WAHAI PEMIMPIN, BERSIKAPLAH SEPERTI ABU BAKAR SAAT MENERIMA MASUKKAN UMAR


Oleh: Nasrudin Joha
Pengamat Politik dan Sejarah

Dalam rangka membasmi nabi palsu Musailamah al Kazab dan para pengikutnya perang Yamamah akhirnya pecah, banyak penghafal Al-Qur'an (ظﺎﻔﺣﻟا) yang syahid dalam perang tersebut. Kemudian, muncul kekhawatiran Umar R.A. terhadap keberlangsungan Al-Qur'an jika para penghafalnya mulai hilang.

Karena pemimpin umat Islam saat itu adalah Abu Bakar R.A., kemudian Umar R.A. Menyampaikan niatnya kepada Abu Bakar. Umar R.A. mengusulkan untuk mengumpulkan Al-Qur'an, yang ditulis dalam bentuk manuskrip.

Hal tersebut mendapat penolakan keras dari Abu Bakar R.A. sebagaimana dituliskan dalam sejarah biografi Abu Bakar R.A.,

"Bagaimana mungkin engkau melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan Rasul ﷺ?" tanya Abu Bakar.

"Demi Allah, ini adalah hal yang baik" Jawab Umar.

Umar R.A. selalu mengulang nasihatnya kepada Abu Bakar R.A. hingga akhirnya Allah ﷻ meluluhkan hati Abu Bakar R.A. hingga beliau mau mendengarkan masukkan dari Umar R.A..

Lalu, Abu Bakar R.A. (khalifah saat itu) memutuskan untuk mengumpulkan Al-Qur'an menjadi mushaf. Proyek ini dipimpin oleh Zaid Bin Thabit, Sekretaris Baginda Nabi ﷺ.

Bayangkan saja bagaimana nasib umat Islam saat ini jika Abu Bakar R.A. menolak tawaran Umar R.A.? Bukankah kekhawatiran Umar R.A. tentang hilangnya Al-Qur'an mungkin saja terjadi?

Bayangkan, jika Abu Bakar R.A. menolak usulan Umar R.A. dan berkata membukukan Al-Qur'an adalah bid'ah karena tidak ada di zaman Nabi, bukankah generasi sekarang akan kehilangan Al-Qur'an?

Coba pikirkan apa jadinya jika kitab suci umat Islam, jika Abu Bakar R.A. menolak tawaran Umar R.A. dan memutuskan hubungan dengan Umar R.A.?

Jadi tidak peduli siapa Anda, jika Anda memiliki tugas kepemimpinan. Jangan menutup diri, apalagi menutup telinga dari menerima masukan.

Bukankan rakyat berhak memberikan masukan kepada pimpinannya? Kemana rakyat akan menyampaikan pendapat jika bukan pada pimpinannya?

Apalagi jika ini tentang Dakwah dan kemaslahatan bersama, mengapa Anda mengatakan tidak?

Bahkan jika Anda menolak karena menurut Anda masukannya tidak dapat diterima, jangan justru menutup telingga. Namun, dengarkan dengan sabar masukan tersebut dan sekaligus berdoa semoga Allah ﷻ memberikan kesempatan kepada Anda untuk dapat menerima masukan tersebut.

Bijaklah seperti Abu Bakar R.A. yang mau menerima masukan Umar R.A. padahal awalnya Abu Bakar R.A. tidak setuju, namun Abu Bakar R.A. tidak menjauhkan diri dari Umar R.A.

Umar R.A. juga tidak menyerah, terus mendampingi pemimpinnya sambil terus menegaskan kembali pandangannya bahwa menghimpun Al-Qur'an itu penting untuk masa depan umat Islam. Hingga akhirnya Abu Bakar R.A. luluh, menerima masukan dari Umar R.A. dan memerintahkan Zaid Bin Thabit untuk mengumpulkan Al-Qur'an menjadi satu mushaf.

Wahai Pemimpin, siapapun kamu. Faktanya, banyak rakyat negeri ini yang meneladani Umar R.A. dan selalu membersamai pemimpinnya setiap saat dan memberikan masukkan-masukkan yang baik untuk keberlangsungan bangsa ini.

Maka bersikaplah seperti Abu Bakar R.A. yang masih mau mendengarkan walaupun Abu Bakar R.A. menolak, hingga Allah ﷻ membalikkan hati Abu Bakar R.A. untuk dapat menerima masukkan. Jangan menutup diri dan menutup telinga hanya karena menolak pendapat mereka.

Sesungguhnya masukan rakyat kepada Anda adalah bukti mereka mencintai Anda. Rakyat ingin mengambil manfaat dari dakwah ini melalui otoritas yang Anda miliki. Jadi bertindaklah seperti pemimpin yang adil. Jangan bertindak zalim seperti rezim yang selalu dikritik saat ini karena tidak mau menerima setiap aspirasi rakyatnya.

Posting Komentar

0 Komentar