KEZALIMAN REZIM ASSAD DAN PELAJARAN BERHARGA DARI REVOLUSI SYAM


Oleh: Arslan
Penulis Lepas

Segala pujian hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Dialah yang mengguncangkan singgasana para thâghût dan menghancurkan pilar-pilar kezaliman. Salah satu bukti nyata adalah jatuhnya rezim diktator Basyar Assad di Suriah setelah puluhan tahun berkuasa dengan tangan besi.


Keluarga Assad dan Kekuasaan Diktator yang Represif

Basyar Assad mewarisi kekuasaan dari ayahnya, Hafezh Assad, yang memimpin Suriah sejak 1970. Selama lebih dari lima dekade, keluarga Assad mengukuhkan dirinya sebagai penguasa absolut di Suriah. Rezim ini dikenal represif, mengandalkan dukungan Barat khususnya Amerika Serikat dan Rusia untuk melanggengkan kekuasaannya. Selama masa tersebut, rakyat Suriah hidup dalam ketakutan, menjadi korban eksploitasi, intimidasi, dan kekejaman tanpa henti.

Di bawah rezim Assad, ribuan orang yang menentang rezim dipenjara, disiksa, bahkan dibunuh. Banyak wanita Muslimah diperkosa oleh aparat rezim, meninggalkan trauma mendalam bagi mereka dan keluarga yang ditinggalkan. Tidak sedikit dari kaum Muslim yang menjadi syahid setelah menanggung derita berkepanjangan. Namun, sejarah membuktikan bahwa setiap rezim zalim akan berakhir dengan kehancuran. Kejatuhan Basyar Assad adalah bukti nyata dari sunnatullah bahwa kezaliman tidak pernah membawa keberuntungan, sebagaimana firman Allah ﷻ:

اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ
Sungguh orang-orang zalim itu tidak akan beruntung.” (QS. Al-An’am [6]: 21)


Kesabaran dan Keteguhan Rakyat Suriah

Meski menghadapi kekejaman luar biasa, rakyat Suriah tetap teguh dalam iman dan takwa. Mereka terus berjuang untuk perubahan hakiki, menjadikan kesabaran dan pengorbanan mereka sebagai teladan bagi umat Islam di seluruh dunia. Allah ﷻ memberikan penghargaan besar kepada orang-orang sabar, sebagaimana firman-Nya:

اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sungguh Allah memberikan kepada orang-orang sabar pahala tanpa batas.” (QS. Az-Zumar [39]: 10)

Keteguhan rakyat Suriah adalah inspirasi bagi umat Islam untuk terus berharap dan yakin akan pertolongan Allah. Mereka mencontohkan bahwa kesabaran di tengah ujian adalah jalan menuju kemenangan yang sejati.


Ancaman Pembajakan Revolusi oleh Barat

Namun, perjuangan belum berakhir. Kejatuhan rezim Assad bukanlah akhir, melainkan awal baru bagi Revolusi Syam yang diberkahi. Ancaman terbesar datang dari tangan-tangan kafir Barat yang mencoba membajak revolusi ini melalui solusi palsu seperti negosiasi politik atau pemerintahan boneka berbasis sekularisme. Oleh karena itu, kaum Muslim Suriah harus:
  • Bersatu: Jangan sampai perpecahan melemahkan perjuangan. Visi dan misi bersama harus diarahkan untuk menegakkan Khilafah Islamiyah.
  • Teguh dalam Iman: Yakinlah bahwa pertolongan Allah akan datang kepada mereka yang berpegang teguh pada agama-Nya.
  • Mewaspadai Makar Barat: Jangan sekali-kali menerima solusi dari Barat yang jelas-jelas tidak menghendaki tegaknya Islam secara kaffah.


Pelajaran bagi Umat Islam di Dunia

Apa yang terjadi di Suriah, Irak, Libya, Tunisia, dan Mesir memberikan pelajaran berharga. Revolusi di negeri-negeri tersebut sering dibajak sehingga hanya menghasilkan rezim baru yang tetap sekuler dan zalim. Umat Islam harus menyadari bahwa perubahan hakiki hanya bisa dicapai dengan menghancurkan sekularisme dan menegakkan syariah Islam secara kaffah melalui institusi Khilafah ar-Râsyidah berdasarkan manhaj kenabian.


Pesan untuk Para Penguasa Muslim

Bagi para penguasa Muslim, termasuk di Indonesia, bahwa kezaliman terhadap rakyat hanya akan membawa kehancuran. Sebagaimana firman Allah ﷻ:

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللّٰهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظّٰلِمُوْنَ ەۗ اِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيْهِ الْاَبْصَارُۙ
Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak,” (QS. Ibrahim [14]: 42)

Kejatuhan rezim diktator adalah bukti nyata bahwa kezaliman tidak akan pernah abadi. Namun, perjuangan umat Islam belum selesai. Umat harus terus berpegang teguh pada keimanan, bersatu, dan menjadikan Islam sebagai solusi hakiki. Hanya dengan syariah Islam dan Khilafah ar-Râsyidah, keadilan sejati dan kesejahteraan umat dapat terwujud. Allah ﷻ berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
Wahai orang-orang yang beriman! Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian.” (QS. Muhammad [47]: 7)

Perubahan sejati hanya bisa terwujud dengan tegaknya syariah Islam secara kâffah dalam semua aspek kehidupan. Sistem sekuler, akar penderitaan umat, harus diganti dengan Khilafah ar-Râsyidah berdasarkan manhaj kenabian. Perjuangan ini harus mengikuti teladan Rasulullah ﷺ, melalui dakwah pemikiran dan politik tanpa kekerasan (‘lâ ‘unfiyah). Sebagaimana Allah ﷻ tegaskan:

اَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُوْنَۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ
Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” (QS. Al-Ma'idah [5]: 50).

Posting Komentar

0 Komentar