Oleh: Tety Kurniawati
Penulis Lepas
Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (UPT. PKM) meluncurkan “Griya Moderasi Beragama” di Gazebo Raden Wijaya, Rabu (11/12/2024). Ketua panitia peluncuran Griya Moderasi Beragama Universias Brawijaya, In’amul Wafi, M.Ed. dalam sambutannya menjelaskan bahwa hadirnya program ini sangat relevan bagi kehidupan kampus, terlebih bagi generasi muda seperti halnya mahasiswa. Karena hanya dengan cara itulah keragaman dapat disikapi dengan bijak serta toleransi dapat diwujudkan (prasetya.ub.ac.id, 13-12-2024).
Bahaya Rumah Moderasi
Rumah Moderasi (RM) merupakan satu dari sekian gagasan yang dianggap mampu menjadi solusi kerawanan konflik terkait isu agama di Indonesia. RM didirikan di berbagai kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam sebagai terobosan besar untuk mewujudkan kerukunan beragama.
Fenomena maraknya pendirian RM, mau tidak mau membongkar cara pandang negara atas konflik dan solusinya. Jika yang menjadi konflik adalah isu agama, sudah semestinya solusinya adalah mengembalikan kepada ajaran agama. Bukan justru menjauhkan umat dari aturan agamanya. Seperti halnya keberadaan RM yang notabene berasal dari buah pemikiran barat dan bertentangan dengan Islam yang lurus.
Moderasi beragama yang digaungkan dalam rumah moderasi berbahaya bagi akidah generasi. Sebab berpotensi kuat merusak keyakinan dan kebenaran Islam. Menyusupkan keraguan dibenak umat muslim kepada ajaran agama Islam dan syariatnya. Hingga pemuda Islam merasa asing dan kabur pemahamannya terhadap syariat Islam.
Rumah Moderasi melahirkan pemuda Islam yang takut dengan identitas keislaman dan ajaran agamanya sendiri. Menganggap bibit kerawanan konflik dan perpecahan seolah-olah berasal dari kelompok Islam dan seruan atas syariat Islam. Hingga perlu diatasi oleh prinsip moderasi yang cinta damai dan menjunjung tinggi kerukunan. Tanpa sadar generasi Islam digiring untuk toleran dan moderat seperti yang Barat inginkan. Padahal nyatanya bukan Islam maupun dakwah Islam yang menjadi biang persoalan.
Berbagai masalah kehidupan justru muncul sebagai konsekuensi atas sistem yang hari ini diterapkan. Sistem sekuler kapitalisme menjadikan umat kehilangan rasa takutnya kepada Tuhan. Jauh dari ajaran Islam dan hidup dengan gaya hidup barat yang identik dengan kebebasan. Agama hanya berperan dilingkup ibadah. Sementara lingkup pergaulan, ekonomi, sosial, pendidikan, hukum, dan negara, agama dan Tuhan tidak boleh ada keterlibatan.
Pendirian RM menguatkan program global moderasi beragama yang direkomendasikan oleh Rand Corporation. Dimana Rand Corporation dalam Building Moderator Muslim Networks menjelaskan, Moderasi Beragama (jalan tengah) yang dimaksud adalah Islam sekuler, yang mau menerima nilai-nilai Barat (demokrasi, HAM, termasuk kesetaraan gender dan kebebasan beragama, liberalisme, dan isme-isme lainnya), mau berkompromi dan tidak menentang imperialisme (penjajahan Barat).
Hal ini bermakna moderasi beragama mentargetkan wajah Islam yang ramah dan bisa jadi mitra Barat untuk merealisasikan nilai-nilai yang diembannya. Baik itu sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan), pluralisme (menganggap semua agama sama), liberalisme (kebebasan dalam segala hal). Kesemuanya jelas berbahaya bagi akidah umat muslim. Maka tak berlebihan kiranya jika moderasi beragama yang digaungkan lewat keberadaan rumah moderasi sejatinya adalah narasi jahat Barat dalam menghancurkan umat Islam.
Islam Menjaga Generasi
Islam memiliki aturan terkait toleransi yang dapat menjadi pedoman relevan dimana saja umat Islam melakukan aktivitas, termasuk di lingkungan kampus. Mahasiswa yang merupakan representasi para pemuda harus disadarkan atas bahaya moderasi beragama dan pentingnya mengenal Islam secara Kaffah. Agar tidak terjebak upaya Barat merusak generasi.
Islam dengan seperangkat aturannya yang sempurna sesuai ketentuan Allah dan Rasul-Nya harus menjadi nafas interaksi di tengah masyarakat. Penguasa dalam Islam berkewajiban memberikan nasehat takwa dan menjaga kehidupan agar senantiasa terikat dengan aturan syariat.
Mengingatkan umat melalui berbagai media. Lewat tayangan dan informasi yang menguatkan akidah dan mencerdaskan umat. Bekerja sama dengan Departemen Penerangan Negara dan penempatan Qadhi Hisbah yang secara langsung menjaga akidah umat.
Upaya memahamkan pemuda juga harus ditempuh melalui lingkungan pendidikan dan keluarga. Pendidikan berbasis akidah Islam sejak dini, penting artinya bagi setiap muslim. Karena akidah termanifestasi dalam asas berpikir dan standar prilaku seseorang, termasuk pemuda. Akidah Islam merupakan fondasi sekaligus benteng setiap muslim. Semua elemen harus bersinergi melindungi generasi dengan memberikan pemahaman yang benar tentang Islam. Menjaga akidah merupakan satu dari kewajiban negara yang ditetapkan Islam. Oleh karena itu, negara tidak akan memfasilitasi berbagai hal yang justru merusak akidah dan agama umat seperti halnya pendirian Rumah Moderasi (RM).
Wallahu a'lam bishawwab.
0 Komentar