Oleh: Darul Iaz
Jurnalis Lepas
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengungkapkan bahwa pemerintahannya sedang membahas kemungkinan serangan terhadap fasilitas minyak Iran. Langkah ini dipertimbangkan sebagai tanggapan atas serangan rudal Iran terhadap Israel. Pernyataan tersebut disampaikan Biden dalam sebuah wawancara, seperti dilaporkan oleh Reuters, Jumat (4/10/2024).
"Ini sedang didiskusikan," kata Biden ketika ditanya apakah ia mendukung rencana serangan Israel terhadap fasilitas minyak Iran. Meski demikian, ia menegaskan bahwa belum ada tindakan militer yang akan segera diambil. Pernyataan ini menyebabkan harga minyak dunia melonjak, di tengah kekhawatiran gangguan pasokan akibat ketegangan di Timur Tengah.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji bahwa Iran akan membayar mahal atas serangan rudal tersebut. Washington juga menyatakan akan bekerja sama dengan Israel untuk memastikan Iran menghadapi konsekuensi serius.
Operasi Militer Israel di Lebanon
Militer Israel pada Kamis (3/10/2024) memerintahkan evakuasi di lebih dari 20 kota di selatan Lebanon seiring dengan serangan mereka terhadap Hizbullah, kelompok bersenjata yang didukung Iran. Serangan udara Israel menghantam sejumlah target di pinggiran Beirut, termasuk kawasan Dahiye yang merupakan basis kekuasaan Hizbullah.
Menurut sumber keamanan setempat, serangan Israel menargetkan setidaknya 15 sasaran, termasuk fasilitas senjata dan target intelijen Hizbullah. Sebagai balasan, Hizbullah meluncurkan roket ke pangkalan militer Israel di Teluk Haifa.
Kementerian Pertahanan Israel mengkonfirmasi bahwa serangan Hizbullah telah menyebabkan sirene peringatan berbunyi di wilayah Galilea, Israel utara. Meskipun beberapa roket berhasil dicegat, sebagian lainnya jatuh di area terbuka.
Hizbullah mengklaim telah menewaskan 17 tentara Israel dalam pertempuran di Lebanon selatan, namun pihak militer Israel belum memberikan komentar terkait klaim ini.
0 Komentar