Oleh: Diaz
Penulis Lepas
Seringkali kita mendengar istilah "hamba Allah," dan mungkin kita juga sering menyebut diri kita sebagai hamba-Nya. Namun, apakah kita benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan hamba Allah yang sebenarnya? Apa saja ciri-ciri yang membedakan seorang hamba Allah yang sejati? Dalam Al-Qur'an, Allah ﷻ memberikan petunjuk yang sangat jelas tentang hal ini, terutama dalam Surah Al-Furqan, yang menggambarkan ciri-ciri dari hamba-hamba-Nya yang disebut sebagai Ibadurrahman, yaitu hamba-hamba Allah yang penuh kasih sayang.
Ciri-Ciri Hamba Allah: Ibadurrahman
Dalam Surah Al-Furqan ayat 63, Allah menjelaskan tentang salah satu ciri utama dari Ibadurrahman, yaitu sikap rendah hati dan penuh kesabaran. Firman Allah dalam ayat tersebut berbunyi:
وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Artinya: "Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan 'salam.'" (QS. Al-Furqan: 63)
Berdasarkan ayat ini, ada beberapa ciri yang dapat kita petik untuk mengenali siapa sebenarnya hamba Allah yang sesungguhnya, di antaranya:
- Berjalan di Bumi dengan Rendah Hati
Salah satu ciri pertama dari hamba Allah adalah sikap mereka yang berjalan di muka bumi dengan penuh kerendahan hati. Mereka tidak sombong, tidak angkuh, dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain. Sifat rendah hati ini terlihat dalam setiap tindakan mereka, baik dalam pergaulan sehari-hari, maupun dalam sikap terhadap orang lain.Hamba Allah yang sejati memahami bahwa segala yang ada di dunia ini adalah titipan dari-Nya, dan bahwa diri mereka tidak lebih dari sekadar hamba yang diciptakan oleh Allah. Oleh karena itu, mereka selalu menjaga sikap rendah hati dan tidak membanggakan diri, meski memiliki kelebihan atau kedudukan di mata manusia.
- Membalas Sapaan dengan Ucapan yang Mengandung Keselamatan
Ciri kedua yang disebutkan dalam Surah Al-Furqan adalah bahwa Ibadurrahman senantiasa membalas sapaan orang dengan ucapan yang penuh kedamaian, seperti "salam." Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa meskipun mereka disapa dengan perkataan yang kurang baik atau bahkan menyakitkan, mereka tetap memilih untuk menjawab dengan ucapan yang membawa keselamatan. Ini adalah bukti bahwa mereka tidak mudah terprovokasi oleh perkataan orang lain dan selalu mengedepankan sikap damai.Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk menjaga lisan dan selalu menjawab dengan kata-kata yang baik. Dalam kehidupan sehari-hari, meskipun kita sering menemui orang yang tidak menyenangkan, kita harus tetap mengedepankan sikap sabar dan memilih untuk merespons dengan kebaikan.
- Selalu Dzikir kepada Allah
Hamba Allah yang sejati senantiasa mengingat Allah dalam setiap keadaan. Mereka tidak hanya mengingat Allah ketika dalam kesulitan atau ketika memerlukan pertolongan, tetapi juga dalam keadaan senang dan lapang. Dzikir kepada Allah adalah ciri penting yang menunjukkan kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya.Allah ﷻ berfirman dalam Surah Al-Ahzab ayat 41 dan 42:يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ وَّسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًاArtinya: "Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (mengingat) Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya di pagi dan petang." (QS. Al-Ahzab: 41-42)Dengan dzikir, hati menjadi lebih tenang, jiwa lebih kuat, dan hubungan kita dengan Allah semakin dekat. Ibadurrahman selalu menjaga dzikir dalam kehidupannya, baik dengan lisan, hati, maupun perbuatan.
- Mudah Menerima Nasehat dan Peringatan
Seorang hamba Allah yang sejati tidak pernah merasa puas dengan diri sendiri, melainkan selalu terbuka untuk menerima nasehat dan peringatan, baik itu dari Allah, Rasul-Nya, atau sesama umat Islam. Mereka menyadari bahwa mereka adalah hamba yang penuh kekurangan dan membutuhkan bimbingan dari orang lain untuk terus berada di jalan yang benar.Dalam Surah Al-‘Ashr ayat 1 sampai 3, Allah ﷻ berfirman:وَٱلۡعَصۡرِ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِى خُسۡرٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِArtinya: "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran, dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-‘Ashr: 1-3)Ini menunjukkan bahwa hamba Allah yang sejati selalu siap untuk memberi dan mendengarkan nasehat dengan hati yang terbuka dan tidak pernah merasa tersinggung saat diperingatkan.
- Gemar Melaksanakan Qiyamul Lail (Shalat Malam)
Salah satu ciri Ibadurrahman adalah kecintaan mereka terhadap ibadah, terutama shalat malam (qiyamul lail). Mereka menghabiskan sebagian malam mereka untuk berdiri menghadap Allah, berdoa, dan memohon ampunan serta pertolongan-Nya.Rasulullah ﷺ bersabda:وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ : شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ ، وَأفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ : صَلاَةُ اللَّيْلِ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌArtinya: "Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah bulan Allah Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”" (HR. Muslim, no. 1163)Shalat malam adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampunan, dan meminta petunjuk dalam hidup. Ibadurrahman selalu menyempatkan waktu untuk beribadah kepada Allah di malam hari, meskipun mereka memiliki kesibukan di siang hari.
- Bersabar dalam Menghadapi Ujian
Hamba Allah yang sejati adalah mereka yang sabar dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan hidup. Mereka tidak mudah putus asa atau kecewa, tetapi selalu berusaha menjaga sikap tawakal kepada Allah dan menerima takdir-Nya dengan lapang dada.Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 153:يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَArtinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153)Sabar adalah salah satu sifat utama yang dimiliki oleh Ibadurrahman. Mereka sabar dalam melaksanakan perintah Allah dan sabar pula dalam menghadapi kesulitan hidup, karena mereka meyakini bahwa setiap ujian adalah bagian dari takdir Allah yang terbaik untuk mereka.
Balasan Terbaik bagi Hamba Allah yang Sejati
Sebagai balasan atas kesabaran dan ketaatan mereka dalam menjalankan semua ciri-ciri di atas, Allah memberikan mereka balasan yang sangat indah. Mereka akan disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat oleh para malaikat di surga. Allah berfirman dalam Surah Ar-Ra'd ayat 23:
جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَابٍۚ
Artinya: "(yaitu) surga-surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya, dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu" (QS. Ar-Ra'd: 23)
Selain itu, Allah menjanjikan bahwa surga adalah sebaik-baik tempat tinggal bagi mereka yang sabar dan berbakti kepada-Nya.
Kesimpulan
Hamba Allah yang sejati, atau Ibadurrahman, adalah mereka yang memiliki sikap rendah hati, sabar, mudah menerima nasehat, gemar beribadah, dan selalu menjaga dzikir kepada Allah. Mereka adalah sosok yang tidak terprovokasi oleh perkataan buruk, selalu mengedepankan kedamaian, dan dengan penuh kesabaran melaksanakan perintah Allah. Dengan begitu, mereka akan mendapatkan balasan terbaik dari Allah, yaitu penghormatan di dunia dan kebahagiaan abadi di akhirat.
Semoga kita semua dapat menjadi hamba Allah yang sesungguhnya, yang selalu berusaha untuk menjalankan ciri-ciri tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.
Wallahu a'lam bish-shawab.
0 Komentar