JERAT RIBA DI DUNIA PENDIDIKAN


Oleh: Lia Herasusanti
Sahabat Surga Cinta Qur'an

Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 275 menerangkan:

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."

Ayat ini bukanlah ayat asing. Sudah banyak kaum muslimin paham, bahwa riba adalah sesuatu yang haram. Bahkan meskipun dibungkus dengan nama indah 'bunga'.

Walaupun sudah mengetahui keharaman riba, dan ingin menghindari riba, namun di sistem kapitalis seperti saat ini, terasa sulit untuk terlepas dari jeratannya. Hal inilah yang dirasakan sebagian mahasiswa ITB, dan mungkin mahasiswa universitas lainnya. Mereka ada yang mengalami kesulitan membayar biaya kuliah, bukannya dibantu dengan solusi semisal beasiswa atau keringanan lainnya, yang ada mereka diarahkan untuk berutang pada pinjol. Dan pinjaman pada pinjol tentu saja dijerat dengan bunga/riba yang cukup tinggi.

Inilah dampak kapitalisasi dunia pendidikan. Tak ada lagi tanggungjawab negara untuk meringankan rakyatnya untuk mendapat pendidikan terbaik, yang ada rakyat harus berjuang sendiri memenuhi kebutuhan pendidikannya yang semakin lama semakin mahal. Dan saat mereka kesulitan, bisnis pinjol mengambil peluang untuk meraup keuntungan. Ia bekerja sama dengan institusi pendidikan. Berperan bak seorang pahlawan, namun nyatanya, mereka hanya sekedar meraup keuntungan.

Sungguh kita ada di sistem kapitalis. Dimana segala sesuatu dilihat hanya dari keuntungan materi. Persetan dengan tujuan mulia, mencerdaskan anak bangsa.

Seharusnya semua ini menjadi bahan renungan. Masihkah kita mau menyerahkan hidup dalam tatanan kapitalistik? Sementara Islam memberi solusi, pendidikan gratis yang tentu saja bebas riba.

Negara turun tangan memberi perhatian lebih terhadap pendidikan. Pendapatan negara dari sumberdaya alam dan sumber-sumber lainnya, sebagian besar dialokasikan bagi pendidikan. Karena pendidikan adalah tonggak bagi pembagunan peradaban.

Bagaimana dengan riba? Semua jenis riba dalam sistem Islam dibabat habis, termasuk pinjol dan rekan-rekannya.

Jadi, masih betah kah bertahan hidup dalam sistem kapitalis? Sudahlah sengsara hidup di dunia, kesulitan hidup di akhirat pun sudah menunggu. Naudzubillahi min dzalik.

Posting Komentar

0 Komentar