MELIHAT AJAL KEKUASAAN JOKOWI YANG SEMAKIN DEKAT


Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik 

Pada Selasa, 1 Oktober lalu, anggota DPR, DPD, dan MPR periode 2024-2029 telah resmi dilantik. Namun, bagi sebagian besar rakyat, bukan momen pelantikan yang menjadi perhatian utama. Sebaliknya, mereka merasa lega karena ini menandai semakin dekatnya akhir masa kekuasaan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang akan berakhir pada 20 Oktober 2024. Berakhirnya kepemimpinan Jokowi dianggap sebagai momen penting, di mana rezim yang banyak dicap sebagai otoriter dan penuh kontroversi akan segera mencapai akhirnya.

Pengamat politik Adi Prayitno menyebut bahwa 'aura kebintangan' Jokowi akan mulai memudar setelah 20 Oktober. Sinyal redupnya pengaruh Jokowi bahkan sudah terlihat dalam agenda pelantikan anggota DPR, DPD, dan MPR kemarin. Momen yang mencuri perhatian adalah ketika Jokowi menyapa Ketua Mahkamah Agung (MA) sebelum pelantikan. Namun, Ketua MA tampak tidak memperhatikan Jokowi dan langsung menuju podium pelantikan tanpa menghiraukan sapaan tersebut.

Ketika pimpinan sementara DPR menyebut nama-nama dalam acara pelantikan, nama Jokowi tidak disebut, dan suasana terasa hening. Namun, ketika nama Prabowo Subianto disebut sebagai presiden terpilih, tepuk tangan riuh terdengar dari hadirin. Raut wajah Jokowi yang terlihat kusut dan muram menggambarkan realitas baru yang mungkin sedang disadarinya: kekuasaannya akan segera berakhir, dan akhir itu tidak akan indah.


Akhir Kekuasaan yang Tragis

Bagi banyak rakyat, kebahagiaan yang mereka rasakan bukanlah karena mereka menantikan pemimpin baru. Meskipun ada harapan terhadap perubahan, banyak yang sadar bahwa pemimpin baru pun terpilih dengan berbagai skandal dan kontroversi. Kebahagiaan itu justru datang dari harapan bahwa era kekuasaan Jokowi, yang dianggap penuh kebohongan, penipuan, dan tirani, akan segera berakhir.

Selama bertahun-tahun, berbagai kelompok masyarakat telah berupaya menuntut tanggung jawab Jokowi atas berbagai kebijakan dan tindakan yang dinilai merugikan rakyat. Demonstrasi, gugatan hukum, hingga laporan ke kepolisian telah dilakukan, namun semuanya menemui jalan buntu. Banyak yang percaya bahwa kekuasaan Jokowi adalah penghalang utama bagi penegakan keadilan.

Namun, dengan berakhirnya masa jabatan Jokowi, banyak yang berharap bahwa pengaruhnya atas institusi-institusi seperti Kepolisian, Kejaksaan Agung, dan KPK juga akan hilang. Dengan tumbangnya kekuasaan ini, rakyat berharap Jokowi akan menghadapi konsekuensi dari kebijakannya selama memimpin, baik dalam bentuk hukuman penjara, atau bahkan hukuman yang lebih berat.


Pengkhianat dan Penjilat yang Mulai Berpaling

Tidak hanya Jokowi yang dianggap akan menghadapi masa depan suram setelah kekuasaannya berakhir. Banyak pihak yang selama ini mendukung dan "menjilat" Jokowi demi mendapatkan keuntungan politik dan ekonomi kini mulai berpaling. Mereka tampak mulai mencari "sumber madu" baru, yaitu sosok pemimpin yang akan menggantikan Jokowi. Pendukung setia yang dulu memuja-muja Jokowi, kini mulai berbalik arah demi menyelamatkan diri dan mencari perlindungan di bawah bayang-bayang kekuasaan baru.

Tak hanya Jokowi, keluarganya pun diramalkan akan menghadapi nasib serupa. Keluarga Jokowi yang selama ini dianggap turut menikmati dan memanfaatkan kekuasaan, mungkin juga akan kehilangan pengaruh dan menjadi tidak relevan lagi di panggung politik.


Kesimpulan

Pelantikan anggota DPR, DPD, dan MPR pada 1 Oktober kemarin bukan hanya sekadar seremoni politik. Bagi banyak orang, ini adalah tanda semakin dekatnya ajal kekuasaan Jokowi. Bagi rakyat yang telah lama merasa dikhianati, momen ini adalah harapan baru bahwa keadilan akan ditegakkan, dan penguasa yang dianggap zalim akan segera menghadapi konsekuensi dari tindakannya.

Seiring dengan semakin dekatnya akhir era Jokowi, rakyat menanti apa yang akan terjadi setelah 20 Oktober 2024.

Posting Komentar

0 Komentar