Oleh: Darul Iaz
Jurnalis Lepas
Facebook, melalui induk perusahaannya Meta, melaporkan peningkatan signifikan penipuan dengan modus deepfake di platform media sosial. Dalam laporan terbaru dari The Guardian, Meta telah membasmi sekitar 8.000 laman Facebook dan 9.000 kasus penipuan deepfake yang memanfaatkan wajah selebriti. Tindakan ini dilakukan antara Januari hingga Agustus 2024.
Bekerja sama dengan pihak perbankan, Meta meluncurkan alat bernama Fraud Intelligence Reciprocal Exchange (FIRE) di Australia, yang bertujuan untuk menekan penipuan online serta mengurangi kerugian finansial para korban. Direktur Kebijakan, Gangguan Ancaman Global Meta, David Agranovich, menyebutkan bahwa perusahaan juga berkolaborasi dengan pemerintah dan mitra industri dalam upaya ini.
Layanan pemerintah Australia, Scamwatch, mencatat kerugian hingga USD30 juta atau sekitar Rp460 miliar akibat penipuan deepfake di negara tersebut. Penipuan ini seringkali memanfaatkan popularitas selebriti dan booming investasi di pasar kripto.
Selain penipuan finansial, Meta juga menemukan deepfake yang bertujuan untuk menyebarkan konspirasi politik dan memecah belah masyarakat. Pada 2023, Australia mencatat kerugian total sebesar USD64 juta atau sekitar Rp986 miliar akibat berbagai bentuk penipuan di media sosial.
0 Komentar