Oleh: Ahmad Khozinudin
Penulis Politik
Amerika Serikat, yang dulu dikenal sebagai 'Polisi Dunia,' kini tengah kehilangan kendali dan pengaruhnya, terutama dalam menjaga keamanan Laut Merah. Jalur perairan yang vital ini, yang menjadi pintu masuk Terusan Suez dari selatan, merupakan salah satu rute pelayaran paling sibuk di dunia. Namun, serangan militer dari Yaman yang semakin intensif telah menggoyahkan dominasi Amerika di kawasan ini, membuat banyak kapal niaga dunia terpaksa memutar jalur melalui Tanjung Harapan, alih-alih melewati Laut Merah.
Amerika selama ini memanfaatkan statusnya sebagai kekuatan militer global untuk mendapatkan bagian besar dari premi asuransi pelayaran niaga. Mereka menjamin keamanan kapal-kapal yang melintasi jalur penting dunia, termasuk Laut Merah. Namun, serangan militer Yaman telah meruntuhkan kepercayaan para pengusaha pelayaran terhadap Amerika, sehingga membuat biaya asuransi naik drastis dan memaksa banyak kapal niaga memilih rute yang lebih mahal dan memakan waktu lebih lama.
Serangan Yaman dan Konflik Israel-Palestina
Serangan militer Yaman terhadap kapal-kapal niaga yang terkait dengan Israel menjadi salah satu pemicu utama ketidakamanan di Laut Merah. Tuntutan Yaman jelas, mereka meminta Israel untuk menghentikan serangan terhadap Palestina. Namun, Amerika tidak mengambil langkah untuk menekan Israel agar meredam konflik ini. Sebaliknya, Amerika memilih untuk berkonfrontasi langsung dengan militer Yaman, meskipun upaya ini tampak sia-sia.
Yaman kini memegang kendali strategis di Laut Merah. Mereka memberikan izin perlintasan kapal niaga yang tidak terkait dengan kepentingan Israel, memperkuat posisinya sebagai kekuatan baru di wilayah tersebut. Amerika, yang dulunya mampu mengendalikan jalur ini, kini menghadapi tantangan besar untuk mengembalikan dominasi dan kepercayaan dunia pelayaran.
Serangan Terbaru Amerika: Usaha yang Sia-Sia?
Pada Jumat lalu (4/10), Amerika melancarkan serangan rudal ke berbagai sasaran militer Yaman, dengan tujuan menghancurkan sistem senjata dan pangkalan militer mereka. Ini adalah salah satu langkah Amerika untuk mencoba merebut kembali statusnya sebagai 'Polisi Dunia.' Namun, kenyataannya, dominasi Amerika di Laut Merah semakin tergerus. Militer Yaman kini menguasai perairan ini dengan keunggulan strategi dan senjata yang semakin canggih.
Situasi ini mengingatkan pada perang Amerika di Vietnam, di mana Amerika unggul dalam persenjataan, tetapi gagal memahami dan menguasai medan perang. Di Laut Merah, militer Yaman memiliki keunggulan serupa, mereka menguasai medan perairan, sementara Amerika terpecah konsentrasinya dengan berbagai konflik lain, seperti perang di Ukraina.
Kejatuhan Amerika dan Bangkitnya Yaman
Dengan kemampuan militer Yaman yang semakin tangguh dan Amerika yang kehabisan tenaga untuk menghadapi banyak medan perang, kejayaan Amerika sebagai kekuatan dominan dunia semakin terancam. Doktrin Monroe, yang dahulu menjamin keamanan Amerika di wilayahnya, kini tidak mampu melindungi kepentingan mereka di luar negeri. Di Laut Merah, Amerika menghadapi ancaman nyata dari militer Yaman yang siap menenggelamkan kapal-kapal mereka, sebagaimana mereka pernah dikalahkan oleh Vietnam di daratan.
Kini, dunia menyaksikan perubahan besar dalam dinamika kekuatan global. Amerika tidak lagi bisa mengklaim perannya sebagai penguasa perairan dunia, sementara Yaman dengan cerdik mengambil alih kontrol atas Laut Merah. Kapal-kapal niaga internasional pun lebih memilih rute yang lebih mahal dan panjang demi keamanan, daripada menghadapi ancaman serangan rudal militer Yaman di jalur cepat Laut Merah.
Masa kejayaan Amerika mungkin telah berakhir, dan dunia kini menyaksikan kebangkitan kekuatan baru yang tak terduga yaitu Yaman.
0 Komentar