Oleh: Nasrudin Joha
Jurnalis Lepas
Diduga menjadi korban serangan ransomware Lockbit 3.0, Bank Syariah Indonesia (BSI) masih belum melakukan klarifikasi. Padahal hacker tersebut mengklaim memiliki 1,5 TB data yang dicuri dari serangan tersebut.
Lockbit membeberkan kebocoran data yang dialami nasabah BSI meliputi nama, nomor ponsel, alamat, saldo rekening, riwayat transaksi, tanggal pembukaan rekening, informasi pekerjaan, dan data lainnya.
Itulah informasi yang disampaikan pakar keamanan siber sekaligus pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto pada Sabtu 13 Mei 2023, mengutip dari pernyataan Lockbit di situsnya. Situs tersebut tidak bisa diakses melalui browser biasa dan harus menggunakan browser yang bisa mengakses deep web.
"Total data yang dicuri adalah 1,5 TB," tulis Teguh dalam cuitan Twitternya.
Jumlah kapasitas tersebut diklaim berisi 15 juta data nasabah BSI, termasuk password akses internet dan layanan yang mereka gunakan.
Menurut pemberitaan sebelumnya, sejak Senin lalu 8 Mei 2023, layanan perbankan BSI dilaporkan mengalami error selama beberapa hari berturut-turut. Banyak pelanggan mengeluh bahwa mereka tidak dapat mengakses aplikasi mobile banking atau ATM.
BSI berpendapat bahwa gangguan tersebut terjadi karena proses pemeliharaan sistem yang sedang berlangsung. Lalu BSI menambahkan karena hal tersebut untuk sementara layanan tidak dapat diakses.
Akan tetapi, lewat cuitan Teguh justru menyatakan bahwa Hacker Lockbit 3.0 terlibat dalam error tersebut.
Dalam cuitannya Teguh menulis: "Setelah kemarin seluruh layanan @bankbsi_id offline selama beberapa hari dengan alasan maintenance, hari ini confirm bahwa mereka menjadi korban ransomware,"
Tweet tersebut diunggah beserta screenshot pengumuman rilis Lockbit 3.0.
Kami bersama dengan beberapa jurnalis lainnya berusaha menghubungi Direktur Utama BSI Hery Gunardi untuk melakukan klarifikasi terkait informasi serangan ransomware Lockbit 3.0 tersebut, tetapi tidak mendapat kabar hingga berita ini kami rilis.
0 Komentar