MODERASI BERAGAMA YANG MENYESATKAN


Oleh: Uni
Penulis Lepas

Masa jabatan presiden Joko Widodo (Jokowi) berakhir pada 20 Oktober 2024. Selama kepemimpinannya, Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB) di Indonesia sempat mengalami fluktuasi. Dikutip dari laman Kemenag, Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB) merupakan indikator yang menjadi acuan bagi pemerintah dalam terus meningkatkan kualitas kerukunan di Indonesia. Survei terkait IKUB ini rutin dilakukan oleh Balitbang Diklat Kemenag tiap tahun.

IKUB ini diukur dengan lima kategori penilaian. Kategori pertama 0-20 sangat rendah. Kemudian kategori 21-40 rendah, 41-60 sedang, 61-80 tinggi, dan 80-100 sangat tinggi.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki mengungkapkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, Indeks KUB di Indonesia menunjukkan tren positif. Indeks KUB 2022 sebesar 73,09. Sedangkan dua tahun berikutnya, Indeks KUB sebesar 76,02 pada 2023 dan 76,47 pada 2024.

"Tren ini menggambarkan bahwa sikap toleransi antar umat beragama di Indonesia cenderung membaik. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan ini adalah berbagai upaya Kementerian Agama dalam menyosialisasikan dan menginternalisasikan penguatan moderasi beragama melalui berbagai program dan kegiatan," ujar Wamenag Saiful Rahmat Dasuki dalam Peluncuran Sekretariat Bersama dan Aplikasi Pemantauan Implementasi Moderasi Beragama (API-MB) di Jakarta (detikNews, Kamis, 3/10/2024)

Moderasi beragama yang gencar disosialisasikan oleh pemerintah, merambah ke masyarakat umum sampai pelajar. Dalam pendidikan, ide ini diklaim bisa mewujudkan Indonesia emas tahun 2045. Lalu, apa sih sebenarnya moderasi beragama? Apa yang diusung dari ide ini? Dan apa dampak yang akan terjadi jika ide ini terus menerus merasuk dalam pola pemikiran para generasi muda?


Proyek Barat

Moderasi beragama adalah sebuah ide yang menganggap semua agama benar. Ide ini sangat menekankan sikap wasathiyah, yaitu sikap tengah-tengah. Atas nama cinta damai dan kerukunan, kehadirannya seolah-olah sebagai pengurai konflik yang sering terjadi di antara umat beragama. Dan dalam dunia pendidikan, moderasi agama diusung untuk pembentukan karakter didik yang toleran, terhindar dari sikap radikal dan intoleran. Ide ini digagas oleh RAND Corporation sebagai bagian dari rekayasa global. Proyek ini merupakan perang melawan ideologi Islam dan para pengembannya, setelah sebelumnya ada proyek War on Terrorism (WoT), yang bertujuan mengubah mindset umat Islam agar tidak lagi berpandangan buruk terhadap gagasan-gagasan Barat.

Indonesia akan memasuki masa bonus demografi pada tahun 2030. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pada tahun 2045 penduduk Indonesia mencapai 318,96 juta jiwa dengan sekitar 69,3% berusia produktif. Hal ini pasti memicu ketakutan besar dalam benak orang-orang kafir barat, jika akan muncul kejayaan Islam kembali. Sehingga terciptalah fitnah-fitnah yang mereka gaungkan sekarang, salah satunya moderasi beragama. Dengan tujuan masyarakat muslim akan jauh dari agamanya sendiri.

Sangat jelas, ini menjadi tantangan besar untuk kita kaum muslim. Apalagi untuk para generasi muda. Akidah Islam yang harusnya dipegang teguh oleh umat Islam, menjadi abu-abu karena pencampuran agama atas nama toleransi. Dan dengan tambahan arus liberalisme yang sangat besar, generasi penerus kita terancam hancur moral dan akhlak. Akibatnya terjadi kerusakan-kerusakan yang saat ini sedang kita lihat. Banyak kasus-kasus kriminalitas, bullying, narkoba, dan banyak lagi. Itu tak lepas dari hilangnya agama dari nilai kehidupan.


Saatnya Tumbuh Berkembang Dengan Islam

Berbagai konflik yang terjadi saat ini adalah akibat diterapkannya sistem sekuler. Sistem yang mengedepankan hukum manusia di atas segalanya terbukti membuka pintu kehancuran umat. Maka seharusnya, kita harus bangun dari bayang-bayang sistem bathil tersebut. Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna yang Allah turunkan untuk kemaslahatan seluruh makhluk. Bukan hanya untuk umat Islam saja, tapi Islam juga menjamin keamanan, kesejahteraan dan keadilan untuk seluruh umat, termasuk non muslim. Islam mengakui adanya pluralitas (keberagaman), sehingga Islam tidak akan memaksa umat non Islam untuk memeluk Islam.

Salah satu bentuk toleransi yang Islam ajarkan, yaitu tidak menganggu agama lain untuk beribadah, bukan malah mencampur adukkan keduanya. Seperti dalam surat Al kafirun ayat 1-6:

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ
Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."

Dalam Islam, ada beberapa komponen dalam membentengi generasi penerus bangsa. Yang pertama adalah lingkup keluarga, orang tua akan bertugas sebagai benteng pertama, mengenalkan kepada anak bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Seperti dalam QS Ali Imron ayat 19:

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ
Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.

Kedua, dalam lingkup pendidikan, Islam akan menyajikan sistem pendidikan yang berbasis aqidah Islam. Yang akan membentuk peserta didik menjadi pribadi yang bertaqwa.

Ketiga, level negara, sistem Islam yang sudah terbukti sempurna akan diterapkan diseluruh aspek kehidupan.

Jadi jelas, hanya Islam lah yang mampu menjaga perdamaian antar umat beragama. Karena di dalamnya ada aturan yang lengkap dari mulai pergaulan, kebiasaan, perbedaan dan lain sebagainya.

Allahu 'alam bishawab.

Posting Komentar

0 Komentar