Oleh: Lia Herasusanti
Sahabat Surga Cinta Qur'an
Apa rasanya di protes anak sendiri saat melakukan pelanggaran aturan Allah? Direkam dan ditonton orang banyak pula. Pasti nyesek. Bisa nyesek karena ga terima dan merasa benar, bisa juga nyesek karena merasa tersudut dengan kebenaran yang tak bisa dibantah.
Rasa nyesek karena tak terima dan merasa benar muncul akibat kebodohan, ketidakpedulian terhadap ilmu agama. Kebenaran yang disampaikan tak berarti, karena ia tak tahu itu adalah kebenaran. Dampaknya bukannya berterimakasih, peringatan yang diterima justru dianggap sebagai sesuatu yang mempermalukan diri, dan bisa memunculkan kemarahan dan kebencian pada si penyampai.
Berbeda jika yang dirasakan nyesek karena tersudut dengan kebenaran yang tak terbantahkan. Secara keilmuan, ia tahu apa yang dilakukannya salah. Namun hawa nafsunya masih sulit untuk meninggalkannya. Sentilan dari sang anak akan menjadi bahan perenungan panjang, betapa orang-orang disekelilingnya begitu menyayanginya, sehingga tak rela dirinya melakukan pelanggaran. Dan dampak dari perenungan ini, menyebabkan rasa sayang yang semakin membuncah pada sang anak dan insya Allah akan mendatangkan hidayah bagi dirinya kemudian menjadi pribadi yang lebih baik.
Satu tindakan tapi menghasilkan dampak yang berbeda. Dan semuanya berawal dari ilmu. Maka jangan pernah berhenti menuntut ilmu. Apalagi ilmu agama. Ilmu yang wajib 'ain bagi setiap muslim. Jaman canggih begini, ilmu bertebaran dimana-mana, tak ada alasan untuk tidak berilmu. Ayo kejar ketinggalan, jadikan anakmu sebagai pemacu semangatmu menuntut ilmu.
Pada Al-Qur'an surat Al An-am ayat 120 menjelaskan:
وَذَرُوا ظَاهِرَ الْإِثْمِ وَبَاطِنَهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَكْسِبُونَ الْإِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوا يَقْتَرِفُونَ
"Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan."
0 Komentar