UMAT BUTUH PEMIMPIN PEMBERANI, BUKAN SEPERTI NETANYAHU YANG KABUR SAAT KRISIS


Oleh: Alex Syahrudin
Penulis Lepas

Dalam ajaran Islam, pemimpin memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap rakyatnya. Ia harus selalu hadir, berdiri di depan, dan menjadi perisai yang melindungi umat dari segala ancaman. Pemimpin yang baik tidak hanya mengatur atau memimpin dari belakang, melainkan juga berjuang bersama rakyatnya. Seperti yang disabdakan Rasulullah ï·º, pemimpin ibarat "junnah" (perisai) dan "rain" (pelayan). Artinya, seorang pemimpin yang baik bukan hanya sekadar memberikan instruksi, tetapi juga menjadi pelindung dan pelayan bagi rakyatnya. Ia harus mampu menghadapi kesulitan bersama rakyatnya, dan berani mengambil risiko untuk kebaikan bersama.

Sosok yang dapat dijadikan contoh dari karakter pemimpin seperti ini adalah Yahya Sinwar, salah satu pemimpin Hamas. Sinwar, seperti pendahulunya Ismail Haniyeh, memilih untuk tetap berada di medan pertempuran bersama para mujahid Islam di Palestina. Ia tidak berlindung di luar negeri, tidak bersembunyi di tempat aman, tetapi berada di garis depan, berjuang melawan musuh-musuh Islam. Sikapnya menunjukkan keberanian yang luar biasa, menunggu giliran untuk meraih syahid, puncak dari perjuangan seorang muslim di jalan Allah. Sinwar tidak hanya menjadi pemimpin dalam kata-kata, tetapi dalam tindakan nyata, memberikan contoh keberanian dan pengorbanan untuk rakyat Palestina.

Hal ini sangat kontras dengan sosok pemimpin seperti Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, yang justru dikritik karena kabur saat Tel Aviv terancam serangan. Ketika rakyatnya menghadapi ancaman, Netanyahu malah mengutamakan keselamatannya sendiri dan keluarganya, menyelematkan diri dari bahaya. Sementara itu, Yahya Sinwar memilih untuk berdiri tegak di tengah medan perang, bersiap menghadapi segala risiko bersama rakyatnya. Netanyahu mungkin berbicara soal strategi, tetapi sikap pengecutnya membuatnya kehilangan respek, bahkan di mata rakyatnya sendiri. Keberanian adalah salah satu kualitas terpenting yang harus dimiliki seorang pemimpin, terutama dalam situasi krisis.

Sebagai pemimpin umat, terutama dalam Islam, penting bagi seseorang untuk tidak hanya bertindak sebagai pemimpin yang memerintah dari atas, tetapi juga sebagai seorang yang menjadi perisai bagi umatnya. Dalam Islam, pemimpin tidak diperbolehkan menyembunyikan niat atau tujuan perjuangan demi menghindari risiko atau konflik. Pemimpin yang baik adalah yang berani berdiri di garis depan, melindungi rakyatnya dengan segala resiko yang dihadapi. Inilah yang membedakan pemimpin Islam yang sejati dengan pemimpin yang lemah dan pengecut.

Sikap para sahabat Nabi Muhammad ï·º yang berjuang melawan kezaliman bisa menjadi teladan bagi para pemimpin saat ini. Mereka tidak pernah gentar dalam menghadapi musuh, selalu siap menyongsong dua kemuliaan: kemenangan Islam atau syahid dalam membela agama Allah. Pemimpin yang benar-benar beriman akan menumbuhkan semangat juang dalam dirinya dan dalam rakyatnya, dengan menunjukkan keteladanan yang nyata. Tidak ada yang lebih membanggakan bagi seorang pemimpin selain menghadapi ujian dakwah dengan gagah berani dan tetap istiqomah di jalan Allah.

Umat Islam saat ini merindukan sosok pemimpin yang tidak hanya berbicara tentang perjuangan, tetapi juga berani menanggung risiko perjuangan tersebut. Pemimpin yang mau berdiri di garis depan, bersama rakyatnya, menghadapi tantangan tanpa rasa takut. Pemimpin yang memiliki keberanian untuk mengambil keputusan sulit dan tidak bersembunyi di balik dalih strategi yang justru merugikan rakyatnya. Sebaliknya, umat akan selalu merasa khawatir dan ragu jika memiliki pemimpin yang pengecut, yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan menghindari benturan yang mungkin merugikan posisinya.

Dalam sejarah Islam, kita telah melihat bagaimana Rasulullah ï·º dan para sahabat mengalami berbagai ujian, tantangan, dan akhirnya memperoleh pertolongan dari Allah ï·». Keberanian, keteguhan, dan keistiqomahan mereka adalah kunci dari kemenangan yang Allah janjikan. Peradaban Islam yang besar tidak mungkin dibangun oleh pemimpin yang lemah atau pengecut. Islam membutuhkan pemimpin yang kuat, berani, dan siap untuk memimpin rakyatnya dengan penuh tanggung jawab. Sebab, hanya pemimpin seperti inilah yang dapat membawa umat Islam menuju kejayaan dan memenuhi janji Allah ï·» atas kemenangan umat ini.

Posting Komentar

0 Komentar