RUSIA LUNCURKAN RUDAL HIPERSONIK, ANCAMAN PERANG DUNIA MENINGKAT


Oleh: Diaz
Jurnalis Lepas

Kekhawatiran global terhadap eskalasi perang Rusia-Ukraina menjadi perang dunia semakin meningkat. Pada Kamis (21/11), Rusia meluncurkan rudal balistik hipersonik jarak menengah ke Ukraina. Langkah ini menjadi respons atas pemberian rudal jarak jauh oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris kepada Kyiv.

Rudal buatan AS, Army Tactical Missile System (ATACMS), mampu mencapai target hingga 300 kilometer dengan hulu ledak seberat 226 kilogram. Sementara rudal Storm Shadow buatan Inggris dirancang untuk menembus bunker dan gudang amunisi. Presiden AS Joe Biden telah memberi Ukraina izin menggunakan rudal tersebut untuk menyerang wilayah Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pidatonya, menyebut Moskow menyerang fasilitas militer Ukraina menggunakan rudal balistik baru bernama "Oreshnik". Ia memperingatkan bahwa Rusia akan merespons lebih tegas jika ada peningkatan agresi dari pihak Barat.

"Kami siap menggunakan senjata kami terhadap fasilitas militer negara-negara yang mendukung serangan terhadap fasilitas kami. Konflik ini sudah memiliki unsur karakter global," ujar Putin, seperti dikutip AFP, Jumat (22/11).

Putin juga mengklaim serangan Ukraina di wilayah Rusia menggunakan ATACMS dan Storm Shadow gagal. Ia menegaskan bahwa Moskow siap menghadapi segala skenario dalam konfrontasinya dengan Kyiv dan sekutunya.

Di pihak lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan rudal yang ditembakkan Rusia memiliki karakteristik rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dirancang untuk serangan nuklir jarak jauh. Namun, pejabat AS menyatakan rudal itu merupakan rudal balistik jarak menengah dengan jangkauan lebih pendek.

Sementara itu, pejabat AS menyebut Washington telah diberitahu oleh Rusia sebelum serangan terjadi. Langkah ini dilakukan AS untuk mengantisipasi potensi eskalasi lebih lanjut, termasuk memberikan pengarahan kepada Ukraina dan sekutu lainnya.

Anggota parlemen Rusia, Maria Butina, menuduh pemerintahan Biden memanfaatkan momen menjelang akhir masa jabatan untuk meningkatkan konflik. Ia menyebut tindakan ini dapat memicu perang dunia ketiga yang merugikan semua pihak.

"Pemerintahan Biden mencoba memaksimalkan situasi sebelum mereka lengser. Mereka benar-benar mempertaruhkan dimulainya Perang Dunia Ketiga," ujar Butina.

Konflik ini diprediksi akan terus memanas seiring percepatan bantuan militer AS ke Ukraina menjelang pergantian presiden, di mana Donald Trump akan menggantikan Joe Biden awal tahun depan.

Posting Komentar

0 Komentar