Oleh: Diaz
Penulis Lepas
Penderitaan umat Islam seolah tidak pernah habis silih berganti, dari genosida penduduk Palestina oleh penjajah Israel, genosida Muslim Rohingya oleh militer Myanmar, genosida dan doktrinisasi etnis Uighur di Xinjiang-China, penyerangan sekala besar kelompok Hindu radikal kepada muslim di India, penembakan di masjid wilayah Christchurch-Selandia Baru yang menewaskan 50 orang dan 20 lainnya luka-luka, diskriminasi minoritas muslim di hampir seluruh eropa, larangan penggunaan jilbab maupun busana muslim jenis abaya di sekolah negeri Prancis dan masih banyak lagi.
Seakan tidak pernah habis derita itu selalu datang tanpa solusi dan dilupakan ketika waktu berlalu. Sekat nasionalisme telah nyata berhasil memisahkan persaatuan muslim dunia, dan sekulerisme sukses memisahkan agama Islam dari sendi-sendi kehidupan umat. Kini kehidupan kaum muslim dengan orang kafir seolah tidak ada beda, sebab halal dan haram tidak lagi jadi ukuran.
It Is Time To Be One Ummah adalah narasi untuk menyadarkan umat bahwa kehidupan muslim saat ini jauh dari kata ideal, sudah saatnya kaum muslimin bersatu mengembalikan kehidupan Islam di tengah-tengah umat, sehingga Islam Rahmatan Lil Alamin dapat kembali terwujud dan menghapuskan penderitaan yang selama ini hinggap di tubuh umat Islam.
Contoh terbaik dalam melakukan perubahan ke arah persatuan telah di contohkan Rasulullah ﷺ ketika menyatukan bani Aus dan Khazraj, padahal sebelumnya bani Aus dan Khazraj selalu berperang dan tidak pernah akur. Begitulah Islam, mempersaudarakan dan menyatukan sesama muslim melebihi hubungan saudara sedarah apalagi hanya sekedar saudara sebangsa.
عن النعمان بن بشير -رضي الله عنهما- قال: قال رسول الله ﷺ
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Dari Nu'man bin Basyir semoga Allah meridhoi keduanya berkata, bersabda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam :
“Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.” [HR. Al-Bukhari (no. 6011), Muslim (no. 2586) dan Ahmad (IV/270), dari Sahabat an-Nu’man bin Basyir Radhiyallahu anhuma, lafazh ini milik Muslim.]
Sesungguhnya persatuan kaum muslimin untuk menjadi satu tubuh tidak akan pernah terjadi tanpa rasa saling mencintai dan menghargai perbedaan sesama saudara muslim, rasa cinta tersebut juga tidak akan tumbuh subur jika aturan kehidupan yang digunakan muslimin bukan yang bersumber dari Allah ﷻ sebagai sang pencipta.
Islam tidak hanya sekedar agama namun merupakan petunjuk manusia dalam menjalani kehidupannya, seharusnya kita berpikir bahwa hanya Islam yang dapat menjadi solusi atas keterpurukan dan penderitaan umat selama ini, kemudian seluruh kaum muslimin seharusnya sadar bahwa Islam harus di terapkan selain untuk ibadah mahdhah juga di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, dari aktifitas bermasyarakat bahkan bernegara. Dengan begitu Insya Allah Islam Rahmatan Lil Alamin yang mensejahterakan manusia tanpa memandang agama dan seluruh mahluk di bumi dapat terwujud kembali.
Walahuallam.
0 Komentar