CEGAH GAUL BEBAS, TES KEHAMILAN SOLUSI TUNTAS?


Oleh: Tety Kurniawati
Penulis Lepas

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, Nonong Winarni, menanggapi soal polemik tes kehamilan bagi siswi di SMA Sulthan Baruna, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur. Nonong menilai, program tersebut memiliki tujuan yang baik. Namun, ia sangat menyayangkan mengapa aktivitas tersebut harus diunggah ke media sosial sehingga menjadi konsumsi publik. Menurut dia, apa pun hasil dari tes tersebut hanya untuk kepentingan internal sekolah, bukan untuk konsumsi publik, termasuk proses pelaksanaannya (bandung.kompas.com, 23-01-2025).


Sesat Pikir Cegah Gaul Bebas

Viral sebuah video yang menunjukkan prosesi tes kehamilan terhadap siswi SMA di kabupaten Cianjur. Pihak sekolah mengklaim jika kebijakan yang diterapkan bertujuan mencegah kenakalan remaja, khususnya pergaulan bebas dikalangan pelajar.

Tes ini dirasa penting untuk mencegah pergaulan bebas ditengah maraknya kebebasan pergaulan. Bahkan banyak yang sampai menyebabkan kehamilan. Seperti halnya kasus kehamilan salah satu siswi SMA tersebut tiga tahun silam

Apapun alasannya, pemeriksaan ini menunjukkan adanya sesat pikir dalam menyikapi rusaknya pergaulan remaja belakangan. Tes kehamilan jelas bukan pencegahan, apalagi tidak selalu terjadi kehamilan setelah seks bebas dilakukan. Belum lagi diskriminasi kental mewarnai proses pemeriksaan. Dimana hanya siswi yang jadi obyek pemeriksaan. Padahal siswa juga berpotensi mengalami kerusakan yang sama.

Metode ini jelas tidak mampu mencegah kehamilan remaja. Terlebih banyak faktor yang mempengaruhi kerusakan pergaulan remaja hari ini. Mulai dari kurangnya pendidikan agama, kurangnya perhatian orang tua, kurangnya kontrol diri, corak masyarakat yang permisif, tekanan sosial, kemudahan mengakses konten porno, pengaruh narkoba, kemudahan akses internet dan sebagainya. Semua itu tentunya tidak tertuntaskan dengan tes kehamilan semata.


Kapitalisme Menyuburkan Pergaulan Bebas

Banyaknya faktor yang saling berkelindan dan berpengaruh terhadap rusaknya pergaulan. Membutuhkan upaya komprehensif yang menyentuh akar persoalan, yakni sistem kehidupan kapitalisme sekuler. Sistem ini menjadikan remaja mengikuti hawa nafsunya. Mengutamakan kesenangan ragawi seraya abai terhadap standar halal dan haram dari Illahi. Alhasil, maraknya pergaulan bebas jadi konsekuensi.

Sistem ini juga mengakibatkan hilangnya peran orang tua dan masyarakat dalam melindungi remaja. Orientasi pada pencapaian materi menjadikan tiap individu secara pribadi, orang tua dan keluarga sibuk bekerja. Hingga abai terhadap penanaman nilai-nilai ajaran agama. Kapitalisme pula yang membuat para remaja gelap mata. Menghalalkan segala cara untuk memperoleh kesenangan ragawi yang didamba. Tanpa memperhitungkan lagi konsekuensi atas perbuatannya.

Corak masyarakat sekuler yang bebas dan hedonis, membuat seks bebas dikalangan remaja bak gayung bersambut. Iming-iming beroleh kesenangan ragawi secara instan membuat norma agama dan sosial terabaikan. Apalagi ditengah kehidupan yang sempit. Gaya hidup bebas dianggap solusi meraih kebahagiaan. Tak peduli jika hal tersebut menjadi pintu rusaknya tatanan masyarakat dan generasi kedepan.

Negara di sistem ini mendefinisikan kemajuan sebagai infrastruktur modern nan megah. Realitanya, dibalik gemerlap pembangunan fisik tersebut, ada anak bangsa yang terabaikan nasibnya. Terenggut kehormatan dan masa depannya. Karena tak hadirnya negara dalam menjalankan perannya. Negara hanya berperan sebagai regulator dan fasilitator semata. Alhasil, kegagalan menjaga generasi menjadi hal yang niscaya.


Islam Menjaga Generasi

Islam sebagai agama yang sempurna, mengatur segala aspek kehidupan manusia. Termasuk aturan pergaulannya. Guna memastikan terjaganya kehidupan dan kemuliaan umat manusia.

Sistem pendidikan Islam yang berlandaskan pada akidah Islam akan melahirkan generasi berkualitas, berkepribadian Islam dan paham tata pergaulan Islam. Pemahaman yang dimiliki akan menjaga generasi senantiasa dalam ketaatan dan tercegah dari perbuatan haram. Tidak terkecuali gaul bebas.

Pemikiran sesat seperti hak asasi dan pergaulan bebas terhindarkan atas generasi. Penerapan sistem Islam secara menyeluruh dalam kehidupan memastikan generasi terjaga pemikiran dan pergaulannya. Terhindar dari pergaulan bebas, kenakalan remaja dan kerusakan akhlak lainnya. Keimanan yang kuat akan membentengi generasi dari tindak kemaksiatan dan menjaganya selalu dalam ketaatan.

Hadirnya keluarga, aktifnya kontrol masyarakat disertai sistem sanksi Islam yang tegas, memastikan terjaganya keselamatan generasi dari pemikiran rusak dan perbuatan maksiat. Kehadiran negara secara nyata dalam melindungi kehidupan rakyat seperti ini akan mencegah rusaknya generasi. Sekaligus memastikan hadirnya generasi unggul pencetak peradaban gemilang. Wallahu a'lam bishawwab.

Posting Komentar

0 Komentar