Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Baru-baru ini, Rusia memperkenalkan doktrin nuklir baru yang mengguncang dunia. Banyak pihak khawatir bahwa jika Rusia mengaktifkan protokol penggunaan senjata nuklir, hal ini bisa memicu perang besar yang membawa dampak kehancuran global. Dalam konteks ini, Rusia membuka opsi penggunaan nuklir dalam konflik dengan Ukraina, dengan alasan Ukraina mendapat dukungan dari NATO dan negara-negara nuklir lainnya seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
Doktrin baru Rusia memperluas legitimasi penggunaan nuklir. Bukan hanya untuk merespons serangan nuklir, tetapi juga untuk menghadapi ancaman perang dari negara-negara yang didukung oleh negara bersenjata nuklir, baik dalam situasi defensif maupun ofensif.
Namun, umat Islam tidak perlu terlalu khawatir. Sejarah menunjukkan bahwa senjata nuklir, baik yang dimiliki Rusia, Amerika Serikat, China, Korea Utara, Inggris, maupun Prancis, lebih sering digunakan sebagai alat tawar-menawar dan tekanan, daripada benar-benar digunakan dalam pertempuran. Rusia diperkirakan tidak akan menggunakan nuklir dalam konflik Ukraina. Tujuan utama Rusia kemungkinan besar adalah memaksa Amerika Serikat dan NATO untuk mundur dari mendukung Ukraina.
Di sisi lain, Amerika juga tidak mungkin menanggapi ancaman Rusia dengan serangan nuklir. Mengingat kedua negara memiliki kekuatan nuklir yang seimbang, penggunaan senjata ini akan membawa kehancuran bagi kedua belah pihak. Amerika pernah menggunakan bom nuklir terhadap Jepang karena saat itu tidak ada ancaman balasan nuklir. Namun, situasi saat ini sangat berbeda.
Dalam ketegangan ini, umat Islam diharapkan untuk tidak memihak salah satu kubu, baik Amerika maupun Rusia. Keduanya memiliki sejarah tindakan zalim terhadap umat Islam. Sebaliknya, umat Islam harus mengambil sikap aktif, membentuk blok baru dengan memperjuangkan tegaknya Khilafah. Khilafah yang diharapkan bukanlah seperti yang pernah ada pada masa Umayyah, Abbasiyyah, atau Utsmaniyah, melainkan Khilafah ala Minhajin Nubuwah, yang sesuai dengan petunjuk wahyu Allah ﷻ.
Dalam kancah internasional Khilafah harus mempersiapkan kekuatan teknologi persenjataan mutakhir, termasuk nuklir, sesuai dengan seruan dalam Al-Qur'an surat Al Anfal ayat 60:
وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰخَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْۚ لَا تَعْلَمُوْنَهُمْۚ اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ
60. Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).
Ayat tersebut menuntut umat Islam untuk menyiapkan segala kekuatan yang mampu menggentarkan musuh. Senjata nuklir di era modern ini adalah salah satu alat yang dengan memilikinya dapat mengetarkan musuh dan membuat Khilafah dapat menegaskan posisinya di hadapan bangsa-bangsa lain.
Dengan demikian, ketakutan dunia akan kiamat nuklir mungkin berlebihan. Sebaliknya, umat Islam, melalui Khilafah, akan tampil memimpin dunia, menegakkan keadilan, dan memakmurkan bumi dengan cara yang dikehendaki Allah ﷻ.
Allahu Akbar!
0 Komentar