Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Dunia digital telah menjadi salah satu medan perjuangan untuk menyampaikan gagasan, termasuk ide tentang Khilafah. Namun, tidak semua gagasan diterima dengan tangan terbuka, terutama ketika berbicara tentang Khilafah. Setelah mengalami pemblokiran akun di YouTube, kali ini giliran Facebook yang mengambil tindakan serupa terhadap akun saya. Alasannya serupa, aktivitas kampanye Khilafah dianggap melanggar kebijakan mereka.
Kemarin, 06 Oktober 2024 saya sudah menulis tiga artikel terkait Khilafah. Mulai dari peluang tegaknya Khilafah di Indonesia hingga mekanisme bagaimana hal itu dapat terwujud. Facebook adalah salah satu platform yang pertama kali saya gunakan untuk menyebarkan gagasan ini melalui artikel-artikel yang saya tulis. Sayangnya, upaya tersebut sering kali berakhir dengan pemblokiran. Hingga saat ini, sudah lebih dari 36 akun Facebook yang saya miliki diblokir.
Ketika mulai merasakan tekanan di Facebook, saya beralih ke YouTube, sekaligus berharap bahwa platform video lebih diminati oleh pengguna internet. Namun, sayangnya akun YouTube saya, Ahmad Khozinudin Channel, juga diblokir sekitar sebulan yang lalu. Sekarang, saya mencoba lagi dengan akun baru bernama Ahmad Khozinudin Live & Podcast.
Tidak berhenti di situ, saya juga mencoba merambah ke platform TikTok. Meski sempat viral, akhirnya akun TikTok saya, @ahmad.khozinudin1, juga diblokir. Ini merupakan akun ketiga yang saya buat di platform tersebut. Terakhir, video saya yang mengajak untuk menyeret Presiden Jokowi ke penjara telah ditonton oleh 4,2 juta orang dalam dua hari. Namun, video itu akhirnya dihapus oleh TikTok.
Tantangan Dakwah di Ruang Digital
Dakwah di ruang digital membutuhkan kesabaran luar biasa. Serangan berupa hinaan, ancaman, hingga cibiran adalah hal yang sering saya terima. Namun, lebih dari itu, pemblokiran akun menjadi salah satu tantangan terbesar. Kita hanya menumpang di platform media sosial milik orang lain, sehingga risiko pemblokiran atau pembatasan adalah hal yang tak terhindarkan. Akibatnya, setiap kali akun diblokir, saya harus membuka akun baru dan memulai dari awal, kehilangan pengikut setia yang sudah susah payah dikumpulkan.
Meskipun demikian, saya melihat hal ini sebagai konfirmasi bahwa gagasan Khilafah semakin mendapatkan tempat di hati umat. Mereka yang tidak bisa lagi membantah gagasan ini dengan argumen rasional, akhirnya memilih jalan represif, bahkan di ruang digital. Namun, tindakan represif ini justru menunjukkan bahwa pemikiran Khilafah semakin kuat dan mengancam eksistensi kekuasaan zalim, baik di tingkat negara maupun sistem kapitalisme global.
Khilafah: Ancaman bagi Ideologi Kapitalisme
Tidak dapat dipungkiri bahwa Khilafah adalah pemikiran Islam yang menjadi ancaman besar bagi kekuasaan zalim dan ideologi kapitalisme. Para penguasa yang zalim dan negara-negara yang mendukung kapitalisme beramai-ramai mencoba membungkam gagasan ini, baik di dunia nyata maupun di ruang digital. Mereka khawatir jika ide Khilafah terus menyebar, maka sistem kapitalisme yang selama ini menjadi pijakan mereka akan runtuh.
Namun, satu hal yang mereka lupakan adalah tekad para pejuang Khilafah. Semangat kami tidak akan padam hanya karena tindakan represif seperti pemblokiran akun di media sosial. Keteguhan hati dan tekad kami untuk memperjuangkan tegaknya Syariah dan Khilafah akan terus membara, meskipun kami menghadapi berbagai rintangan.
Konsistensi dalam Perjuangan
Perjuangan ini tidak akan pernah surut. Kami akan tetap konsisten dalam dakwah untuk Islam, menyebarkan gagasan tentang Syariah dan Khilafah meski menghadapi berbagai tantangan di ruang digital maupun dunia nyata. Represi yang kami alami tidak akan membuat kami mundur, melainkan semakin memperkuat tekad kami.
Khilafah bukan sekadar gagasan, melainkan solusi bagi umat untuk keluar dari cengkeraman kapitalisme dan ketidakadilan yang terus mendera. Maka, dengan penuh keyakinan, kami akan terus memperjuangkan tegaknya Khilafah, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Mari kita bersama-sama menjaga semangat perjuangan ini tetap hidup dan konsisten di setiap langkah.
Allahu Akbar!
0 Komentar