak boleh adalah menolak hukum poligami itu sendiri," ujarnya. Artinya, istri boleh menolak dipoligami, tapi tidak boleh menyangkal bahwa poligami adalah bagian dari syariat Islam.
Jika suami tetap bersikeras berpoligami, istri memiliki pilihan untuk meminta cerai. "Istri bisa bilang, 'Kalau kamu mau poligami, silakan, tapi cerai dulu aku.' Itu tidak dosa," tambahnya. Namun, Ustaz Felix menekankan bahwa komunikasi adalah kunci. "Ngobrol baik-baik dengan suami. Tanyakan, apa tujuan hidupnya? Apa yang dia cari dengan poligami? Kalau dia bilang untuk ibadah, tanya lagi, ibadah mana yang belum dia lakukan?"
Poligami vs Selingkuh
Banyak yang berargumen bahwa lebih baik poligami daripada selingkuh. Namun, Ustaz Felix menolak argumen ini. "Itu sama saja seperti bilang, 'Mau bunuh satu orang atau dua orang?' Tidak ada pilihan 'for the greater good' dalam Islam," tegasnya. Ia menambahkan bahwa selingkuh tetaplah dosa, dan poligami bukanlah solusi untuk membenarkan perilaku tidak setia.
"Kalau istri tidak memenuhi kebutuhan suami, itu bukan alasan untuk selingkuh atau poligami. Suami harus ngobrol baik-baik dengan istri, bukan malah cari alasan," ujarnya. Ia juga mengingatkan bahwa dalam Islam, suami wajib membuat istri senang sebelum meminta haknya. "Rasulullah mengajarkan, 'Buatlah istri senang dulu, baru minta hakmu.' Bukan langsung marah-marah," tambahnya.
Poligami di Zaman Modern
Poligami sebenarnya bukan hal baru dalam sejarah manusia. Bahkan sebelum Islam, praktik poligami sudah ada, dan Islam datang untuk membatasinya. "Zaman dulu, orang bisa punya puluhan istri. Islam datang membatasi maksimal empat," jelas Ustaz Felix. Tujuannya adalah untuk melindungi hak-hak perempuan dan memastikan keadilan.
Namun, di zaman modern, poligami seringkali dipraktikkan dengan alasan yang tidak jelas. "Banyak pria yang berpoligami karena hawa nafsu, bukan karena alasan yang benar-benar dibutuhkan," ujarnya. Ia mencontohkan kasus-kasus di mana poligami justru merugikan istri pertama dan anak-anaknya.
Jangan Takut Bersuara
Bagi perempuan yang merasa tertekan karena suaminya ingin berpoligami, Ustaz Felix menyarankan untuk berbicara terbuka. "Perempuan punya kekuatan besar dalam komunikasi. Ngobrol baik-baik dengan suami, tanyakan apa tujuan hidupnya, apa yang dia cari dengan poligami," ujarnya. Ia juga mengingatkan bahwa perempuan memiliki hak untuk meminta cerai jika suaminya tidak bisa memenuhi hak-haknya.
"Jangan takut bersuara. Kalau suami tidak bisa memenuhi hakmu, lebih baik pisah daripada hidup dalam ketidakadilan," tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya perempuan memahami hak-haknya dalam Islam, termasuk hak atas nafkah, perlindungan, dan pendidikan anak.
Poligami Bukan Solusi untuk Semua Masalah
Poligami dalam Islam adalah pilihan, bukan keharusan. Ia memiliki syarat dan tanggung jawab yang berat, terutama dalam hal keadilan. Banyak pria yang menggunakan dalil agama untuk membenarkan keinginan mereka berpoligami, padahal mereka belum memenuhi banyak kewajiban lain dalam Islam.
Bagi perempuan, penting untuk memahami hak-haknya dan tidak takut bersuara jika merasa tidak adil. Komunikasi yang baik antara suami dan istri adalah kunci untuk menghindari konflik dalam rumah tangga. Poligami bukanlah solusi untuk semua masalah, dan setiap keputusan harus dipertimbangkan dengan matang, dengan mengutamakan keadilan dan kesejahteraan semua pihak.
0 Komentar