Oleh: Nasrudin Joha
Wartawan Lepas
Aktivis muslim Iffah Ainur Rochmah mengatakan, pendidikan nasional berbasis sekularisme saat ini semakin mempengaruhi kurikulum, program, dan sistem pendukung pendidikan.
“Kritik mendasar terhadap masalah pendidikan saat ini adalah karena sekularisme menjadi dasar yang semakin menyempurnakan kurikulum, program, dan sistem pendukung pendidikan,” ujarnya, Rabu, 3 Mei 2023.
Salah satu masalah yang ditimbulkan oleh sistem pendidikan yang berbasis sekularisme adalah rusaknya moralitas manusia. “Betapa banyak kerusakan akhlak dan perilaku manusia yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak dikendalikan oleh agama (Islam),” lanjut Iffah.
Iffah melihat bukti yang tak terbantahkan, bahwa meski sekularisme tidak secara eksplisit diakui sebagai landasan di negeri ini, namun sekulerisme menjadi dasar pandangan bernegara yang alergi terhadap segala hal berbau Islam. Ajaran Islam sebagai ritual tidak dihalangi di negeri ini, namun sosialisasi Islam kaffah selalu dipandang negatif dalam prinsip sekularisme.
Generasi Muslim hasil dari pendidikan sekuler memiliki kesamaan sifat dengan penganutnya di dunia Barat. Mereka memiliki banyak kemajuan fisik namun rapuh dalam kepribadian dan kesehatan mental serta memiliki gaya hidup individualis.
Dalam pandangan Iffah, generasi yang dibesarkan oleh sistem sekuler sulit untuk menjadi manusia sempurna yang berkepribadian Islami. Banyak dari mereka yang kecanduan hidup nyaman ala kapitalis yang bergantung pada pendapatan materi. Dan mereka biasanya tidak membutuhkan Islam kaffah karena mereka masih bisa beribadah mahdhah dalam sistem saat ini.
“Selain itu, kami ingin mereka menjadi agen perubahan. Harus ada upaya lain untuk menjadikan mereka agen perubahan, yang mengkritisi sistem sekuler dan berjuang mempertahankan sistem Islam,” kata Iffah.
Sistem Pendidikan Islam
Dalam Sistem Pendidikan Islam (SPI), Iffah mengatakan jika Islam dianut dan diamalkan secara utuh oleh segenap bangsa atau negara, SPI bisa saja muncul. SPI merupakan bagian penting dari kewajiban negara untuk menjamin pendidikan gratis dan berkualitas tinggi untuk semua rakyatnya.
Iffah menjelaskan, SPI tentu berlandaskan akidah Islam dan struktur kurikulumnya ditujukan untuk membentuk manusia berkepribadian Islami yang mengabdi kepada Sang Khaliq, SPI akan membentuk manusia dengan daya juang yang tinggi karena kecakapan keilmuannya untuk menghadapi tantangan zaman. Hal tersebut telah terbukti dengan sejarah peradaban Islam yang di toreh dengan tinta emas dan menjadi landasan dasar peradaban dan teknologi modern saat ini.
Jadi sebenarnya keluaran SPI adalah generasi yang berkepribadian kuat, tidak rentan dalam menghadapi isu dan tidak mudah terpengaruh oleh arus eksternal yang bertentangan dengan Islam, kata Iffah.
Dia menyimpulkan: “Generasi ini pula yang akan mendedikasikan kemampuannya untuk berkontribusi besar pada perubahan menggantikan dominasi peradaban sekuler, menggantinya dengan peradaban Islam yang menaungi.”
0 Komentar