Oleh: Titin Surtini
Muslimah Pemerhati Umat
Kabar yang beredar melalui pemberitaan Republika (27-11-2023) menyebutkan bahwa sekelompok masyarakat muslim di Bitung Sulawesi Utara yang diinisiasi oleh Barisan Solidaritas Muslim (BSM) melakukan Aksi Damai Bela Palestina dan salat gaib untuk umat Islam yang syahid di Palestina.
Sementara itu, di tempat yang terpisah berlangsung pula aktivitas masyarakat adat Makatana-Minahasa dan Laskar Kristen Manguni Makasiou yang melakukan parade budaya. Para peserta parade budaya itu membawa dan mengibarkan bendera Zionis Yahudi.
Masa aksi terlihat bentrok yang terjadi mulai pukul 16.17 WITA. Kelompok Pasukan Manguni mengejar salah satu peserta Aksi Bela Palestina. Mereka menyerang dan menganiaya peserta aksi tersebut karena ada peserta yang meneriakkan kalimah takbir.
Saat melakukan pengejaran, massa ormas adat berpapasan dengan ambulans yang menggunakan atribut bendera tauhid. Ormas adat pun melakukan perusakan terhadap ambulans.
Dan masyarakat Islam dari BSM Kota Bitung membalas dengan melemparkan batu ke arah ormas adat yang membawa senjata tajam.
Akibat dari bentrokan tersebut,satu korban tewas dan dua luka-luka.Sementara itu, tujuh terduga pelaku sudah ditangkap.
Adapun penyebab bentrokan ini adalah karena ketidakpahaman masyarakat terhadap akar masalah Palestina. Ada yang mengira bahwa yang terjadi di Palestina adalah perebutan wilayah antara dua belah pihak, hal ini terjadi pada kalangan yang tidak paham sejarah. Ada juga yang termakan propaganda Barat bahwa Hamas adalah kelompok teroris.
Ketidakpahaman tentang Palestina ini akhirnya memunculkan perbedaan pendapat di tengah masyarakat yang berujung pada terjadinya bentrokan dan kekerasan.
Dengan demikian, tentu tidak ada satu pihak pun di dunia ini yang setuju terhadap penjajahan. Kita semua sepakat bahwa segala bentuk penjajahan di dunia harus dihapuskan.
Sejarah membuktikan bahwa dahulu tidak ada entitas Zionis Yahudi di Al-Quds. Hanya ada Palestina. Lalu setelah 14 Mei 1948, tiba-tiba ada sebuah entitas Yahudi di wilayah yang sebelumnya disebut Palestina tersebut.
Peta kuno juga menyebut nama wilayah tersebut adalah Palestina. Bahkan kartun Disney jadul juga menyebut wilayah tersebut Palestina. Ditemukan juga mata uang sebelum 1948 yang beredar di wilayah Al-Quds bertuliskan Palestina.
Bentrokan antara pendukung Palestina dan yang kontra seharusnya tidak boleh terjadi. Kita seharusnya berpihak pada Palestina dan menolak penjajahan yang dilakukan Yahudi. Bentrokan seperti ini terjadi karena ada pembiaran, dari masyarakat maupun aparat.
Aparat pasti tahu ideologi yang diyakini kelompok yang kontra terhadap Palestina tersebut, juga sepak terjang mereka yang melakukan kekerasan, dan adanya senjata tajam yang mereka bawa saat parade.
Adanya pihak yang pro terhadap penjajah menunjukkan rendahnya taraf berpikir masyarakat. Di Barat yang mayoritas kafir saja masyarakatnya menolak penjajahan yang dilakukan entitas Yahudi. Mereka melakukan aksi protes terhadap genosida yang dilakukan Yahudi.
Rendahnya taraf berpikir ini merupakan hasil dominasi sistem sekuler di negeri ini. Sekularisme telah menjadikan masyarakat berpikir tanpa menggunakan agama. Akibatnya, mereka tidak mampu memberikan solusi hakiki atas masalah yang terjadi. Mereka mudah termakan propaganda ganda Barat.
Barat telah menguasai kekayaan alam negeri-negeri muslim dan juga kedaulatan serta keamanan negeri-negeri muslim ada di tangan negara-negara Barat.
Kemunduran umat Islam terjadi karena tidak adanya Khilafah /negara yang menjadi junnah (perisai pelindung) bagi umat Islam. Dahulu, umat Islam dikenal dunia sebagai masyarakat yang intelek, bukan masyarakat yang terbelakang dan rendah taraf berpikirnya. Saat itu, pendidikan di dunia Islam laksana mercusuar yang memberikan cahaya petunjuk bagi setiap umat.
Dunia pun takjub dengan kemajuan pendidikan dalam Khilafah. Bahkan penguasa negara-negara Eropa saat itu mengirimkan putra-putrinya untuk belajar ke sekolah-sekolah Khilafah. Itulah saat umat Islam memiliki pemikiran yang tinggi.
Saat itu, sistem pendidikan Khilafah menanamkan akidah Islam secara akliah sehingga terbentuk keimanan yang kukuh. Sekolah juga mengajarkan berpikir rasional sehingga para siswa bisa berpikir dengan benar. Hasilnya adalah masyarakat Islam yang berperadaban maju dan bahkan menjadi referensi negara-negara lain.
Sistem pendidikan Islam yang berkualitas mampu membentuk kekuatan mental pada anak didik. Mereka memiliki pemikiran yang tinggi sehingga mampu menyolusi segenap masalah yang dihadapi, baik pada level keluarga, masyarakat, dan negara. Masyarakat tidak mudah tersulut emosi. Mereka menjadi ululalbab yaitu orang-orang yang berpikir sebagaimana firman Alloh ï·» dalam Al Qur'an surat Ali Imron ayat 190 yang artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal (ululalbab).”
Sistem pendidikan Islam juga akan melahirkan generasi penerus yang berakhlak mulia, kuat akidahnya dan siap berjuang menegakkan agama Alloh.
Wallahu 'alam bissowab.
0 Komentar