KERUSAKAN MENTAL GENERASI, ISLAM SOLUSI HAKIKI


Oleh: Tety Kurniawati
Aktivis Dakwah dan Pemerhati Generasi

Jutaan remaja Indonesia kini menghadapi masalah kesehatan mental yang semakin serius. Berdasarkan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey 2024, tercatat bahwa 34,9 persen atau sekitar 15,5 juta remaja mengalami gangguan kesehatan mental. Fenomena ini semakin menjadi perhatian nasional yang mendesak untuk segera ditangani (disway.id, 16-02-2025).


Penyebab Kerusakan Mental Generasi

Dilansir dari ayosehat.kemenkes.co.id (6-04-2025), menurut WHO ada beberapa hal yang berpotensi menjadi faktor risiko penyebab gangguan kesehatan mental. Antara lain, faktor genetik (riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan mental), faktor ekonomi (kehilangan pekerjaan, kemiskinan dan ketidakpastian masa depan), faktor fisik (trauma kekerasan fisik dan seksual), serta faktor sosial (mengalami diskriminasi, stigma tinggal di lingkungan yang buruk dan tidak terkecuali media sosial).

Media sosial sebagai konsekuensi atas perkembangan dunia digital menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi generasi muda. Berbagai platform media sosial memungkinkan mereka untuk terhubung dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia, mengakses berbagai informasi secara cepat, mengeksplorasi minat, hingga menjadi sarana berbagi edukasi dan kreativitas. Namun di balik berbagai kelebihan tersebut, ada sejumlah resiko yang memungkinkan terjadi atas penggunaan media sosial yang berlebihan dan tak bijak. Seperti cyber bullying, rasa takut tertinggal tren baru atau fear of missing out (FOMO), standar kecantikan maupun pencapaian duniawi yang cenderung tidak realistis, serta kecanduan digital yang berpengaruh terhadap kesehatan mental remaja.

Exposur berlebihan terhadap standar sosial yang tidak realistis menyebabkan terjadinya gangguan mental kian tinggi. Media sosial tidak hanya mempengaruhi cara pandang remaja terhadap dunia secara keseluruhan. Tetapi juga mempengaruhi kesehatan mental mereka secara signifikan. Wajar jika angka kerusakan mental generasi terus meningkat, seiring kian mudah dan masifnya mereka mengakses internet.

Beberapa faktor di atas saling berkelindan dan mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Hingga sulit untuk menunjuk salah satu faktor sebagai penyebab utama. Berbagai lini kehidupan berpotensi menciptakan tekanan bagi kesehatan mental remaja. Menegaskan bahwa penyebab maraknya kerusakan mental pada generasi muda bukan semata karena faktor kerentanan generasi yang lemah secara individu. Namun merupakan problem sistemis yang muncul atas penerapan sistem.


Kapitalisme Merusak Mental Generasi

Besarnya jumlah remaja yang terpapar penyakit mental menunjukkan gagalnya negara membina generasi. Cita-cita bangsa mewujudkan generasi emas 2045 terancam kandas, jika kondisi yang sama terus dibiarkan berulang dan tidak segera dicari jalan keluar.

Negara yang secara sadar menerapkan kapitalisme sekulerisme, menciptakan corak kehidupan bermasyarakat dan bernegara hari ini. Kapitalisme yang berorientasi pada pencapaian materi, menjadikan kesuksesan dan kebahagiaan manusia ditentukan oleh banyaknya kenikmatan duniawi yang dimiliki. Alhasil, selalu ada tren baru untuk diikuti. Sekedar sebagai pembuktian eksistensi. Ketidakmampuan memenuhi tuntutan gaya hidup dan capaian prestasi duniawi yang diinginkan ini yang kemudian menghancurkan mental generasi.

Setali tiga uang dengan kondisi tersebut, Dunia pendidikan kapitalis melahirkan generasi bergaya hidup sekuler nan penuh kebebasan. Jauh dari menjadikan ajaran agama sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan. Akibatnya, remaja kehilangan jati dirinya dan gagal memahami penyelesaian shahih atas persoalan hidupnya. Merebaknya penyakit mental jadi hal yang niscaya.


Islam Menjaga Kesehatan Mental Generasi

Kepemimpinan Islam memiliki tanggung jawab untuk melahirkan generasi cemerlang yang berkualitas. Hal ini hanya dapat terwujud melalui penerapan berbagai sistem kehidupan sesuai syariat Islam. Sistem pendidikan wajib berbasis akidah Islam. Kesiapan orangtua maupun masyarakat dalam mendukung proses pembentukan generasi menjadi tanggungjawab negara. Sinergi antara ketiga hal tersebutlah yang memastikan terbentuk generasi yang diharapkan.

Khilafah akan menerapkan sistem ekonomi Islam yang menjamin hadirnya kesejahteraan. Terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat berupa sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan dengan kualitas layanan prima. Efeknya kondisi mental masyarakat, khususnya generasi muda terjaga kesehatannya

Selain itu, negara akan menetapkan kebijakan untuk menjauhkan remaja dari segala pemikiran yang bertentangan dengan Islam. Segala bentuk konten media cetak maupun elektronik harus tunduk dengan kebijakan tersebut. Termasuk memfilter penyiaran konten dengan segala bentuk ide, tren dan budaya didalamnya yang berpotensi menyebabkan blunder dengan persoalan hidup generasi muda. Konsekuensinya kesehatan mental generasi akan senantiasa terjaga. Wallahu a'lam bishawwab.

Posting Komentar

0 Komentar