Oleh: Anung
Muslimah Peduli Umat
Pemuda adalah generasi yang lahir dari rahim sebuah negara, bagaimana kualitas pemuda sangat ditentukan oleh arah pembangunan negara. Saat ini para pemuda muslim khususnya yang ada di Indonesia, belum memenuhi harapan umat Islam dengan profil khoirul ummah. Pihak yang harus bertanggung jawab atas hal tersebut adalah negara, bagaimanapun negara telah memiliki rancangan pembangunan yang mentargetkan pemuda, buktiknya, ada kementrian pemuda dan olahraga, ada direktorat keluarga, perempuan, anak, di badan perencanaan pembangunan Nasional (Bappenas).
Jika kita melihat potret pemuda saat ini, masih bermasalah seperti tidak taat syari'ah, lebih suka hidup gaya bebas, menjadi pelaku kriminal, prestasi akademik buruk, dan potret buram yang lainnya, maka penting untuk mengevaluasi rancangan dan implementasi pembangunan kepemudaan.
Kapitalisme telah menata dunia mengembangkan pendekatan pembangunan modernisasi selama era 50-an hingga 60-an, neoliberal selama era 80-an hingga saat ini, sistem ekonomi kapitalisme neoliberal telah mampu mewujudkan ambisi para kapitalis untuk mengumpulkan kekayaan tanpa halangan perdagangan antar negara.
Saat yang sama terjadi kemiskinan dan ketimpangan serta ketidakadilan di berbagai negara, kemiskinan dan ketimpangan menjadi masalah serius bagi tatanan kapitalisme, kondisi kemiskinan dan ketimpangan akan menyulut konflik sosial.
Sebabnya, masing-masing orang akan berebut sumber daya, demi mempertahankan hidup, apalagi saat dunia memiliki kaum muda yang lebih banyak, karakter muda yang selalu menginginkan perubahan bisa mendorong mereka mencari cara lain dalam bertahan hidup. Dalam kondisi ini, para pemuda akan menggerakkan perubahan sosial untuk mencari tatanan yang lebih menyejahterakan, ini dianggap membahayakan kapitalisme.
Kapitalisme mencoba memformulasikan ancaman dari Islam dan konflik akibat kegagalan pembangunannya, dengan membuat narasi War on Terrorism (WOT) (perang melawan terorisme), lalu ditambah dengan narasi perang melawan ekstremisme dan radikalisme.
Rezim global telah menyembunyikan kegagalan pembangunan kapitalisme dibalik narasi memerangi radikalisme dan ekstremisme, AS melalui PBB telah mengajak semua negara serta melibatkan semua komunitas untuk merespon dan ikut dalam setiap program memerangi Islam, politik isu konflik dan kekerasan yang di narasi kan sebagai ekstremisme dan radikalisme menjadi persoalan yang paling berbahaya bagi kapitalisme, karna bisa menghambat agenda pembangunannya, tidak aneh, isu keamanan dan perdamaian menjadi isu utama yang diaruskan.
Barat menginginkan dukungan Dunia untuk menghilangkan semua potensi konflik dan kekerasan, dengan melibatkan komponen paling berpengaruh dalam pembangunan yakni pemuda. Jadi pemberdayaan pemuda tidak berdampak positif bagi kemajuan negeri, penerapan aturan hidup yang serba sekuler liberal dan kapitalistik mematikan semangat juang pemuda.
Negara juga lepas tangan dari pengaturan berbagai urusan umat, justru hanya membentuk generasi yang serba tahu, tetapi rapuh akibat tidak memiliki sandaran nilai-nilai Islam. Maraknya, krisis moral dan kriminalitas di kalangan generasi muda justru terjadi, tak jarang basis teknologi tanpa benteng negara menjadi sumbernya, berbagai kerusakan begitu mudah tersebar luas di kalangan pemuda, membentuk gaya hidup yang jauh dari nilai-nilai Islam.
Kondisi ini semakin di perburuk dengan masuknya program moderasi beragama ditengah-tengah pemuda, ini adalah agenda kapitalisme global untuk menyelesaikan persoalan konflik dan tantangan ideologi Islam, ada propaganda terorisme yang dilekatkan pada ajaran Islam, ada pengharusan moderasi Islam yang merekonstruksi ajaran Islam agar sesuai dengan nilai-nilai sekuler liberal, ini dilakukan juga di kalangan pemuda, dengan cara ini Islam hanya akan menjadi agama ritual tanpa pengaruh dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, apalagi percaturan politik internasional.
Berbagai narasi diciptakan untuk menjerat pemuda kearah moderasi Islam, misalnya gagasan demokratisasi, kesetaraan, keadilan, toleransi, pemberdayaan ekonomi, HAM, dll. Pada saat yang sama diaruskan pula narasi tentang pentingnya rekontekstualisasi ajaran Islam yang bahaya (pundamentalisme Islam), semua narasi ini masuk melalui jalur pendidikan di semua level dan semua kanal, targetnya adalah menghilangkan identitas Islam dari generasi muslim, meskipun mereka beragama Islam.
Kepribadian Islam adalah solusi kehidupan, tapi justru pemuda menjadi generasi yang senang dengan budaya sekuler, hasilnya pemuda butuh arah pemberdayaan baru yang mengembalikan arah berpikir kritis, pemuda sebagai agent of change, arah pemberdayaan ini harus lahir dari proses berpikir yang paradigmatik ideologis, bukan pragmatis, dengan kekuatan berpikir paradigmatik itulah potensi pemuda terpadu untuk merealisasikan solusi bagi persoalan negara ini, sekaligus mampu mewujudkan cita-citanya menjadi negara besar, kuat dan mandiri.
Islam adalah agama yang sempurna. Islam tegak diatas akidah yang memancarkan sistem hidup yang benar, pada masa lalu, saat diterapkan negara dalam mengurus seluruh bidang kehidupan, Islam terbukti telah melahirkan generasi hebat yang mampu membangun peradaban cemerlang.
Mereka adalah generasi atau pemuda yang memiliki ketakwaan tinggi dan mampu berkarya untuk kemaslahatan umat manusia, sudah sepantasnya pembangunan pemuda diarahkan ke sana. Ini semua hanya akan terwujud ketika Khilafah tegak. Janji Allah ï·» ini pasti akan datang.
0 Komentar