SEKOLAH TINGGI TAPI TAK PUNYA HARGA DIRI?!


Oleh: Amalia Nurul Viqri
Muslimah Peduli Umat

Tidak sedikit orangtua bekerja hingga setengah mati demi membiayai sekolah anaknya hingga ke perguruan tinggi, dengan harapan menjadi anak berperilaku baik, beretika dan bermanfaat bagi diri serta negeri. Ada pula yang memaksa dengan jalur duit agar anaknya diterima di kampus bergengsi. Namun, sangat disayangkan ketika mereka lulus dan dapat pekerjaan justru harapan orangtua tadi hilang menepi. Karena mereka malah korupsi.

Dalam acara pidato di hadapan ribuan wisudawan Universitas Negeri Padang pada Minggu (17/12/2023), Mahfud MD menyatakan bahwa 84 persen koruptor yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan lulusan perguruan tinggi. Menurutnya, berdasarkan data KPK, sekitar 1.300 koruptor telah ditangkap dan dipenjara, dan mayoritas dari mereka memiliki latar belakang pendidikan perguruan tinggi. (TribunJateng.com, 17/12/23)


Akibat Materialistik

Begitulah sistem kapitalisme, yang jadi acuan hanya materi. Tak ada standar pahala-dosa, yang penting hidup senang hati dan banyak materi. Karena sistem ini mau ngga mau cuan harus jadi kawan. Di mana pun, kapan pun pasti harus ada uang. Sehingga memaksa rakyat banting tulang mencari uang, dengan cara halal atau haram.

Korupsi seolah-olah hal yang biasa dilakukan para pekerja atau para petinggi. Padahal mereka lulusan perguruan tinggi, yang katanya ilmu dan etikanya juga tinggi. Aturan yang dibuat negara sebatas bacaan yang disimpan rapi. Dan negara tak punya hukuman yang jera sehingga rakyat engga melakukannya lagi. KPK sudah tidak menjadi harapan rakyat dan negeri.


Pendidikan ala Kapitalisme

Hanya dituntut yang penting lulus dapat nilai bagus, supaya cari pekerjaan pun mulus. Bagaimana mencetak generasi beretika dan dermawan, jika pelajaran agama hanya satu jam dalam sepekan, juga tidak diamalkan. Sekulernya sudah melekat pada setiap siswa dan mahasiswa, sering menyebut "ngga usah bawa-bawa agama". Sehingga apapun yang mereka lakukan baik atau buruk, bernilai pahala atau dosa bukan menjadi standar kehidupan.


Solusi Terbaik

Islam adalah solusi terbaik. Karena konsep pendidikan dalam Islam yang pertama dibangun adalah Aqidah Islam dan dibantu dengan aturan-aturan sesuai dengan standar pahala-dosa. Tak hanya itu, para ibu wajib menjadi madrosatul ula dan para ayah wajib menjadi sosok panutan. Lingkungan masyarakat bahkan negara saling bekerjasama dan saling mengawasi setiap anak agar jauh dari maksiat dan tetap taat pada Allah. Tujuan pendidikan Islam bukan materi tapi Ridha sang Ilahi.

Wallahua'lam bisshawab

Posting Komentar

0 Komentar