MAULID NABI MOMENTUM CINTA DAN TAAT KEPADA RASUL


Oleh: Delfiani
Pegiat Literasi

Cinta nabi, cinta syariat-Nya. Sungguh di antara cinta itu adalah taat.

Alhamdulillah bulan Rabiul Awal baru saja berlalu, salah satu bulan mulia. Dimana merupakan bulan kelahiran (Maulid) Baginda Rasulullah ï·º.


Cinta Sejati Mengikuti Semua Ajarannya

Sebagai umat muslim, peringatan Maulid dipandang sebagai bentuk ekspresi kegembiraan dan rasa syukur atas kelahirannya. Beliau yang telah membawa risalah Islam kepada umat manusia.

Kegembiraan itu tentu sangatlah wajar. Pasalnya, kelahiran Rasulullah ï·º adalah nikmat yang paling agung bagi manusia. Peringatan Maulid Nabi ï·º adalah salah satu wasilah memelihara rasa cinta kepadanya. Sementara mencintai beliau tentu tidak seperti mencintai manusia lainnya. Kecintaan seorang muslim kepada baginda Nabi harus di atas kecintaan kepada yang lain. Tidak hanya cukup dengan perayaan, akan tetapi kecintaan sejati harus diwujudkan dengan mengikuti semua ajaran yang dibawanya.

Oleh karena itu mencintai Nabi Muhammad ï·º hukumnya wajib. Siapapun yang mencintai Allah ï·» dan Rasul-Nya dengan sepenuh hati, lantas dia pertahankan rasa cinta itu sampai mati maka ia pasti akan bersama-sama dengannya di surga.

Sebagaimana sabda Nabi yang artinya “Engkau akan bersama dengan orang-orang yang engkau cintai.” (HR. Al-Bukhari)

Jadi kecintaan kepada Nabi ï·º harus melebihi cinta kepada siapapun. Adapun ketaatan penuh kepadanya adalah syarat mutlak untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.


Mencintai Nabi: Tidak Boleh Membuatnya Marah

Jika memang mencintai Nabi ï·º setulus dan sepenuh hati, seorang muslim tidak boleh sedikit pun membuat beliau marah. Yang menjadi pertanyaan, apa sebenarnya yang bisa membuat beliau marah? Jawabannya dituturkan oleh Ummul Mukminin Aisyah ra..

Rasulullah ï·º pernah datang menemui diriku dalam keadaan marah, aku berkata, 'Siapa yang telah membuat engkau marah wahai Rasulullah? Semoga Allah memasukkan mereka ke dalam neraka.' Beliau menjawab, 'Bagaimana perasaanmu ketika aku memerintahkan orang-orang dengan suatu perintah, lalu mereka bimbang (ragu untuk melaksanakan perintah tersebut, pen)?' ” (HR. Muslim dan Ibnu Hibban)

Dengan demikian jelas sudah bahwa bukti cinta yang hakiki kepada Nabi ï·º adalah dengan menaati beliau tanpa bimbang dan ragu. Karena ketaatan itulah yang akan mengantarkan mereka masuk ke surga. Sementara itu, nerakalah tempat bagi mereka yang membangkang.


Memperingati Maulid Nabi tetapi Tidak Mengikutinya

Ironisnya banyak umat muslim memperingati Maulid Nabi ï·º setiap tahun, akan tetapi apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan yang diajarkan baginda Rasulullah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi:

Pertama, karena mereka hanya merayakannya sebatas aktivitas ritual atau rutinitas tahunan saja. Di dalamnya tidak ada ruh yang melekat pada diri mereka. Mengaku cinta tapi sekadar di lisan saja. Mereka tidak mau hidupnya diatur oleh aturan Islam.

Kedua, adanya pengaruh sistem sekuler yang merasuki kehidupan kaum muslim. Ia adalah sebuah sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem ini bertentangan dengan syariat Islam.

Maka dari itu, di negeri ini yang menganut sistem sekuler, riba yang dilarang Allah dan Rasul-Nya masih menjadi tumpuan. Korupsi yang diharamkan pun justru semakin menjadi-jadi.

Sistem yang lahir dari rahim kapitalisme sekuler ini seakan enggan untuk mengatur urusan sosial, politik, pendidikan, dan lainnya dengan aturan Islam. Sistem ini juga menolak menerapkan sanksi-sanksi hukum Islam, seperti qisas, potong tangan bagi pencuri, rajam bagi pezina, cambuk bagi pemabuk, hukuman mati bagi yang murtad, dan lain sebagainya.

Dalam tataran ideologi yang diterapkan, saat ini bukan lagi ideologi Islam yang dibawa oleh Nabi ï·º. Ideologi yang diterapkan sekarang adalah kapitalisme sekularisme. Sistem dari Barat ini bertentangan dengan tuntunan beliau.


Maulid, Momentum Pengingat untuk Meneladani Nabi ï·º

Dengan demikian pada momentum Maulid Nabi ï·º ini haruslah menjadi pengingat bagi umat muslim untuk terus meneladani sikap, akhlak, dan ajarannya di dalam kehidupan sehari-hari, serta mengajarkan dan mempraktikkannya secara menyeluruh.

Salah satu bentuk wujud kecintaan umat muslim kepada nabi dengan diwujudkan melalui doa, selawat, membaca sirah Nabi. Tidak lupa juga menyampaikan ajaran-ajaran beliau di tengah-tengah masyarakat.

Maulid Nabi tentunya menjadi sebuah momentum untuk mengirimkan selawat kepada Rasulullah Muhammad ï·º. Dimana ia adalah suri teladan terbaik bagi umat Islam. Hikmahnya, umat jadi terdorong mengamalkan selawatnya dalam kehidupan sehari-hari dengan harapan mendapat syafaat darinya.


Cinta kepada Nabi di Atas Segalanya

Pada hakikatnya kecintaan kepada Nabi ï·º harus melebihi cinta kita kepada siapapun. Ketaatan penuh kepada beliau adalah syarat mutlak untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan mengamalkan seluruh isi Al-Qur'an yang tidak hanya menyangkut masalah ibadah ritual dan akhlak saja, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Mulai dari akidah, ibadah, hingga berbagai muamalah. Muamalah mulai dalam bidang ekonomi, sosial, politik, hukum, dan negara.

Maka kesimpulannya, bahwa cinta sejati kepada Baginda Rasulullah ï·º harus dibuktikan dengan ittiba, yaitu mengikuti segala perintahnya dan meninggalkan segala bentuk larangannya.

Wallahualam bissawab.

Posting Komentar

0 Komentar