KASUS FRONTIER AIRLINES DAN KHABIB NURMAGOMEDOV APAKAH ISLAMOPHOBIA?


Oleh: Hamzah Al-Fatih
Penulis Lepas

Kisah Khabib Nurmagomedov, mantan petarung UFC tak terkalahkan, baru-baru ini menjadi viral setelah insiden yang melibatkan maskapai penerbangan asal Amerika Serikat, Frontier Airlines. Dalam insiden tersebut, Khabib mengaku mengalami perlakuan diskriminatif yang kemudian menuai reaksi besar dari publik.


Kronologi Insiden Pengusiran

Pada 11 Januari 2025, Khabib sedang berada di penerbangan Frontier Airlines nomor 4401 dari Las Vegas menuju San Francisco. Ia duduk di barisan kursi dekat pintu darurat. Menurut video yang beredar, seorang pramugari meminta Khabib pindah dari kursi tersebut. Alasannya, ia dianggap tidak memenuhi syarat untuk duduk di sana. Khabib menolak karena merasa tidak ada alasan jelas untuk memintanya pindah. Ia juga menjelaskan bahwa ia fasih berbahasa Inggris dan paham prosedur keselamatan.

Namun, pramugari tetap bersikeras, bahkan memanggil petugas keamanan. Alih-alih membuat keributan, Khabib akhirnya memilih meninggalkan pesawat dengan tenang. Dalam unggahan di Instagram, Khabib menuliskan bahwa perlakuan tersebut tidak adil dan mungkin terkait diskriminasi rasial atau agama.


Respon Publik dan Frontier Airlines

Postingan Khabib di Instagram mendapat lebih dari 900.000 like dan 22.000 komentar. Banyak netizen mengecam tindakan maskapai tersebut. Akibatnya, Frontier Airlines menjadi sasaran kritik, termasuk di media sosial mereka, yang dibanjiri komentar negatif. Bahkan, nilai saham maskapai tersebut dilaporkan mengalami penurunan sehari setelah insiden viral.

Frontier Airlines membantah tuduhan diskriminasi. Dalam pernyataan resminya, mereka menyebutkan bahwa Khabib tidak merespons instruksi pramugari terkait prosedur keselamatan FAA, sehingga diminta untuk pindah atau keluar dari pesawat. Maskapai juga mengklaim telah mengembalikan uang tiket Khabib dan rekan-rekannya.


Islamofobia atau Kesalahpahaman?

Insiden ini memunculkan tuduhan islamofobia terhadap Frontier Airlines, terutama karena Khabib merupakan seorang muslim dan berasal dari Dagestan, Rusia. Organisasi advokasi muslim terbesar di Amerika Serikat, Council on American-Islamic Relations (CAIR), meminta maskapai tersebut untuk melakukan investigasi transparan atas insiden ini.

Islamofobia di Amerika Serikat memang menjadi isu sensitif, terutama setelah peristiwa 11 September 2001. Banyak muslim melaporkan diskriminasi di berbagai aspek kehidupan, mulai dari tempat kerja hingga transportasi umum. Meski demikian, survei menunjukkan bahwa generasi muda Amerika lebih menerima keberagaman, termasuk terhadap komunitas muslim.


Khabib dan Kelasnya sebagai Figur Publik

Ketenangan Khabib dalam menghadapi situasi ini menuai pujian. Ia tetap tenang dan hormat meski merasa diperlakukan tidak adil. Sikap ini menunjukkan karakter Khabib yang tidak hanya tangguh di arena pertarungan, tetapi juga sebagai individu yang bijak menghadapi tekanan.

Sebagai salah satu atlet paling populer di dunia dengan rekor tak terkalahkan dalam 29 pertarungan UFC, Khabib telah menjadi ikon global. Kekayaan bersihnya yang mencapai Rp651 miliar pada 2025 tidak membuatnya sombong, bahkan ia lebih memilih kelas ekonomi dibandingkan kelas bisnis saat bepergian.


Pelajaran dari Insiden Ini

Kasus Khabib dengan Frontier Airlines membuka diskusi penting tentang bagaimana perusahaan harus menangani pelanggan mereka, terutama figur publik. Lebih dari itu, insiden ini menjadi pengingat bahwa diskriminasi dalam bentuk apapun tidak seharusnya terjadi, apalagi di dunia yang semakin multikultural.

Pada akhirnya, Khabib sekali lagi menunjukkan bahwa ketenangan dan kerendahan hati adalah kunci menghadapi situasi sulit. Ia bukan hanya seorang juara di arena, tetapi juga di luar ring.

Posting Komentar

0 Komentar