Oleh: Ahmad Khozinudin
Advokat
Kisah perjuangan sering kali dihiasi dengan momen-momen yang menggugah hati. Salah satunya terjadi pada Ahad, 17 November 2024, di sebuah agenda pembelaan hukum untuk Bang Said Didu di Jakarta. Dalam suasana sederhana, kami berkumpul, berdiskusi, dan makan siang bersama. Nasi bungkus menjadi pilihan, disantap dengan cara “mulok” makan langsung dengan tangan, tanpa sendok.
Moment tersebut diabadikan oleh Bang Said Didu, yang kemudian diberi judul oleh penulis, “Pejuang Nasi Bungkus”. Istilah ini memiliki makna mendalam: menggambarkan perjuangan tulus untuk rakyat dengan bekal seadanya, berbeda jauh dari pasukan nasi bungkus yang digerakkan hanya demi upah dan kompensasi.
Logistik Sederhana, Tujuan Mulia
Meski hanya bermodalkan nasi bungkus, agenda pembelaan hukum ini terlaksana dengan baik. Dari Sabtu (16/11) malam, setelah silaturahmi di kediaman Bang Said Didu, kami langsung menyusun rencana untuk acara keesokan harinya. Dengan dukungan dari berbagai pihak termasuk penyediaan gedung yang tanpa biaya sewa acara berlangsung sukses.
Alhamdulillah, banyak tokoh hadir, seperti Bang Refly Harun, Mayjen TNI (Purn) Soenarko, Bang Marwan Batubara, Ustadz Eka Jaya, Bang Edy Mulyadi, serta tokoh lainnya. Kehadiran mereka tidak hanya memberikan dukungan moral kepada Bang Said Didu, tetapi juga meneguhkan semangat untuk melawan kezaliman yang menimpa rakyat, khususnya mereka yang terdampak proyek PIK 2.
Kebahagiaan yang Tidak Ternilai
Namun, kebahagiaan terbesar bukan terletak pada kebersamaan makan nasi bungkus atau kelancaran acara, melainkan rasa lega dan puas karena telah menunaikan amanah perjuangan. Melihat wajah Bang Said Didu yang penuh semangat dan aura kebesaran jiwa saat didampingi saudara-saudara seperjuangan adalah momen yang tak ternilai.
Hal yang sama dirasakan oleh para petani dan masyarakat Muslim Banten yang lahannya dirampas secara paksa demi proyek oligarki properti. Walau perjuangan ini belum usai, semangat mereka telah bangkit, api perlawanan telah berkobar, dan harapan mulai tumbuh di tengah ketidakadilan.
Lanjutkan Perjuangan
Selanjutnya, kami akan mengawal pemeriksaan Bang Said Didu pada Selasa, 19 November 2024, di Polres Kabupaten Tangerang, Tigaraksa. InsyaAllah, perjuangan ini tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan.
Karena sejatinya, perjuangan bukanlah tentang sarana yang dimiliki, tetapi tentang tujuan yang diperjuangkan. Bersama "Pejuang Nasi Bungkus," kita akan terus melawan kezaliman dan menegakkan kebenaran, meski harus bermodalkan kesederhanaan.
0 Komentar