BAGAIMANA CARA MENJADI IBU BERVISI SURGA?


Oleh: Rika Dwi Ningsih
Ibu Rumah Tangga

Pepatah mengatakan bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu. Namun, tidak semua ibu mampu menempatkan surga di bawah telapak kakinya. Sebaliknya, sebagian mungkin tanpa sadar justru memilih jalan yang menjauhkan dirinya dari nilai-nilai surga itu sendiri.

Betapa pedih hati anak-anak jika ibu yang seharusnya menjadi pelindung dan pembimbing justru tidak bisa menjadi surga bagi mereka. "Ibuku surgaku" pun seolah hanya menjadi angan-angan kosong.

Lalu, bagaimana seorang ibu bisa menjalankan perannya dengan penuh amanah di tengah tantangan zaman dibawah naungan kapitalisme yang menjadikan materi sebagai tujuan hidup? Wanita karier lebih sering dihormati dibanding ibu rumah tangga. Sedangkan peran ganda seperti ibu dan pekerja sering kali menjadi beban berat yang mengurangi kualitas kehadiran ibu di rumah. Jika begitu, seperti apa solusinya?


Memilih Prioritas: Rumah atau Karier?

Di dunia yang serba materialistis ini, setiap ibu harus membuat pilihan. Apakah akan fokus pada tugas domestik untuk memastikan tumbuh kembang anak atau memilih berkarier di luar rumah? Dua hal yang berbeda ini sulit dijalani sekaligus tanpa mengorbankan salah satunya.

Sebagai muslim, pilihan ini bisa dikembalikan kepada hukum asal perbuatan: wajib, sunnah, mubah, makruh, atau haram. Peran ibu sebagai ummu wa rabbatul bayt (pendidik dan pengatur rumah tangga) adalah kewajiban. Jika diabaikan, akan berdampak pada tumbuh kembang anak yang terabaikan dan menciptakan generasi penerus yang kehilangan arah.

Sebaliknya, bekerja di luar rumah bagi seorang wanita adalah mubah, dengan syarat mendapat izin dari wali atau suami. Namun, pekerjaan ini bisa menjadi haram jika melanggar syariat, misalnya terkait riba, campur baur pria-wanita, atau melarang wanita berhijab.


Menjadi Ibu yang Dirindukan

Ibu yang dirindukan oleh anak-anaknya hingga akhir hayat adalah sosok yang menghadirkan ketenangan dan kedamaian di rumah. Dalam konteks ini Imam an-Nasâ-i (6/11), al-Hâkim (2/114 dan 4/167) dan ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabîr (2/289), dengan sanad mereka dari Mu’awiyah bin Jahimah as-Sulami bahwa ayahnya Jahimah as-Sulami Radhiyallahu anhu datang kepada Nabi Muhammad ﷺ dan berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ فَقَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا
Wahai Rasûlullâh! Aku ingin ikut dalam peperangan (berjihad di jalan Allâh Azza wa Jalla ) dan aku datang untuk meminta pendapatmu.” Maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu mempunyai ibu?” Dia menjawab, “Ya.” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tetaplah bersamanya! Karena sesungguhnya surga ada di bawah kedua kakinya.”

Hadits ini dinyatakan shahih oleh Imam al-Hakim, disepakati oleh Imam adz-Dzahabi dan al-Mundziri. Juga dikuatkan oleh Imam al-Haitsami dan dihukumi sebagai hadits hasan oleh Syaikh al-Albani.

Dalam hadits terebut menegaskan bahwa seorang anak harus mengikuti dan membersamai ibunya. Maka, seorang ibu pun harus juga bisa menciptakan surga dalam rumahnya dengan cara:
  • Membuat rumah terasa aman, tenteram, dan nyaman;
  • Menghidupkan rumah dengan bacaan Al-Qur’an dan nilai-nilai Islam;
  • Menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya.

Tahapan Membentuk "Ibuku Surgaku"

Ibu yang menghadirkan surga adalah ibu yang menentramkan hati. Rumah yang menjadi surga adalah rumah yang penuh ketenangan, kedamaian, dan riuh dengan bacaan ayat-ayat Al-Qur'an. Untuk mewujudkan hal ini, ibu perlu menjalankan hak-hak Al-Qur'an, seperti:
  • Belajar membaca Al-Qur'an;
  • Istikamah membaca Al-Qur'an setiap hari;
  • Menghafal dan memahami isi Al-Qur'an;
  • Mengamalkan ajaran Al-Qur'an;
  • Mendakwahkan nilai-nilai Al-Qur'an.

Ketika ibu menjalankan hak-hak Al-Qur'an ini, insyaAllah surga hadir di rumahnya, dan anak-anak akan merasa bahwa ibunya adalah surganya.


Menggapai Surga Dunia dan Akhirat

Sebagai ibu, mari mulai dari diri sendiri (ibda bi nafsiq), membina keluarga bervisi surga, dan mendakwahkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat luas. Dengan kehidupan Islami yang utuh, insyaAllah surga di dunia dan akhirat akan dapat kita nikmati bersama keluarga. Allah ﷻ berfirman:

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۚ  كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. (QS. At-Tur [52]: 21)

Wallahualam bissawab.

Posting Komentar

0 Komentar