PERILAKU GENERASI MAKIN SADIS KARENA NILAI-NILAI SEKULERISME DAN KAPITALISME


Oleh: Nilawati Wahab
Jurnalis Lepas

Berbicara tentang perilaku dan kenakalan anak maupun generasi, semakin hari semakin banyak perilaku anak-anak atau generasi kita yang brutal dan sadis dalam bertindak. Semestinya anak muda ini berkarya, namun justru waktunya banyak dihabiskan oleh hal-hal yang tak bermakna, bahkan sebagian dari mereka seringkali berurusan dengan hukum.

Saat ini grafik jumlah kenakalan/kriminalitas anak muda semakin naik, bahkan sampai tingkat yang menghawatirkan. Ini menunjukkan permasalahan anak-anak remaja ini cukup kompleks. Persoalan ini tidak hanya diakibatkan oleh satu perilaku menyimpang saja, tetapi berbagai macam pelanggaran terhadap aturan agama, norma masyarakat atau tata tertib sekolah yang dilakukan mereka.

Bentuk kenakalan mereka yang mengarah pada kejahatan/Kriminalitas diantaranya seperti Narkoba. Sudah banyak remaja atau bahkan anak dibawah umur telah mengenal narkoba. Berapa banyak generasi kita telah menjadi korban dari barang haram ini, padahal mereka sudah banyak tahu soal bahaya dari penyalahgunaan narkoba. Tapi, tetap saja mereka penasaran untuk mencobanya, sedangkan narkoba menyebabkan efek ketagihan, sekali terjerumus pasti akan sulit terlepas dan menjadi kecanduan.

Narkoba bukan hanya mempengaruhi kondisi fisik, tapi obat-obatan ini juga bisa mempengaruhi mental si pemakai, bahkan bisa sampai mengancam nyawa.

Kenakalan yang dilakukan oleh anak remaja tidak hanya sampai disitu. Mereka bahkan bisa melakukan pembunuhan. Beberapa pembunuhan yang pelakunya remaja telah terjadi baru-baru ini. Masyarakat dibuat gempar oleh kabar pembunuhan di Sukabumi, yang dialami anak kelas 2 SD berinisial MHD (9 tahun) yang dibully sampai meninggal dunia akibat dikeroyok oleh kakak kelasnya pada senin 15 Mei 2023.

Pada tanggal 10 Januari 2023, di kota Makasar, Sulawesi Selatan terjadi juga pembunuhan yang dilakukan oleh 2 orang anak AD 17 tahun dengan MF 14 tahun yang membunuh anak 11 tahun untuk dijual organ tubuhnya, sementara itu ada anak usia 8 tahun yang diculik oleh AC 17 tahun, yang mencoba melakukan pemerasan dengan meminta uang tebusan Rp 100 juta. Belum lagi tawuran antar remaja dan lain-lain.

Bagaimana nasib masa depan negeri ini, jika generasi tetap berperilaku seperti itu? Segala tingkah pola kenakalan anak harus segera diatasi sedini mungkin agar masa depan negeri ini dapat terjamin.

Harus diakui bahwa perilaku kejahatan remaja adalah dampak dari pemikiran liberal yang dianut oleh mereka, dan pemikiran tersebut telah merusak pemuda setiap harinya. Fenomena ini menunjukkan bahwa potret remaja kita tak hanya buram tetapi juga kusut dan sulit terurai.

Lebih miris lagi, pemerintah pun seolah 'angkat tangan' dan kurang serius dalam mengatasi hal ini. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa grafik kejahatan remaja semakin hari semakin naik dan bertambah sadis serta kejam. Padahal sudah banyak kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi masalah ini, tetapi hasilnya belum signifikan.

Segala bentuk prilaku yang dilakukan generasi ini mestinya dilihat dengan pandangan yang menyeluruh, mencari akar dari semua permasalahan tersebut sehingga kita bisa mencari solusi yang tepat.

Jika masalah ini hanya dipandang sebagai permasalahan individu, rasanya kurang tepat. Sesungguhnya munculnya perilaku buruk remaja merupakan dampak dari jauhnya pemahaman agama dari mereka. Sistem sekuler yang menjauhkan agama dari kehidupan mereka adalah biang keladi persoalan ini.

Perilaku buruk mereka adalah persoalan yang mencakup keseluruhan remaja. Saat ini generasi sangat minim akan pemahaman agama, dikarenakan waktu mempelajari agama di sekolah sangat sedikit sekali, hanya dua atau tiga jam dalam seminggu, itupun cuma sekitar ibadah mahdoh saja. Bukan pemahaman agama yang semestinya.

Dengan melihat sederet gambar keburaman generasi, maka ini menjadi bukti kegagalan dari sistem sekulerisme-kapitalis-liberal yang diterapkan, sistem pendidikan sekuler-kapitalisme telah menyita waktu dan tenaga siswa untuk mengabaikan aspek pembentukan kepribadian yang kuat. Alih-alih mencetak generasi yang berkualitas dan kuat, namun jusru menghasilkan generasi yang menciptakan masalah, dan sistem sekuler ini akan sangat berpengaruh besar terhadap pola pikir generasi zaman sekarang.

Sistem ini juga telah menyeret generasi bangsa pada budaya hedonis yaitu budaya yang menghalalkan segala cara demi gaya dan popularitas, yang menjadi orientasi generasi muda. Inilah akar permasalahan generasi sekarang, kurikulum pendidikan yang berbasis sekularisme telah gagal membentuk generasi yang berkualitas. Generasi yang sungguh jauh dari harapan kita.


Islam Selamatkan Generasi

Dalam sistem Islam ada tiga peranan penting untuk menjadikan generasi yang unggul dan berkualitas yaitu:
  • Peran Keluarga,
  • Masyarakat dan
  • Negara.

Peran pertama yaitu peran keluarga yang berfungsi untuk membentuk ketakwaan, Kepribadian, pola pikir dan pola sikap Islam, karena Keluargalah sekolah pertama bagi generasi.

Selanjutnya peran kedua yaitu peran Masyarakat. Mereka berperan mengawasi prilaku yang menyimpang ditengah masyarakat, dengan amar ma'ruf nahi mungkar.

Ketiga yaitu peran negara. Negara sebagai institusi akan berperan untuk menerapkan aturan Islam secara menyeluruh di setiap aspek kehidupan, termasuk sistem pendidikan Islam yang berasas akidah Islam. Kewajiban negaralah untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat yang akan membuat masyarakat terhindar dari kejahatan.

Jadi jelas Perilaku generasi yang makin sadis dan brutal bukan hanya karena kurang pendidikan dari orang tua (keluarga) tapi juga kurangnya peran dari masyarakat dan negara. Padahal inilah poin yang sangat penting. Penerapan sekularisme-kapitalis juga telah terbukti memberi dampak buruk yang besar bagi generasi.

Wallahualam bishawab.

Posting Komentar

0 Komentar