Oleh: Darul Iaz
Aktivis Dakwah
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, pengembangan ekonomi difokuskan pada penanggulangan kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan dasar rakyat. Khalifah Umar sangat berhati-hati dalam setiap kebijakan ekonomi agar tetap sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Beliau tidak mengizinkan kebijakan yang meningkatkan pendapatan negara jika hal tersebut melanggar nilai-nilai Islam atau merugikan umat.
Fokus Penanggulangan Kemiskinan
Salah satu kebijakan Umar bin Khattab yang sangat terkenal adalah memastikan bahwa semua kebutuhan dasar rakyat terpenuhi, termasuk kepada mereka yang tinggal di daerah terpencil. Pernah suatu kali beliau berkata, "Seandainya seekor kambing tersesat di Gunung San Yaman, aku khawatir akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah." Hal ini menunjukkan betapa besar kepedulian beliau terhadap kesejahteraan rakyat.
Umar juga memanjatkan doa, "Ya Allah, janganlah Engkau perbanyak harta kepadaku jika itu hanya akan menjadi fitnah bagiku." Prinsip ini berbanding terbalik dengan sistem ekonomi sekuler dan kapitalis saat ini, yang berfokus pada keuntungan semata tanpa mempertimbangkan halal-haramnya suatu praktik bisnis.
Perbandingan dengan Sistem Ekonomi Kapitalis
Dalam sistem ekonomi kapitalisme yang berlaku saat ini, banyak praktik yang dilarang dalam Islam justru dilegalkan. Praktik seperti riba, perjudian (maisir), dan ketidakpastian (gharar) menjadi sumber keuntungan dalam ekonomi modern. Negara-negara kapitalis mengejar pendapatan tanpa peduli terhadap dampaknya pada moral dan kesejahteraan masyarakat.
Akibatnya, sistem ini justru melahirkan ketidakstabilan ekonomi. Krisis dan resesi ekonomi menjadi fenomena tahunan yang terus berulang, seperti yang kita lihat saat ini.
Penyebab dan Dampak Resesi Ekonomi
Resesi ekonomi terjadi ketika aktivitas ekonomi suatu negara mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun. Ada beberapa indikator resesi ekonomi, antara lain:
- Penurunan PDB (Produk Domestik Bruto);
- Peningkatan angka pengangguran;
- Penurunan pendapatan rumah tangga;
- Penurunan investasi dan belanja konsumen;
- Krisis keuangan seperti kredit macet dan penurunan harga aset.
Penyebab utama resesi ekonomi adalah kenaikan harga energi, kebijakan suku bunga tinggi (tight monetary policy) maupun kenaikan pajak. Sistem ekonomi ribawi yang menjadi dasar kapitalisme semakin memperparah keadaan. Ketika suku bunga naik, transaksi ekonomi melambat, perusahaan kesulitan berproduksi, dan pengangguran meningkat.
Sayangnya, solusi yang ditawarkan oleh negara-negara kapitalis hanya berkisar pada dua kebijakan:
- Kebijakan fiskal, seperti memberikan diskon harga tarif dasar listrik pada waktu terbatas maupun penyesuaian kembali pajak.
- Kebijakan moneter, seperti menurunkan suku bunga agar roda ekonomi kembali bergerak.
Namun, kedua solusi ini sering kali tidak efektif karena sistem ekonomi kapitalis sendiri sudah rapuh. Dalam kondisi seperti ini kemungkinan negara akan menambah beban pajak dan utang untuk menutupi defisit ekonomi.
Solusi Ekonomi Islam
Islam memiliki solusi tuntas untuk mengatasi krisis ekonomi. Dalam sistem ekonomi Islam yang diterapkan di masa Khilafah, beberapa prinsip utama dijalankan:
- Ekonomi Bebas Riba: Islam melarang praktik riba karena merugikan umat manusia dan menyebabkan ketimpangan ekonomi.
- Penghapusan Pajak yang Memberatkan: Dalam Islam, pajak yang membebani rakyat tidak diperbolehkan. Pemasukan negara bersumber dari zakat, fai’, kharaj, dan sumber lainnya yang sesuai syariat.
- Fokus pada Ekonomi Riil: Islam mendorong sektor riil yang menciptakan lapangan kerja, seperti perdagangan, pertanian, dan industri.
- Stabilisasi Harga dan Distribusi: Negara berperan aktif dalam menjaga stabilitas harga dan memastikan distribusi kebutuhan pokok merata.
Pada masa pemerintahan Rasulullah ï·º dan para khalifah, resesi ekonomi tidak pernah menjadi masalah tahunan. Fluktuasi harga yang terjadi bersifat insidental, bukan krisis berkepanjangan seperti dalam sistem kapitalisme.
Kunci Stabilitas Ekonomi dalam Islam
Islam mendorong ketaatan rakyat kepada pemimpin selama pemimpin tersebut menjalankan syariat Allah. Khalifah Umar berpesan kepada umatnya, "Taatilah pemimpin kalian, meskipun ia seorang budak Ethiopia yang berambut keriting. Jika ia berbuat salah, bersabarlah." Kepatuhan ini dibingkai dalam ketakwaan kepada Allah dan menjauhi segala bentuk kekufuran.
Dalam sistem sekuler kapitalis, kestabilan ekonomi sulit dicapai karena kebijakan yang diambil sering kali melanggar syariat. Kebolehan zina, lemahnya pelarangan khamr, dan legalisasi riba menjadi penyebab utama kerusakan ekonomi.
Pentingnya Kembali kepada Syariat Islam
Krisis ekonomi global hari ini menunjukkan kegagalan sistem kapitalisme dalam memberikan kesejahteraan bagi umat manusia. Solusi yang ditawarkan hanya bersifat tambal sulam, tanpa menyentuh akar masalahnya. Sebaliknya, Islam menawarkan solusi komprehensif melalui penerapan syariat Islam secara kaffah di bawah naungan Khilafah.
Dengan kembali kepada aturan Allah, ekonomi akan berjalan stabil, adil, dan bebas dari praktik yang merusak. Rakyat pun akan hidup dalam kesejahteraan, tanpa dihantui resesi berkepanjangan.
Wallahu a'lam bishshawab.
0 Komentar