![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMxrYcfvmv43y_QDL8jHRs8Dyf-gKzGI3FQbYBm9ZttGK_T2mURwvmCh6vk50nvRm-hsmQuKxRwBn7Sf7Fgll29gjdRxtkbgzpcBY3aQrKhKoCy_fR5V_ak9a3eJYyCC5WRuFvLHtBnaufl7g5-k7lKY3cYWGxnkEWqvkN9MQNulioGGxx1Ssp9Dv4/s16000/Gudang-Opini-Gas-Habis.jpg)
Oleh: Rika Dwi Ningsih
Jurnalis Lepas
Jakarta dan Tangerang tengah menghadapi kelangkaan gas elpiji 3 kg yang menyebabkan warga kesulitan mendapatkan kebutuhan utama mereka untuk memasak. Sementara itu, di beberapa daerah lain seperti Surabaya dan Yogyakarta, harga gas bersubsidi ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Kelangkaan gas elpiji 3 kg terjadi di Karang Anyar, Jakarta Pusat, sejak sepekan terakhir. Berdasarkan pantauan di salah satu agen di Jalan C, Nomor 9 Karang Anyar, para pembeli datang silih berganti dengan membawa tabung gas kosong, tetapi mereka harus pulang dengan tangan hampa karena stok telah habis.
Ningrum (42), warga Kelurahan Kartini, Sawah Besar, mengaku harus mencari gas hingga ke agen yang berlokasi di luar kelurahannya. "Tadi pas saya datang, orang agennya bilang gasnya sudah habis, jadi saya pulang lagi," ujarnya, Selasa (28/1/2025). Ia bahkan harus mendatangi empat tempat berbeda, termasuk dua warung dan dua agen, tetapi tetap tidak mendapatkan gas.
Nasib serupa dialami Laila (38), warga Sawah Besar, yang datang membawa tiga tabung gas tetapi tidak berhasil mendapatkan pasokan.
Di Tangerang, kelangkaan gas 3 kg juga mulai terasa dalam sepekan terakhir. Akibatnya, harga gas melonjak dari Rp 22.000 menjadi Rp 25.000 per tabung. Andi, warga Kelapa Dua, mengeluhkan situasi ini. "Biasanya setiap minggu beli mudah, sekarang harus keliling cari ke beberapa tempat. Kalau ada, harganya bisa sampai Rp 25.000," katanya.
Di luar Jakarta dan Tangerang, harga elpiji 3 kg mengalami kenaikan di beberapa daerah. Di Surabaya, harga eceran tertinggi (HET) naik dari Rp 16.000 menjadi Rp 18.000 per tabung, sesuai dengan keputusan Gubernur Jawa Timur yang mulai berlaku pada 15 Januari 2025. Beberapa warga berharap agar kenaikan harga ini tidak diikuti dengan kelangkaan pasokan. "Di rumah ya pakai LPG 3 Kg buat masak. Sebenarnya agak menyayangkan harganya naik, tapi semoga stoknya aman," ujar Yuli (36), warga Rungkut.
Kenaikan harga juga terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), di mana HET gas elpiji 3 kg naik dari Rp 15.500 menjadi Rp 18.000 per tabung sejak 10 Desember 2024. Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro, mengungkapkan bahwa keputusan kenaikan harga tersebut mengikuti kebijakan serupa yang telah diterapkan di provinsi lain seperti Bali dan Jawa Tengah.
Dengan adanya kelangkaan dan kenaikan harga ini, masyarakat berharap pemerintah segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi permasalahan pasokan dan harga gas elpiji bersubsidi agar tidak semakin membebani rakyat kecil.
0 Komentar