MUBALIGH TANGSEL: SIMBOLISASI TAWAF, ALLAH SWT HARUS MENJADI POROS KEHIDUPAN


Oleh: Muhar
Jurnalis Lepas

Mubaligh Tangerang Selatan (Tangsel) Ustadz Ageung Suriabagja, S.H.I., M.Ag. menyatakan, Allah ﷻ harus menjadi poros kehidupan.

Berputar melalui Ka’bah mengelilingi kiblat (tawaf), mestinya menjadi simbolisasi bahwa Allah harus selalu ada. Harus menjadi poros hidup kita,” ujarnya dalam program PodCast Dakwah Tangsel (PDKT): Makna Ketaatan dalam Idul Adha, di kanal YouTube Dakwah Tangsel, Sabtu (1/7/2023).

Ia menjelaskan, Allah ﷻ sebagai poros atau pusat kehidupan maksudnya semua perbuatan dalam kehidupan pribadi, keluarga, pekerjaan dan sebagainya mesti pusatnya adalah Allah ﷻ. Semuanya disesuaikan dengan aturan Allah ﷻ yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Perintah dan larangan apa yang boleh dan yang tidak boleh harus merujuk kepada apa yang Allah turunkan. Bukan kepada syahwat, juga bukan kepada perintah orang lain yang bertentangan dengan perintah syariat,” jelasnya.

Mengambil ibrah dari ibadah haji, Ustadz Ageung pun berharap umat Islam kedepannya menyadari, bahwa poros hidup dan kehidupannya adalah Allah ﷻ. Jangan ketika pulang dari ibadah haji ke tempat masing-masing porosnya adalah yang lain.

Misalnya hal-hal duniawi, uang, harta atau manusia, pasangan, anak dan sebagainya. Dan dalam kehidupan sosial bernegara, porosnya juga adalah yang lain lagi (bukan Allah ﷻ),” pungkasnya.

Posting Komentar

0 Komentar