Oleh: Abdul Basit
Jurnalis Lepas
وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٍ مِّن طِينٍ . ثُمَّ جَعَلْنَٰهُ نُطْفَةً فِى قَرَارٍ مَّكِينٍ . ثُمَّ خَلَقْنَا ٱلنُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا ٱلْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا ٱلْمُضْغَةَ عِظَٰمًا فَكَسَوْنَا ٱلْعِظَٰمَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَٰهُ خَلْقًا ءَاخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحْسَنُ ٱلْخَٰلِقِينَ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. Al-Mu'minun: 12-14)
Andai kita tidak membaca Al-Qur'an, tetap akan kita ketahui bahwa kita mengalami fase yang pertama kelahiran dan fase yang kedua kematian karena hal itu adalah fakta, kita semua dilahirkan kedunia ini dan siapapun diantara kita pasti akan mati. Namun kita tidak akan tahu akan kemana kita setelah mati.
Dengan kita membaca, menghafal dan mengamalkan Al-Qur'an kita menjadi sangat yakin bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah atau firman Allah ﷻ maka kita menjadi tahu bahwa setelah mati nanti kita akan dibangkitkan oleh Allah ﷻ.
ثُمَّ اِنَّكُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ لَمَيِّتُوْنَ ۗ ثُمَّ اِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ تُبْعَثُوْنَ
Kemudian setelah itu, sesungguhnya kamu pasti mati. Kemudian, sesungguhnya kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat. (QS. Al-Mu'minun: 15-16)
Sesungguhnya kita semua pada hari kiamat akan dibangkitkan, kebangkitan pada hari kiamat nanti adalah sebuah kepastian bukanlah dongeng ataupun ramalan masa depan. Kemudian pertanyaannya adalah kemana setelah kita dibangkitkan?
Hanya ada dua kemungkinan setelah kita dibangkitkan nanti yaitu Apakah kita akan menjadi Ashabul Yamin golongan kanan atau Ashabus Shimal golongan kiri.
Siapa itu Ashabul Yamin? Dialah Ashabul Jannah sementara Ashabul Shimal Dialah Ashabunnar penghuni neraka.
Kita tentu tidak ingin menjadi bagian dari Ashabul shimal dan disebut oleh Allah ﷻ sebagai seburuk-buruk tempat kembali yang di dalamnya terkumpul seluruh penderitaan bahkan segala macam penderitaan yang mata belum pernah melihat, telinga belum pernah mendengar dan siapapun belum pernah merasakannya.
Digambarkan dalam sebuah hadits :
إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا مَنْ لَهُ نَعْلاَنِ وَشِرَاكَانِ مِنْ نَارٍ يَغْلِى مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِى الْمِرْجَلُ مَا يَرَى أَنَّ أَحَدًا أَشَدُّ مِنْهُ عَذَابًا وَإِنَّهُ لأَهْوَنُهُمْ عَذَابًا
"Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya adalah seseorang memiliki dua sandal dan dua tali sandal dari api neraka, seketika otaknya mendidih karena panasnya sandal tersebut sebagaimana kuali mendidih. Orang tersebut merasa bahwa tak ada seorang pun yang siksanya lebih pedih daripadanya, padahal siksanya adalah yang paling ringan di antara mereka." (HR. Muslim)
Siapa saja yang mendapati siksa seperti itu dia akan merasa bahwa siksa yang paling berat telah menimpanya, padahal itu adalah siksa paling ringan.
Oleh karena itu jelaslah bagi kita, tidak ada pilihan lain kecuali menjadi bagian dari Ashabul Yamin golongan kanan dan Dialah Ashabul Jannah.
Pertanyaannya kemudian, apa yang bisa memastikan kita atau menjamin kita kelak akan menjadi bagian dari Ashabul Yamin dan menjadi bagian dari Ashabul Jannah? Apa yang bisa memastikan kita menjadi Ashabul Yamin atau apa jaminannya?
Hanya ada satu cara untuk memastikan kita menjadi bagian dari Ashabul Yamin, apa itu?
Yaitu ketika kita menjalani kehidupan di dunia yang sementara ini sesuai misi penciptaan yang diberikan Allah ﷻ yaitu Ibadah, betul-betul sesuai dengan misi penciptaan kita.
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Az-Zariyat: 56)
Sinergi Artikel :
0 Komentar