Oleh: Titin Surtini
Muslimah Peduli Umat
Momen peringatan Hari Ibu tahun ini bertema "Perempuan Berdaya Indonesia Maju" Kita tahu bahwa tugas dan peran perempuan saat dipengaruhi oleh ideologi yang dianut suatu bangsa.
Perempuan adalah bagian tak terpisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana halnya laki-laki, perempuan mempunyai tugas dan peran penting untuk kebaikan bangsa.
Indonesia, meski penduduknya mayoritas muslim, tetapi pengaturan kehidupan bernegaranya, menganut ideologi sekuler kapitalisme. Hal itu sesuai dengan slogan peringatan Hari Ibu tersebut.
Yang uraiannya bermakna bahwa perempuan menggunakan potensi dirinya di dunia kerja untuk menafkahi diri dan keluarganya.
Pendapatan perempuan akan menambah pendapatan keluarga dan meningkatkan jumlah konsumsi sehingga berpengaruh pada nilai akumulasi pendapatan dan pembelajaan sehingga akan mempengaruhi besaran Gross Domestic Product (GDP). Jika angka GDP naik, maka kesejahteraan masyarakat naik. Ini adalah ciri ideologi kapitalisme, standar majunya bangsa ditakar dengan angka GDP.
Prinsip kapitalisme telah menipu perempuan dengan sejumlah slogan-slogan palsu, seperti kebebasan perempuan, pemberdayaan ekonomi, aktualisasi diri, serta pendidikan. Itu adalah senjata perempuan, kesetaraan gender, dan slogan lainnya yang semuanya menjadikan perempuan sebagai poros berputarnya roda ekonomi.
Mirisnya, pemerintah sekuler hanya berpikir bagaimana perempuan bisa bekerja dan menghasilkan uang. Tidak memperhatikan apakah pekerjaan tersebut haram ataukah halal, mengeksploitasi perempuan ataukah tidak.
Kenyataan tidak semua perempuan beruntung mendapat pekerjaan, ada yang memilih cara mudah menghasilkan uang dengan menjajakan tubuh dan kecantikannya sehingga merajalela kemaksiatan dan penyakit HIV-AIDS.
Bahkan dari banyaknya perempuan bekerja pun tidak bisa mengentaskan kemiskinan. Sebab timbulnya kemiskinan itu adalah karena distribusi kekayaan negara yang tidak adil, hanya menumpuk pada para kapitalis yang mempekerjakan para perempuan dan menjadikannya sebagai sapi perah.
Ideologi Islam
Ideologi Islam memandang kemajuan bangsa tidak ditentukan oleh perekonomian, melainkan dengan majunya peradaban yang lahir dari ideologi yang benar. Yaitu ideologi Islam.
Islam menetapkan tugas dan peran strategis perempuan pada fungsi keibuannya. Saat perempuan mengabdikan dirinya untuk merawat, membesarkan, dan mendidik anak-anaknya dengan baik, maka dari mereka akan lahir ulama-ulama dan pemimpin hebat, seperti Asy-Syafi’i, Muhammad al-Fatih, dan lain-lain.
Menjalankan fungsi ibu sebagai madrosatul ula tidak membuat perempuan miskin dan bangsa menjadi mundur. Sebagaimana fitnah feminisme yang menganggap peran domestik memiskinkan dan merendahkan perempuan.
Hukum Islam menetapkan bahwa kebutuhan hidup perempuan dan anak-anaknya wajib dicukupi oleh walinya. Oleh karena itu, Islam mewajibkan laki-laki sebagai wali perempuan untuk bekerja.
Selain itu, negara dalam Islam bertanggung jawab untuk menciptakan kesempatan kerja bagi laki-laki dengan upah yang cukup untuk menghidupi mereka dan keluarganya dengan layak sehingga perempuan tidak terpaksa pergi bekerja. Bagi perempuan yang tidak mempunyai wali atau kerabat, maka negara Islam telah menyiapkan dana untuk kebutuhan hidup mereka.
Tetapi Islam tidak mencegah perempuan untuk bekerja, selama pekerjaannya bukan yang diharamkan dan tidak mengabaikan peran dan tugas strategisnya di keluarga.
Perempuan punya hak mengelola keuangannya sendiri
Kontribusi perempuan yang bekerja di bidang kesehatan, pendidikan, bisnis dan sebagainya, dipandang sebagai sumbangsih yang berarti dalam kemajuan peradaban Islam.
Kehormatan dan kewibawaan perempuan hanya akan dijaga oleh aturan Islam yang tentu saja dengan penerapannya secara menyeluruh dibawah naungan Daulah Khilafah Islamiyyah.
Wallahu alam bissowab.
0 Komentar