Oleh: Atik Setyawati
Penulis Lepas
Adakalanya perselisihan terjadi pada sebuah hubungan. Tak terkecuali antara ibu dengan anak-anaknya, terlebih lagi dengan anak perempuannya. Anak merasa kurang nyaman bersama ibu karena ibu kurang memahami apa yang dimau oleh putrinya. Terkadang kurang sefrekuensi, akibatnya amarah yang kemudian timbul. Baik marah itu timbul dari ibu ataupun dari anaknya. Butuh peredam terhadap kemarahan masing-masing.
Sebenarnya wajar saja, adanya perselisihan. Perlu kiranya untuk sedikit memberi ruang dan waktu bagi anak untuk bermain bersama teman sebayanya. Dari sana, akan muncul rasa saling memahami. Pada saatnya tiba, ibu akan merenungi di mana letak ketidaknyamanan yang tercipta. Ketika anak ingin bermain bersama namun terjeda, kemudian memilih menemui teman-temannya.
Teman dalam hal ini adalah teman yang tetap dalam koridor mengajak pada kebaikan. Bukan teman yang justru menambah kemarahan pada diri anak. Ketika sang anak merasa nyamanan, Ia juga akan perlahan menyadari kekeliruannya.
Ambil sisi positifnya saja jika memang harus menghadapi keadaan yang kurang nyaman. Sambil terus berdoa kebaikan untuk semuanya. Solusi perselisihan harus segera diambil. Ada alternatif-alternatif yang dapat dipilih ketika ada perbedaan/perselisihan. Pikirkan lagi apa yang diinginkan ibu dan anaknya?
Perselisihan akan segera hilang dengan hadirnya solusi yang dapat memecahkan masalah keduanya. Menghadapi perselisahan dengan bijak akan mengantarkan pada kedewasaan berpikir. Selama perselisihan itu masih pada ranah teknis, tak mengapa. Ada teknis lain yang menjembatani perselisihan itu.
Ibu, segeralah temukan solusi teknis yang menjembatani perselisihanmu dengan putrimu!
0 Komentar