Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Pada hari Ahad, 20 Oktober 2024, sebuah acara syukuran yang istimewa diselenggarakan di Jakarta. Bukan sembarang syukuran, acara tersebut diberi tajuk OPERA JAWA atau Orasi Pergantian Raja Jawa. Penulis berkesempatan hadir dalam acara ini, yang undangannya diterima langsung dari Bang Refly Harun. Di lokasi acara, banyak tokoh penting yang tampak hadir, termasuk Amien Rais, Rizal Fadillah, Said Didu, Soenarko, Tifa, Roy Suryo, dan Nurhayati Assegaf.
Acara ini menjadi momen yang bersejarah, karena menandai lengsernya Presiden Joko Widodo dari jabatannya. Meskipun demikian, acara ini bukan sekadar syukuran, tetapi juga hari berkabung bagi bangsa. Berikut ini beberapa poin penting yang disampaikan oleh penulis dalam kesempatan tersebut.
Hari Syukur: Lengsernya Jokowi
Ahad, 20 Oktober 2024, adalah hari di mana rakyat Indonesia akhirnya bisa bersyukur. Setelah berusaha keras untuk mempertahankan kekuasaannya, Joko Widodo atau Jokowi, akhirnya lengser dari jabatannya. Upaya Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya hingga tiga periode telah kandas setelah adanya penolakan kuat dari rakyat. Bahkan, rencana menunda Pemilu 2024 dengan dalih pandemi COVID-19 pun gagal, berkat perlawanan dari berbagai pihak.
Lengsernya Jokowi dianggap sebagai bentuk kemenangan bagi rakyat Indonesia yang menuntut keadilan dan transparansi dalam pemerintahan. Akhirnya, hari ini menjadi momen penting bagi bangsa, di mana demokrasi tetap tegak dan kekuasaan tidak dapat diperpanjang secara sewenang-wenang.
Hari Berkabung: Pelantikan Fufufafa
Namun, di tengah rasa syukur tersebut, Ahad, 20 Oktober 2024, juga menjadi hari berkabung. Pasalnya, Gibran Rakabuming Raka yang sering disebut dengan nama panggilan "Fufufafa" dilantik menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Padahal, banyak pihak menilai bahwa Gibran tidak memenuhi syarat untuk menduduki jabatan tersebut, melanggar ketentuan Pasal 169 huruf e dan q UU No. 17/2017 tentang Pemilu. Kendati demikian, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tetap melanjutkan pelantikan Gibran, tanpa mengeluarkan TAP MPR untuk menganulirnya.
Bagi 282 juta rakyat Indonesia, hal ini adalah pukulan besar. Reputasi negara yang dibangun dengan darah, keringat, dan air mata oleh para pendahulu bangsa, kini tercoreng dengan dilantiknya seseorang yang dianggap tidak layak. Seolah-olah, negara kekurangan pemimpin hingga harus memaksakan pelantikan Gibran sebagai Wakil Presiden.
Ayo Kawal Dua Agenda Penting
Dalam kesempatan tersebut, penulis menyampaikan ajakan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk terus mengawal dua agenda penting: adili Jokowi dan makzulkan Fufufafa. Meskipun Jokowi sudah lengser, proses hukum terhadap berbagai tindakan yang diduga melanggar hukum dan keadilan harus terus berjalan. Gugatan terhadap Jokowi telah diajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan rakyat harus mengawalnya agar proses ini tidak terhenti begitu saja.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengawal proses pemakzulan Gibran. Meskipun Gibran telah dilantik, gugatan terhadap pelantikannya sudah diajukan ke PTUN Jakarta, dan tinggal menunggu putusan. Oleh karena itu, penting bagi rakyat untuk memastikan bahwa proses hukum ini berjalan dengan adil dan transparan.
Penutup
Ahad, 20 Oktober 2024, akan tercatat dalam sejarah sebagai hari yang penuh dengan kontradiksi. Di satu sisi, bangsa ini bersyukur karena Jokowi akhirnya lengser dari kursi kepresidenan. Namun di sisi lain, pelantikan Gibran sebagai Wakil Presiden mencoreng wajah demokrasi Indonesia. Rakyat Indonesia harus terus mengawal dua agenda besar ini adili Jokowi dan makzulkan Fufufafa demi masa depan negara yang lebih baik.
0 Komentar