MASIH SAJA ANDA PERCAYA JANJI CAPRES?


Oleh: Nasrudin Joha
Pengamat Politik dan Aktivis

Dahulu Ustadz Abdul Shomad (UAS) pernah mempercayakan tassbihnya kepada Prabowo, lalu Prabowo-Sandi berkampanye Anda mengira bahwa negara ini sedikit lagi menjadi negara yang adil dan makmur. Dulu, saat Ustaz Adi Hidayat menempelkan telapak tangannya di dada Prabowo, rasanya kemenangan sudah di depan mata.

Besar harapan ummat agar macan Asia itu bangkit dan jatuh bersama rakyat, dengan gagahnya mengebrak meja di podium, membulatkan tekad untuk mengabdikan diri pada bangsa dan negara, mimpi perubahan bermunculan seperti jamur setelah hujan. Tapi bagaimana dengan hasilnya? Semua itu berakhir menjadi lelucon, dan kenyataanya 'Dia' bukanlah harimau Asia, melainkan kucing Persia.

Marilah kita hitung kembali, berapa banyak waktu, tenaga, keringat, harta dan nyawa yang hilang dalam pemilihan Presiden itu? Siapa yang pertama kali ikut demo di Bawaslu? Siapa yang pernah ikut demo di MK? Siapa juga yang ditangkap dan dipenjara karena dukungannya dalam pemilihan Presiden? Siapa yang mati sia-sia karena pemilihan Presiden?

Jadi hari ini, apakah Anda ingin melakukannya lagi? Bertengkar, berdebat, bahkan berkelahi di kehidupan nyata maupun di grup WA, hanya untuk mendukung calon Presiden? Apakah Anda yakin calon Anda memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai Presiden? Apakah Anda yakin calon Anda tidak akan berkhianat untuk menjadi kucing Persia?

Bayangkan jika perjuangan Anda sia-sia karena pengkhianatan. Lihat kembali langkah Anda, karena mungkin pengorbanan besar Anda akan menjadi sesal di kemudian hari. Berkacalah, Anda terlalu sibuk untuk mendukung calon presiden dan tidak siap dengan buffer dan exit strategy jika calon Anda berkhianat lagi.

Lalu mengapa Anda justru tidak berfikir dan mengerahkan energi Anda untuk berjuang dalam menyingkirkan kapitalisme, kolonialisme serta demokrasi sekuler di negeri ini dan melindungi negara dari ancaman ideologis sosialisme dan komunisme.

Mari pikirkan. Apa akar permasalahan negara? Apakah para pemimpinnya? Ya, tentu saja. Tapi apakah hal tersebut adalah sumbernya? Tentu saja tidak. Selain kepemimpinan, ada masalah lain, yaitu sistem. Sistem ini telah menghasilkan pemimpin yang tidak adil, korup dan tidak dapat dipercaya.

Jika fokusnya hanya pada pergantian pemimpin, maka tidak akan ada yang berubah. Anda terus berjuang setiap lima tahun sekali untuk mengusung calon Presiden dan menyerang lawan politik Anda, hingga persaingan akan semakin brutal. Namun kenyataanya, Anda hanya keluar dari mulut buaya dan masuk ke mulut harimau.

Sekarang, saya pikir kita semua harus lebih pintar. Lebih terbuka terhadap ide-ide dari pihak lain, apalagi jika ada ide-ide yang menawarkan solusi Islami.

Apalagi jika Anda adalah muslim, agama Anda mengajarkan Anda untuk membela, berjuang dan berkorban untuk membela agama. Bukan untuk membela tokoh atau siapa pun.

Tidak mengapa membela seorang tokoh tertentu, asalkan mereka membela Anda dan agama Anda. Jika mereka tidak melindungi Anda, mengapa Anda mau dibodohi untuk melindungi mereka?

Jika bicara Pilpres dan Anda mencari tokoh maka carilah yang membela Anda. Faktanya ummat di negeri ini memiliki banyak permasalahan dari tragedi KM 50, Proyek IKN, kereta cepat, korupsi Jiwasraya, Asabri, serbuan TKA asing, korupsi E KTP, Century, dll.

Apakah ada calon presiden yang pernah terlibat dan membela 6 syuhada KM 50? Adakah yang ikut demo dan menuntut investigasi menyeluruh atas tragedi KM 50? Atau adakah yang memberikan pernyataan kritis terhadap tragedi KM 50 dalam materi kampanye mereka?

Apakah ada capres yang mengkritik proyek IKN? Ikut demo menyeru pembatalan IKN? Ditangkap seperti Edy Mulyadi, atau setidaknya berpidato kritis terhadap kebijakan proyek IKN dalam materi kampanyenya? Sebagian besar kandidat presiden bahkan ikut menjamin keberlangsungan program IKN tersebut jika mereka menang.

Jika belum berkuasa saja mereka tidak berani berbicara, bagaimana kita bisa menuntut mereka ketika mereka menang kelak? Mereka hanya cukup membuat alasan bahwa mereka tidak pernah berjanji. Yang telah berjanji saat kampanye saja dapat dengan mudah dikhianati, apalagi jika tidak pernah dijanjikan dalam kampanye?

Saya hanya mengingatkan agar tidak terlalu kaget dan mudah melupakan pengkhianatan maupun janji capres. Anda selalu memikirkan mereka, tetapi apakah Anda tahu mereka tidak pernah memikirkan Anda? Mereka hanya sibuk mengejar mimpi mereka untuk berkuasa.

Posting Komentar

0 Komentar