Oleh: Lilis Sumyati
Pegiat Literasi
Demam Berdarah Dengue (DBD) memang penyakit yang sudah lama muncul di permukaan dan bukan merupakan penyakit baru. Akan tetapi kewaspadaan kita pada penyakit ini perlu ditingkatkan. Apalagi di musim penghujan yang terjadi sekarang ini mengakibatkan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi penyebab dari penyakit DBD semakin banyak.
Dilansir dari laman detik.com (13/12/2024), sebanyak 2.541 warga kabupaten Bandung terjangkit DBD. Dari jumlah tersebut sebanyak 37 orang dinyatakan meninggal dunia. Data tersebut direkap dari awal tahun hingga bulan Oktober 2024.
Kepala Bidang pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Bandung, Purwitasari menyatakan saat ini masih melakukan pendataan terkait dengan kasus DBD di bulan November. Dirinya mengklaim angka kasus DBD telah mengalami penurunan. Namun demikian, masyarakat harus tetap waspada terjadinya lonjakan kasus baru, mengingat saat ini di Kabupaten Bandung sedang mengalami peralihan musim.
Berbagai upaya sudah dilakukan meliputi kampanye PSN (pemberantasan sarang nyamuk) yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penyimpanan air, memanfaatkan sampah bernilai ekonomis, dan plusnya itu mencegah gigitan nyamuk pakai abate atau kelambu. Namun upaya-upaya tersebut belum mampu mengendalikan angka DBD yang terus bertambah dari masa ke masa.
Penderita DBD di Indonesia terus meningkat dan berulang tiap tahun. Penyuluhan 3M dan foging terus dilakukan, tetapi tidak memberi solusi tuntas. Mengingat Indonesia adalah wilayah tropis dan subtropis, yang mengakibatkan kejadian DBD berulang dengan kenaikan yang berbeda-beda setiap tahunnya. Karenanya pemerintah seharusnya lebih serius dalam mencegahnya.
Hanya saja, sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini justru menjadi tantangan terberat dalam penanganan penyakit menular dan berbahaya. Sistem ini menciptakan kondisi kemiskinan yang terstruktur, sehingga menjadi salah satu faktor terberat dalam penanggulangan masalah kesehatan. Salah satunya, masyarakat sulit memiliki tempat tinggal yang layak dan bersih. Tidak hanya itu, kemiskinan menjadikan masyarakat lemah dalam memenuhi gizi harian sehingga imunitas tubuh mereka rentan terkena penyakit menular ini.
Selain itu, tata kelola perkotaan yang semakin semrawut. Lingkungan kumuh yang tidak dikelola dengan baik oleh negara menjadikan penyebaran penyakit yang semakin mudah dan meluas. Hal ini ditambah dengan kepadatan penduduk yang kian meningkat namun tidak diimbangi dengan kualitas tempat tinggal yang layak.
Berbeda dengan Islam, di mana pemerintah bertanggung jawab terhadap semua kebutuhan hajat publik seluruh masyarakat. Termasuk masalah kesehatan yang akan diselesaikan secara holistik dan tidak setengah-setengah, mulai dari pencegahan hingga pengobatan.
Rasulullah ï·º bersabda,
“Imam adalah ra’in (pengurus) dan ia bertanggung jawab atas urusan rakyatnya” (HR. Al Bukhori).
Dalam mekanisme preventif, Islam akan meletakkan pilar-pilar yang mendorong dan mewujudkan masyarakat hidup sehat dan bersih.
Pertama, jaminan kesehatan setiap individu adalah menjadi tanggung jawab negara sepenuhnya. Mulai dari aspek pembiayaan kesehatan, penyedia dan pelayanan kesehatan, penyelenggara pendidikan SDM kesehatan, penyedia sarana dan fasilitas kesehatan dan tata kelola infrastruktur publik lainnya yang berkaitan dengan terlaksananya sistem kesehatan.
Kedua, pola hidup bersih sangat dianjurkan dalam Islam, sehingga negara akan mengedukasi kepada masyarakat perihal pencegahan penyakit ini.
Ketiga, negara akan membiayai secara gratis riset dan teknologi untuk mencegah DBD maupun penyakit lainnya. Termasuk vaksin gratis bagi seluruh rakyat.
Keempat, negara akan memberikan kesejahteraan ekonomi bagi rakyat termasuk penyediaan lapangan kerja agar memudahkan mereka memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Jika rakyat sejahtera, makanan dan nutrisi mereka akan tercukupi sehingga lahirlah masyarakat yang sehat. Jika rakyat sehat, maka imunitas akan meningkat sehingga terhindar dari penyakit.
Penanganan kesehatan dalam Islam akan menciptakan masyarakat yang sehat dan unggul. Wabah penyakit pun dapat diatasi, kesehatan masyarakat pun dijamin oleh negara sepenuhnya. Semua ini hanya bisa terwujud dengan menerapkan Islam secara kaffah.
“Wallahualam bissawab.”
0 Komentar