SERAKUS ITUKAH WAHAI DIRI?


Oleh: Lia Herasusanti
Sahabat Surga Cinta Qur'an

Dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 245 menerangkan:

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan"

Malu ga sih membaca ayat ini? Semua yang kita miliki adalah pemberian Allah ﷻ. Bahkan diri kita pun adalah ciptaan Allah ﷻ. Tapi Allah ﷻ sebagai Pencipta dan pemilik semua yang dianggap milik oleh kita ini, meminjamnya. Ya, Allah ﷻ menggunakan kata meminjam.

Memangnya siapa kita? Allah ﷻ berhak tak hanya meminjam, Allah ﷻ berhak mengambil semua milik-Nya. Tapi dengan ke Maha Baikannya Allah, Allah ﷻ sekedar meminjamnya. Dan bukan main-main, Allah ﷻ janjikan pembayaran berlipat ganda atas pinjaman yang kita berikan. Luar biasa!

Lalu, apakah diri ini sadar dengan sentilan Allah ﷻ itu? Tak tahu malu rakus terhadap semua rezeki Allah. Tak mau menyisihkan sedikit saja harta di jalan Allah. Padahal janji balasan berlipat dari Allah itu pasti. Sebodoh itukah? Atau serakus itukah wahai diri?

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa bersedekah senilai sebuah kurma dari mata pencaharian yang baik, dan tidak ada yang sampai kepada Allah kecuali yang baik, maka Allah akan menerimanya dengan tangan kananNya, kemudian Dia mengembangkannya sebagaimana salah seorang diantara kalian mengembangkan ternaknya hingga sedekah itu menjadi seperti gunung." (HR.Bukhari-Muslim)

Posting Komentar

0 Komentar